Liputan6.com, Jakarta - Seluruh proses perawatan kereta ringan yang dioperasikan PT Light Rail Transit (LRT) Jakarta dilakukan secara mandiri oleh divisi sarana perusahaan tersebut.
Setiap rangkaian kereta LRT Jakarta atau "Light Rail Vehicle" (LRV) harus menjalani dua jenis pemeriksaan dan perawatan secara periodik untuk memastikan kondisi fisik dan kebersihan kereta aman.
Advertisement
"Ada dua jenis perawatan secara garis besar yang harus dilakukan secara periodik," kata Head of Corporate Secretary Division PT LRT Jakarta Sheila Indira Maharshi saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (29/30/2023) seperti dilansir Antara.
Perawatan Itu meliputi perawatan ringan (light maintenance) dan perawatan berat (heavy maintenance). Perawatan ringan dilakukan setiap tujuh hari dan empat bulan, sedangkan perawatan berat dilakukan setiap empat tahun dan delapan tahun.
Dilihat dari cara pengerjaannya, Sheila menjelaskan, perawatan ringan kereta LRT Jakarta berlangsung secara singkat. Kereta melewati tahap pemeriksaan dan perawatan ringan mulai dari kondisi fisik, fungsi dan kebersihan kereta serta pemeriksaan komponen-komponen kereta.
Sedangkan perawatan besar yang dilakukan, yaitu "overhaul" yang meliputi seluruh bagian dan komponen kereta akan dibongkar lalu dicek. Jika terdapat kerusakan harus diperbaiki demi memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penumpang.
Lalu, jika ada kerusakan komponen yang harus diganti maka akan diganti atau dibersihkan. Pemeriksaan keseluruhan juga dilakukan berdasarkan usia pakai, kondisi dan fungsi terakhirnya.
"Setelah proses perbaikan, penggantian komponen dan pembersihan, LRV dirakit kembali menjadi satu trainset utuh yang kondisinya kembali prima seperti baru," ujar Sheila.
Area Pemeriksaan Ringan dan Berat Berbeda
Adapun area pelaksanaan pemeriksaan ringan dan berat juga berbeda. Pemeriksaan ringan dilakukan pada area yang khusus untuk melakukan pekerjaan pemeriksaan ataupun perawatan ringan LRT Jakarta saja.
Sedangkan area perawatan berat membutuhkan banyak peralatan besar dan lengkap untuk melakukan perawatan kereta berskala besar, yaitu "overhaul".
Sheila menjelaskan, pabrik pencucian kereta otomatis (Automatic Train Washing Plant/ATWP) menjadi peralatan (equipment) khusus untuk mencuci eksterior kereta secara otomatis saat kereta kembali ke depo setelah dioperasikan setiap harinya.
Masinis cukup menjalankan kereta yang kembali ke depo melalui jalur yang terdapat ATWP ini dan menginformasikan jumlah trainset LRV yang dioperasikannya pada peralatan ATWP ini.
Setelah itu, eksterior kereta akan dicuci oleh mesin secara otomatis sambil kereta bergerak menuju area parkir (stabling) atau area perawatan.
Air yang digunakan untuk mencuci LRT Jakarta secara otomatis disalurkan ke peralatan yang dinamakan "Waste Water Training Plant" (WWTP). Alat tersebut untuk mengolah limbah air bekas pencucian yang terkontaminasi kotoran dan pembersih.
"Sehingga kontaminan limbah air tersebut bisa dihilangkan dan air dalam keadaan bersih serta bebas limbah dapat disalurkan kembali ke tanah secara alami," katanya.
Selain pencucian otomatis menggunakan ATWP untuk bagian eksterior, LRV juga dicuci secara manual interiornya dan eksteriornya setiap selesai perawatan ringan. "Sehingga bagian dalam dan luar kereta bersih dan siap melayani penumpang LRTJ setiap harinya," ujar Sheila.
Advertisement
Ramah Lingkungan
LRT Jakarta merupakan operator moda transportasi publik yang didedikasikan untuk masyarakat menuju era mobilitas ramah lingkungan.
PT LRT Jakarta merupakan anak perusahaan dari PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang dibentuk berdasarkan penugasan PT Jakarta Propertindo atau Jakpro (Perseroda) sebagaimana Peraturan Gubernur Nomor 154 Tahun 2017 sebagai penyelenggara prasarana dan sarana LRT Jakarta.
Saat ini, jalur LRT Jakarta yang beroperasi sepanjang 5,8 kilometer (km) di fase 1 terdiri dari enam stasiun yang sebagian besar telah terkoneksi dengan layanan bus TransJakarta.
Yaitu Stasiun Pegangsaan Dua (Koneksi TransJakarta non-BRT rute 12P), Stasiun Boulevard Utara (koneksi TransJakarta non-BRT rute 12P), Stasiun Boulevard Selatan dan Stasiun Pulomas (koneksi TransJakarta BRT koridor 2 dan rute lainnya).
Selanjutnya Stasiun Equestrian dan Stasiun Velodrome (Koneksi TransJakarta BRT koridor 4 dan rute lainnya).