28 Perusahaan Antre IPO di BEI, Mayoritas Punya Aset Menengah

73 perusahaan mencatatkan saham di BEI dengan dana yang dihimpun Rp 53,1 triliun sepanjang 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Okt 2023, 10:07 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) masih marak. (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) masih marak. Hal ini ditunjukkan dari 28 perusahaan yang masuk pipeline pencatatan saham BEI.

"Hingga saat ini, terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, ditulis Minggu (29/10/2023).

Adapun hingga 27 Oktober 2023, ada 73 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang dihimpun Rp 53,1 triliun.

Berdasarkan POJK Nomor 53/POJK.04/2017 bila melihat klasifikasi aset perusahaan yang dalam pipeline itu, mayoritas perusahaan aset skala menengah yang sebanyak 16 perusahaan. Aset menengah berarti aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar.

Kemudian ada 11 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar) masuk pencatatan saham di BEI. Lalu satu perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar.

Jika melihat rinciannya sektornya antara lain:

  • 4 perusahaan dari sektor basic materials
  • 5 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 4 perusahaan dari sektor consumer non-siklikal
  • 3 perusahaan dari sektor energi
  • 0 perusahaan dari sektor keuangan
  • 1 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 4 perusahaan dari sektor industri
  • 4 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 0 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 3 perusahaan dari sektor teknologi
  • 0 perusahaan dari sektor transportasi dan logistic

Penghimpunan Dana dari EBUS dan Rights Issue

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, BEI mencatat penerbitan 97 emisi dari 56 penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun Rp 108,9 triliun.

Hingga 27 Oktober 2023 terdapat 13 emisi dari 10 penerbit EBUS yang masuk pipeline. Sektornya antara lain satu perusahaan dari sektor basic materials, satu perusahaan dari sektor consumer non-siklikal, dua perusahaan dari sektor energi, dan lima perusahaan dari sektor keuangan. Selain itu, satu perusahaan dari sektor properti dan real estate.

Dari rights issue, per 27 Oktober 2023 telah terdapat 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan nilai Rp 37,3 triliun. Serta masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue. Klasifikasi sektornya antara lain satu perusahaan dari sektor basic materials, delapan perusahaan dari sektor consumer siklikal, empat perusahaan dari sektor consumer-non cylicakls, dan empat perusahaan dari sektor energi.

Selanjutnya lima perusahaan dari sektor keuangan, satu perusahaan dari sektor infrastruktur, dan satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.


OJK Optimistis Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Bakal Tercapai

Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia dapat mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat, hingga kini sudah tercapai sekitar Rp 190 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya berharap target penghimpunan dana ini akan tercapai. Bahkan, ia juga berharap bisa melebihi target yang telah ditetapkan. 

"Mudah-mudahan kami optimis tahun ini akan tercapai target tersebut mungkin bisa lebih," kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (10/9/2023). 

Di sisi lain, ia menyebut, pasar saham Indonesia sampai dengan 29 September 2023 melemah tipis  sebesar 0,19 persen mtd ke level 6.939,89 (Agustus 2023: 6.953,26), dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing (Agustus 2023: outflow Rp20,10 triliun mtd). 

"Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat diantaranya sektor barang baku dan sektor energi,” ujar dia.

 


Kinerja IHSG

Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,30 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun (Agustus 2023: net sell sebesar 1,18 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun mtd dan Rp10,49 triliun ytd (Agustus 2023: Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd).

Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd (Agustus 2023: outflow Rp8,89 triliun mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun ytd. 

Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18 persen mtd tetapi secara ytd masih menguat 5,91 persen ke level 365,17 (Agustus 2023: menguat 0,09 persen mtd dan 7,17 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.

 

 


Pengelolaan Investasi

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp838,18 triliun (naik 1,29 persen ytd), dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 27 September 2023 tercatat sebesar Rp507,98 triliun atau turun 1,02 persen (mtd). 

Selain itu, investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp0,96 triliun (mtd). Secara ytd, NAB meningkat 0,62 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp9,54 triliun.

Minat penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp 190,02 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 67 emiten. Di pipeline, masih terdapat 89 rencana Penawaran Umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 41,21 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding(SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 29 September 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 456 Penerbit, 161.660 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 975,13 miliar.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya