Liputan6.com, Jakarta - Mungkin banyak yang belum familiar dengan nama John Hardy. Padahal, label perhiasan yang berkantor pusat di New York itu sebenarnya berbasis di Bali sejak berdiri pada 1975. Bahkan, mereka mempertahankan teknik pembuatan perhiasan tradisional ala Bali yang disebut mengulat.
Satu per satu klip perak dijalin menggunakan keterampilan tangan. Peralatannya juga sederhana, hanya alat pengait dan alat pembuka. Praktiknya, tidak mudah menjalin satu per satu perak menjadi bentuk perhiasan yang utuh. Seorang perajin profesional disebut membutuhkan sembilan jam untuk membuat satu kalung. Karena itu, koleksi mereka dihargai mahal.
Advertisement
Sri Utami, PR John Hardy menjelaskan di usia yang nyaris setengah abad, brand tersebut sudah cukup ternama dengan pasar utama adalah Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. "US is the biggest market. Kami menjual di Saks Avenue, Bloomingdale, dan our own boutique di Soho," katanya ditemui di Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.
Di Indonesia, mereka sempat membuka butik di Plaza Indonesia, Jakarta. Gerai itu akhirnya ditutup dan mengalihkannya ke toko online sepenuhnya.
Material utama yang dipakai John Hardy adalah perak reklamasi. Pihaknya mengklaim seluruh perak yang digunakan seratus persen hasil daur ulang, meski tersedia pula perhiasan berbahan emas dan rodium sebagai alternatif. "Kita dapat (perak reklamasi) bekerja sama dengan other company," imbuhnya.
John Hardy melibatkan sekitar 600 perajin untuk workshop mereka yang berada di kawasan Desa Mambal, Badung, Bali. Brand itu juga memiliki workshop di Bangkok yang melibatkan 500 perajin untuk mengerjakan perhiasan berbahan batu permata.
Bikin Kelas Perhiasan Singkat
Tami, biasa ia dipanggil, menerangkan bahwa proses pembuatan perhiasan itu terdiri dari rangkaian panjang. Langkah pertama dimulai dengan menggambar sketsa. Selanjutnya, desainer akan membuat model dengan dipahat yang disebut carving.
Proses itu bisa terjadi berkali-kali sebelum mendapatkan bentuk yang diinginkan. Tahap selanjutnya adalah casting yang menggunakan wax untuk menghasilkan model sebagai contoh bagi perajin untuk membuat perhiasan asli. Tahapan permbuatan dilanjutkan dengan merakit.
"Misalnya cuft ini, inside dan outside itu dibuat terpisah, di-assembling dengan solder biasanya, lalu akan di-polish, atau kalau pakai stone, ditaruh stone-nya, dihaluskan," tutur Tami.
Masyarakat umum bisa mencoba membuat perhiasan sendiri dengan teknik tradisional Bali langsung di workshop mereka. Program yang disebut master class itu tersedia dari Senin sampai Jumat dengan durasi selama empat jam.
Calon peserta diminta untuk mereservasi minimal dua hari sebelum jadwal dan diminta membayar Rp4 juta. Selain materi dan pengajaran membuat perhiasan sendiri, para peserta juga akan menikmati makanan tradisional Bali serta voucher Rp2 juta untuk membeli perhiasan mereka.
Advertisement
Koleksi Musim Gugur
Jelang akhir tahun, John Hardy meluncurkan koleksi Musim Gugur 2023 yang menandai awal dari konsep ulang modern yang menarik. Classic chain yang menjadi produk unggulan mereka selama ini dimodernisasi agar tampilannya lebih kekinian, sesuai perkembangan zaman. Terdapat empat koleksi utama Musim Gugur 2023, terdiri dari:
1. Love Knot: Diciptakan untuk Tak Terpatahkan
Sebuah metafora halus untuk ikatan cinta dan komitmen yang tak terpatahkan, koleksi Love Knot menghubungkan dua rantai anyaman khas John Hardy untuk membentuk simpul yang anggun dan elegan. Kekuatan simpul diwujudkan di semua kategori, mulai dari cincin anyaman halus, anting-anting yang dibentuk (baik berbentuk lingkaran maupun yang menyapu bahu yang lebih linier), gelang anyaman tangan yang lembut dalam berbagai pengukur rantai, dan kalung.
Perak dan emas reklamasi 100 persen, serta berlian yang didapatkan secara etis digunakan di seluruh koleksi indah ini. Gelang talinya memadukan rantai anyaman rumit merek tersebut dengan tali katun berlapis lilin, yang tersedia dalam warna hitam dan warna khas John Hardy, oranye marigold.
2. Surf: Gelombang Baru untuk Pengekspresian Diri
Berani dan sensual, serta membangkitkan kekuatan gelombang laut, koleksi Surf ini terinspirasi dari keterikatan John Hardy dan elemen rantai anyamannya yang begitu khas. Diperkuat menjadi proporsi yang lebih spesial untuk menjadi elemen khas John Hardy, tautan ini diterapkan di semua kategori dengan gaya pahatan yang khas, mulai dari kalung dengan liontin, collar choker yang berani, dan gelang berengsel tertutup dengan gesper yang dirancang dengan cermat, hingga cincin pahatan dan anting-anting.
Dibuat dari 100% perak reklamasi, emas 14K reklamasi, dan berlian pavé yang berkilau seperti percikan laut, Surf menawarkan beragam ukuran, mulai dari ukuran yang lebih halus hingga proporsi yang lebih besar dan berani yang menampilkan kedalaman dan kemegahan lautan. Membentuk gaya pemandangan laut memukau yang bertransisi mulus dari formal ke kasual, koleksi ini memunculkan pergerakan konstan dari ritme abadi lautan.
3. Spear: Evolusi dari Sebuah Ikon
Sebuah interpretasi ulang dari DNA artisanal John Hardy dengan sentuhan kontemporer yang memikat, koleksi Spear bersifat asli dan halus, berani dan organik, dengan setiap desain meningkatkan tekstur khas merek dengan aksen berlian pavé yang cerah. Menggabungkan teknik warisan dengan kesan mewah dan bernilai tinggi, Spear adalah evolusi mencolok dari Icon Classic Chain khas John Hardy, yang mewujudkan tradisi dan inovasi nilai pemberdayaan yang istimewa dan edgy.
Terinspirasi oleh anyaman tradisional Bali, koleksi Spear menampilkan logam mulia yang telah dililitkan dengan cermat pada inti titanium fleksibel untuk menciptakan rantai bertekstur penuh hiasan yang dapat disesuaikan sepenuhnya untuk melingkari pergelangan tangan atau leher. Koleksi ini merupakan evolusi yang kuat namun anggun dari karya seni terbaik John Hardy.
4. Men’s: Klasik, dengan Karakter
Untuk Musim Gugur/Musim Liburan 2023, John Hardy telah meninjau kembali siluet inti pria untuk menciptakan koleksi dasar yang menampilkan palet batu bernuansa alami dari onyx hitam, tiger eye, carnelian merah, dan mother of pearl. Dibuat dengan tangan dari 100% perak dan emas 14K reklamasi, model cincin yang halus namun mencolok ini berisi serangkaian simbol, seperti ombak dan pintu gerbang khas Bali. Sementara, liontin dogtag dan cincin signet dipadukan dengan sentuhan gaya masa kini.
"Dari hasil karya seni yang lahir di Bali dan dirancang di New York, koleksi Musim Gugur/Musim Liburan 2023 kami memanfaatkan semangat dan seni luar biasa yang telah mendorong merek ini selama hampir 50 tahun ke dalam tatanan budaya saat ini yang sangat beragam dan lanskap global," kata Jan-Patrick Schmitz, CEO John Hardy, dalam rilis yang diterima.
Advertisement