Agung Podomoro Land Catat Pendapatan dan Laba Kompak Merosot hingga Kuartal III 2023

PT Agung Podomoro Land Tbk mencatat penjualan turun 47 persen dan laba susut 45,5 persen hingga kuartal III 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Okt 2023, 12:08 WIB
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengumumkan penurunan penjualan dan pendapatan usaha serta laba selama periode sembilan bulan tahun 2023. (Gambar: dok. Agung Podomoro Land)

Liputan6.com, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengumumkan penurunan penjualan dan pendapatan usaha serta laba  selama periode sembilan bulan tahun 2023.

PT Agung Podomoro Land Tbk mencatat penjualan dan pendapatan usaha mencapai Rp3,92 triliun, turun 47% dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar Rp7,39 triliun. Penjualan dan pendapatan usaha APLN tersebut sudah termasuk penjualan Neo Soho Mall sebesar Rp1,30 triliun pada September 2023. Sementara penjualan Central Park Mall pada September 2022 menghasilkan pendapatan senilai Rp 4,08 triliun.

Seiring penurunan penjualan dan pendapatan itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 45,50 persen dari Rp 2,35 triliun hingga kuartal III 2022 menjadi Rp 1,35 triliun hingga kuartal III 2023.

Corporate Secretary APLN Justini Omas menjelaskan, kinerja Perusahaan pada 2023 menghadapi berbagai tantangan, termasuk pertumbuhan industri properti yang belum sesuai harapan. Itu sebabnya, penjualan Neo Soho Mall menjadi keputusan penting yang dilakukan oleh APLN dalam upaya memperkuat likuiditas, terutama digunakan untuk membayar sebagian pinjaman.

"Penjualan sektor properti masih sangat dinamis, penuh tantangan, terutama akibat daya beli konsumen yang belum kuat. Hal tersebut berdampak pada pendapatan Perusahaan dari penjualan proyek-proyek properti yang turun pada periode ini,” ujar  Justini Omas melalui keterangan resmi di Jakarta, ditulis Minggu (29/10/2023).

Hingga kuartal III 2023, marketing sales APLN tercatat sebesar Rp933 miliar, turun 41% dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,58 triliun. 

Dampak dari penjualan yang menurun, berdampak pada laba kotor Perusahaan pada periode ini juga terpangkas 62,9% menjadi sebesar Rp1,63 triliun dibandingkan Rp4,39 triliun untuk periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba komprehensif APLN juga terpangkas 47,5% menjadi sebesar Rp1,35 triliun dari Rp2,57 triliun di dalam periode yang sama tahun 2022.

 


Strategi Agung Podomoro Land

One Stop Living yang sudah jadi, terintegrasi dengan Sarana Transportasi publik, stasiun LRT dan Angkutan Umum dalam kawasan (Gambar: dok. Agung Podomoro Land)

"Berbeda dengan tahun sebelumnya, laba komprehensif dalam periode sembilan bulan tahun 2023 ini sebagian besar berasal dari tender offer obligasi dolar Amerika Serikat yang menghasilkan pendapatan non tunai senilai Rp1,01 triliun. Namun demikian, kami masih memiliki obligasi dolar Amerika Serikat sebesar USD131,96 juta atau sekitar Rp2,05 triliun yang akan jatuh tempo pada Juni 2024,” ujar Justini.

Untuk menjaga kelangsungan bisnis Perusahaan, Justini menambahkan, APLN akan terus mempercepat pembangunan proyek-proyek properti yang selama ini menjadi sumber utama pendapatan Perusahaan. Di antaranya adalah proyek Kota Podomoro Tenjo, Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Park Bandung, Parkland Podomoro Karawang, serta Borneo Bay City di Balikpapan yang merupakan kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Dengan telah terjualnya Central Park Mall dan Neo Soho Mall, kami berusaha mengoptimalkan pendapatan dari bisnis perhotelan dan pusat perbelanjaan lainnya yang tetap tumbuh positif. Melalui dua segmen bisnis tersebut, pendapatan berulang APLN dalam periode sembilan bulan tahun 2023 ini mencapai Rp 1,07 triliun, hampir sama dengan periode sama tahun lalu,” ujar  Justini.


Aset Perseroan

Kawasan Podomoro Golf View yang sudah jadi, ditata dengan perencanaan yang matang dengan melibatkan Konsultan Lansekap Internasional (Gambar: dok. Agung Podomoro Land)

Perseroan mencatat beban pokok penjualan dan beban langsung Rp 2,28 triliun hingga kuartal III 2023, turun 23,69 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,99 triliun. Dengan demikian, laba kotor perseroan merosot 62,84 persen menjadi Rp 1,63 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,39 triliun.

Dengan demikian, laba per saham dasar turun menjadi Rp 56,55 hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 103,78.

Perseroan mencatat ekuitas Rp 13,71 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 12,46 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 14,87 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 16,14 triliun.

PT Agung Podomoro Land Tbk mencatat aset Rp 28,59 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 Rp 28,61 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 986,82 miliar hingga September 2023.


Bayar Utang ke Bank Danamon

Mal Central Park (Foto: PT Agung Podomoro Land Tbk/APLN)

Sebelumnya diberitakan, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melalui PT Tiara Metropolitan Indah (TMI), anak usaha terkendali Agung Podomoro Land pada 26 September 2023 telah menjual aset Neo Soho Mall, Jakarta kepada PT NSM Assets Indonesia (NSMAI) senilai Rp 1,4 triliun.

Perseroan menyebutkan penjualan tersebut termasuk nilai pasar yang wajar. Dana yang diterima TMI dari NSMAI atas pelaksanaan transaksi tersebut akan digunakan sebagiannya oleh TMI untuk melakukan penyertaan saham baru (saham seri B) dalam NSMAI yang akan mewakili 28,58 persen dari seluruh modal yang telah diterbitkan dan disetor penuh dalam NSMAI.

Dengan demikian, NSMAI akan dimiliki oleh NSM Asset Japan LLC (NSMAJ) dan TMI dengan kepemilikan saham masing-masing 71,42 persen dan 28,58 persen.

NSMAJ dimiliki langsung oleh Hankyu Hanshin Properties Corporation (HHP) Jepang yang sebelumnya telah membangun kemitraan strategis dengan Agung Podomoro Land melalui transaksi penjualan Central Park Mall pada 2022.

Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Land Justini Omas menuturkan, transaksi penjualan Neo Soho Mall ini merupakan bagian strategi jangka panjang perusahaan untuk memperkuat bisnis. Selain meningkatkan kemitraan strategis dengan HHP yang merupakan perusahaan serta investor properti kelas dunia, penjualan Neo Soho Mall memungkinkan Agung Podomoro Land untuk membayar sebagian utang bank.

"Selain sebagian dana hasil penjualan Neo Soho Mall dipakai untuk investasi kepemilikan 28,58 persen saham di NSMAI, sisanya sekitar Rp 850 miliar, seluruhnya digunakan  untuk melunasi sebagian pinjaman APLN kepada Bank Danamon,” ujar Justini dalam keterangan resmi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya