Liputan6.com, Washington - Mike Pence (64), wakil presiden Amerika Serikat(AS) periode 2017-2021, mengundurkan diri dari Pilpres AS 2024.
"Ini bukan waktunya bagi saya," ujar Pence pada Sabtu (28/10/2023) di hadapan Koalisi Yahudi Partai Republik AS di Las Vegas, seperti dilansir BBC.
Advertisement
"Kami selalu tahu ini akan menjadi perjuangan berat, tapi saya tidak menyesalinya."
Pence adalah kandidat utama Partai Republik AS yang pertama kali mengumumkan pengunduran diri. Sejauh ini posisi kandidat calon presiden terkuat dari partai itu masih dipegang Donald Trump.
Dalam jajak pendapat baru-baru ini, dukungan terhadap Pence dilaporkan melemah. Tim kampanyenya juga memiliki utang dalam jumlah besar.
Pada akhir September, Pence berutang sebesar USD 621.000 atau sekitar Rp9,8 miliar, sementara itu dia hanya mempunyai uang sebesar USD 1,2 juta atau sekitar Rp19 miliar di bank - jauh lebih sedikit dibandingkan pesaingnya dari Partai Republik.
"Saya meninggalkan kampanye ini, namun saya tidak akan pernah meninggalkan perjuangan bagi nilai-nilai konservatif," tutur Pence.
Dipandang Sebagai Pengkhianat
Pence kehilangan dukungan dari banyak pemilih Partai Republik ketika dia secara terbuka memutuskan hubungan dengan Trump terkait kerusuhan Capitol pada 6 Januari 2021 dan ketika dia memimpin sertifikasi hasil Pilpres AS 2020 yang mengesahkan kemenangan Joe Biden di Kongres.
Trump menegur Pence karena dianggapnya kurang berani menolak membatalkan kemenangan pemilu Biden.
Beberapa perusuh terdengar meneriakkan "gantung Mike Pence" saat mereka menyerbu aula Kongres pada tahun 2021 dan sejak itu banyak loyalis Trump yang memandangnya sebagai pengkhianat.
Pada Maret, Pence mengaku bahwa dorongan Trump terhadap para perusuh telah membahayakan keluarganya dan semua orang di Capitol pada hari itu.
Advertisement
Tidak Menyatakan Dukungannya ke Kandidat Capres Lain
Dalam pengunduran dirinya, Pence tidak menyatakan dukungannya terhadap kandidat Partai Republik lainnya dalam Pilpres AS 2024.
Namun, dia meminta warga AS untuk memilih pemimpin yang tidak hanya membawa AS menuju kemenangan, namun juga memimpin bangsa dengan kesopanan dan kembali ke prinsip-prinsip lama yang selalu membuat AS kuat, makmur, dan bebas.
Keputusan Pence untuk mundur dari kampanye Pilpres AS 2024 terjadi sesaat sebelum debat kandidat capres Partai Republik ketiga pada 8 November.