Catatan Hanung Bramantyo untuk Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa, Baca Novelnya Sejak 20 Tahun Lalu

Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa karya sineas Hanung Bramantyo menyorot fenomena orang-orang yang menjadikan agama sebagai kedok agar tampak alim.

oleh Wayan Diananto diperbarui 29 Okt 2023, 22:39 WIB
Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa karya sineas Hanung Bramantyo menyorot fenomena orang-orang yang menjadikan agama sebagai kedok agar tampak alim. (Foto: Dok. Instagram @hanungbramantyo)

Liputan6.com, Jakarta Jakarta Film Week 2023 yang digelar di Grand Indonesia Jakarta pekan ini, memfiturkan sejumlah karya keren salah satunya Tuhan Izinkan Aku Berdosa. Film ini diproduksi MVP Pictures sementara tanggal rilisnya di bioskop Indonesia belum ditetapkan.

Tuhan Izinkan Aku Berdosa disutradarai Hanung Bramantyo dengan pemain Aghniny Haque, Donny Damara, Keanu AGL, hingga Nikita Mirzani. Film ini menyoroti fenomena sosial segelintir orang yang menjadikan agama sebagai topeng agar tampak alim.

Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa diadaptasi dari novel fenomenal Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur karya Muhidin M. Dahlan yang kali pertama dicetak pada 2003. Hanung Bramantyo kali pertama membaca novel ini pada 2003 dan langsung jatuh cinta.

“Novel itu sudah saya baca lama, tahun 2003 atau 2004. Kebetulan penulisnya sama-sama satu payung dengan saya di Muhammadiyah,” katanya kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta baru-baru ini. Hanung Bramantyo lantas terkenang fenomena sosial pada tahun itu.

 

 


Situasi Saat Itu Keras Sekali

Hanung Bramantyo. (Foto: Dok. Instagram @hanungbramantyo)

“Situasinya pada saat itu keras sekali, pada 2002 dan 2003, karena di masa pemerintahan itu, kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama sering diberi tempat sehingga mereka bisa melakukan apapun,” Hanung Bramantyo mengulas.

Ia mencontohkan insiden organisasi keagamaan membubarkan diskusi buku di kampus-kampus, menyetop pemutaran film, dan lain-lain. Tindakan itu seolah dibiarkan. Setelah mengendap menahun, keinginan memfilmkan novel ini menguat lagi di benak Hanung Bramantyo.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Cermin Sosial Sekaligus Pengingat

Suasana diskusi film Tuhan Izinkan Aku Berdosa bersama Hanung Bramantyo, Raam Punjabi, dan para pemain di Grand Indonesia Jakarta, Jumat (27/10/2023). (Foto: Dok. Instagram @mvppictures_id)

“Kemudian, tebersit lagi setelah melihat kasus yang terjadi di beberapa pesantren dan kelompok kajian. Tentu saja ini tidak mengerucut pada agama tertentu. Karya ini ditujukan untuk itu,” sutradara Get Married dan Ayat-ayat Cinta membeberkan.

Selain sebagai cermin sosial, Hanung Bramantyo berharap Tuhan Izinkan Aku Berdosa jadi pengingat bagi masyarakat untuk berpikir kritis sekaligus melek agama dengan mempelajarinya secara saksama. Ia lantas mengingat ayat pertama yang diturunkan Sang Khalik.


Lebih Kritis dan Aware

Salah satu adegan film Tuhan Izinkan Aku Berdosa. (Foto: Dok. Instagram @hanungbramantyo)

“Untuk masyarakat supaya lebih kritis dan aware dengan agama. Punya kemauan mempelajari lebih dalam secara personal. Kan ayatnya jelas. Ayat pertama yang diturunkan Allah melalui Muhammad adalah iqra, artinya membaca,” Hanung Bramantyo menyambung.

Terkait pemilihan Aghniny Haque sebagai tokoh utama dalam Tuhan Izinkan Aku Berdosa, ia menjelaskan, “Cuma Aghniny yang menjawab, gitu aja. Saya belum berani memproduksi film ini sebelum peran utama bertemu.”

Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya