Liputan6.com, Jakarta Bakal calon wakil presiden (bacawapres) dari Koalisi Indonesia Maju yaitu Gibran Rakabuming Raka 'membocorkan' beberapa program yang akan dilakukan apabila dirinya dan calon presiden Prabowo Subianto terpilih di pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Gibran saat pidato terbuka pertamanya di GBK Arena Jakarta. Sejumlah program-program 'dibocorkan' antara lain Dana Abadi Pesantren, Kartu Indonesia Sehat untuk Orang Lanjut Usia (KIS Lansia), dan Kartu Anak Sehat.
Advertisement
Ketua Divisi Kampanye Nasional Bappilu DPP Partai Hanura Jimmy Charles Kawengian menilai hal yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah program baru yang benar-benar dirasakan pada lapisan masyarakat dan bukan sebatas meneruskan yang sudah dijalankan pemerintahan sebelumnya.
"Pasangan Prabowo-Gibran yang terlalu menjiplak bahkan hanya meneruskan program-program sebelumnya seperti itu sama saja dia tidak punya program baru," ujar Charles seperti dikutip dari keterangan tertulis diterima, Minggu (29/10/2023).
Jimmy yakin, semua lapisan masyarakat sudah tercover dengan program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Lalu yang jadi pernyataan adalah mengapa Prabowo-Gibran membuat KIS Lansia.
"Rakyat Indonesia membutuhkan program-program baru yang benar-benar menyentuh di semua kalangan bukan program sudah lama lalu dijiplak dan dikasih bumbu akhirnya, tapi semuanya sama saja," tegas dia.
Gibran Rakabuming Raka langsung menyampaikan berbagai program unggulan yang nantinya akan dilaksanakan jika terpilih menjadi wakil presiden. Khusus di bidang kesehatan, Gibran yang dipasangkan dengan Prabowo Subianto menyebut soal Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia dan Kartu Anak Sehat.
"Mohon izin Pak Prabowo, saya akan membocorkan sedikit program unggulan. Sekarang sudah ada KIS, ada Kartu Indonesia Pintar, ada Program Keluarga Harapan (PKH), nanti saya tambahkan lagi KIS lansia," ucap putra sulung Presiden Jokowi itu saat menggelar acara di Indonesia Arena, Senayan, Rabu (25/10/2023).
Untuk Program Kartu Anak Sehat, Gibran memanggil istrinya, Selvi Ananda, naik ke atas panggung membawa papan program yang telah direncanakan. Program ini dalam upaya mencegah stunting.
“Ada satu lagi, tapi ini yang bawa biar istri saya saja, soalnya ini berhubungan dengan ibu dan anak, Kartu Anak Sehat untuk pencegahan stunting," kata wali kota Solo itu.
Gibran Tidak Kompeten, Belum Saatnya Jadi Cawapres
Senada dengan itu, Ketua DPP Partai Perindo Yusuf Lakaseng menilai program-program disampaikan putra sulung Presiden Jokowi diyakini sudah ada di era pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Menurut dia, hal itu menandakan Gibran Rakabuming Raka tidak mengenal secara baik program apa saja yang dijalankan Presiden Jokowi.
"Dari situ kita meragukan kapasitasnya, sepertinya belum kompeten. Memang seharusnya belum saatnya jadi cawapres," ujar Yusuf dalam keterangan yang sama.
Yusuf membandingkan kondisi itu berbeda ketika melihat program-program yang ditawarkan Ganjar-Mahfud. Sebab, ada hal-hal solutif yang lebih anyar ditawarkan dan dibutuhkan masyarakat di tingkat akar rumput.
"Program unggulan Ganjar-Mahfud adalah satu desa, satu dokter, satu puskemas. Di setiap 1 keluarga miskin menciptakan 1 sarjana, menaikan gaji guru," ungkap Yusuf.
Selain itu, menurut dia, Ganjar-Mahfud memiliki program percepatan ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital. Stabilitas harga bahan pokok, pemberantasan korupsi yang tidak pandang bulu dan penguatan jaring pengaman sosial.
"Satu kartu yaitu KTP untuk untuk semua program sosial," jelas dia.
Advertisement
KIS Lansia Buatan Gibran Tidak Perlu, Sudah Dicover Program KIS
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan KIS Lansia tidak diperlukan karena para kelompok lanjut usia sudah terakomodir dalam program KIS.
Isa menjelaskan para lansia dari keluarga tidak mampu sudah tercover dalam data program keluarga harapan (PKH) alias data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Oleh karena itu, mereka sudah otomatis terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
"KIS untuk lansia sebetulnya sebagian besar lansia kalau tidak dalam keluarga mampu sudah tercover karena dalam daftar PKH atau sembako. Jadi dia ada dalam DTKS, seharusmya mereka-mereka itu sudah tercover karena ada dalam DTKS otomatis menjadi penerima PBI BPJS," ujar Isa.
Isa menyampaikan apabila ada lansia yang belum tercover, maka akan dilakukan perbaikan data. "Tapi seharusnya kita cukup dengan program saat ini," tambahnya.
Selain itu, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kemenkeu, Andin Hadiyanto mengatakan terkait Dana Abadi Pesantren tidak terpisahkan dari Dana Abadi Pendidikan. Ia mengatakan Dana Abadi Pendidikan saat ini berjumlah Rp106,1 triliun.
Artinya, dari total dana abadi yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ada Rp134,1 triliun yang dicairkan. Khusus untuk pesantren, belanja tahun ini dialokasikan adalah Rp250 miliar.
BPJS Watch Kritik Program KIS Lansia Gibran
Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menyatakan perlu diketahui bahwa KIS itu nama kartu untuk seluruh rakyat Indonesia peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Jadi tidak ada nama kartu berbeda untuk program yang sama, yaitu program JKN. Nama KIS itu diberikan oleh Pak Jokowi, dan tidak ada masalah tentang nama kartu tersebut. Tidak perlu dibeda-bedakan," ujar Timboel kepada Health Liputan6.com, Rabu (25/10/2023).
"Kalau dibedakan nanti ada lagi kartu KIS miskin, KIS bayi, KIS Disabilitas dan sebagainya. Ini akan membingungkan," ucapnya.
Advertisement