20 Trainset LRT Jabodebek Tak Beroperasi, Menteri BUMN: Dulu Wright Brothers Nyiptain Pesawat Juga Enggak Langsung Terbang

Kasus yang terjadi pada gerbong kereta LRT Jabodebek akan menjadi pembelajaran penting bagi Indonesia dalam industri perkeretaapian. Saat ini ekosistem industri perkeretaapian terbagi menjadi dua.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Okt 2023, 18:30 WIB
LRT Jabodebek yang beroperasi saat ini hanya 9 rangkaian kereta atau trainset. Pasalnya, dari total 29 trainset yang ada, sebanyak 20 rangkatan LRT Jabodebek harus menjalani perawatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - LRT Jabodebek yang beroperasi saat ini hanya 9 rangkaian kereta atau trainset. Pasalnya, dari total 29 trainset yang ada, sebanyak 20 rangkatan LRT Jabodebek harus menjalani perawatan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun meminta semua pihak memaklumi LRT Jabodebek yang tengah jalani perawatan tersebut. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan Presiden Joko Widodo yang mengakui penggunaan teknologi pertama pasti tidak sempurna.

“Kemarin kan sudah disampaikan oleh Bapak Presiden, MRT pertama bangun, Kereta Cepat pertama bangun, LRT apalagi buatan sendiri semua. Ya kita jangan melihat dari sisi negatifnya tapi itu sebuah proses, proses yang kita harus lakukan ya,” kata Erick saat ditemui di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (28/10/2023).

Erick menuturkan kondisi serupa tidak hanya dialami Indonesia yang sedang mengembangkan penggunaan teknologi dalam sistem transportasi. Dia bilang, pencipta pesawat pertama juga tidak langsung sempurna saat pertama kali diciptakan.

“Kalau kita ingat dulu Wright Brothers di Amerika itu nyiptain pesawat terbang juga enggak langsung terbang. Ada jatuhnya, ada terbangnya, itu proses yang kita harus dijalanin gitu,” kata Erick.

Harusnya Diapresiasi

Alih-alih mencemooh produk buatan dalam negeri, Erick meminta semua pihak memberikan apresiasi terobosan yang dilakukan anak negeri. “Kita harus bangga sebagai bangsa bahwa kita bisa,” katanya.

Erick mengatakan, dalam pertemuan pemimpin negara di acara Belt and Road di China produk buatan Indonesia. Khususnya gerbong-gerbong kereta yang diproduksi INKA untuk kebutuhan negara berkembang.

Sehingga kasus yang terjadi pada gerbong kereta LRT Jabodebek akan menjadi pembelajaran penting bagi Indonesia dalam industri perkeretaapian. Saat ini ekosistem industri perkeretaapian terbagi menjadi dua.

Pertama yang bekerjasama dengan Jepang untuk kereta api konvensional. Kedua ekosistem yang bekerjasama dengan China untuk Kereta Cepat. Namun dari dua kerja sama itu, Indonesia hanya menjadi ‘konsumen’. Makanya pemerintah ingin turut ambil bagian sendiri sebagai produsen di proyek LRT Jabodebek.

“Tetapi ujungnya kita dapat apa? Yaitu kita harus bisa bikin kereta api itu sendiri ke depan. Nah ini yang kita dorong secara bersama,” pungkasnya.


Cuma Jalan 9 Kereta, Waktu Tunggu LRT Jabodebek Jadi 1 Jam

Penambahan jumlah perjalanan LRT Jabodebek ini merupakan hasil evaluasi melihat tingginya kebutuhan masyarakat pengguna LRT Jabodebek. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pengoperasian awal LRT Jabodebek kembali menemui kendala pasca hanya bisa mengoperasikan 9 rangkaian kereta atau trainset. Pasalnya, dari total 29 trainset yang ada, sebanyak 20 rangkatan LRT Jabodebek harus menjalani perawatan.

Keterbatasan ini turut memangkas pengoperasian LRT Jabodebek, dari sebelumnya 234 perjalanan setiap hari menjadi 131 perjalanan LRT setiap hari. Waktu tunggu atau headway antar kereta pun jadi molor hingga 1 jam, dari sebelumnya hanya 15 menit.

Manajer Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengatakan, keterbatasan moda tersebut membuat waktu tunggu kereta lebih lama empat kali lipat di jam non sibuk (peak hours).

"Kami saat ini menjalankan sebanyak 9 trainset. Sehingga kami mengatur perjalanan pada hari kerja dengan mengurangi frekuensi pada non peak hours di antara jam 10.00-15.00 WIB, keberangkatannya menjadi sekitar 1 jam," ujar Kuswardoyo, Jumat (27/10/2023).

Imbasnya, LRT Jabodebek juga harus memperpanjang jam pengoperasian dengan keberangkatan terakhir menjadi pukul 20.12 WIB.

"Jadi kami mengatur ulang jadwal perjalanan dengan mengurangi perjalanan di non peak hours, maka keberangkatan di jam tersebut menjadi 1 jam," imbuh Kuswardoyo.


Toleransi Waktu Sibuk

Light rail transit (LRT) Jabodebek saat mengikuti uji coba operasional terbatas, Jakarta, Minggu (27/08/2023).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Namun, LRT Jabodebek masih memberi toleransi pada waktu sibuk, baik pagi maupun sore hari ketika jam pemberangkatan atau pulang kerja. Untuk rute Jatimulya-Dukuh Atas, jeda waktu pemberangkatannya berjarak 30 menit di bawah pukul 09.30 WIB dan di atas pukul 15.00 WIB.

Sedangkan untuk LRT Jabodebek rute Harjamukti-Dukuh Atas, jeda waktu pemberangkatannya berjarak 30 menit di bawah pukul 09.42 WIB dan di atas pukul 15.12 WIB.

"Karena perjalanan KA akan berjalan sesuai sistem dan waktu tempuh. Sehingga akan ada perjalanan diantara jam 9.30 sampai 10.00 WIB masih ada yang 30 menit, tapi ada juga yang sebelum jam 10 sudah berjarak 1 jam," terang Kuswardoyo. 

Infografis LRT Jabodebek (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya