Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin, (30/10/2023) jelang rilis data ekonomi sejumlah wilayah di Asia Pasifik.
Dikutip dari CNBC, keputusan kebijakan moneter Jepang dan Malaysia, data inflasi dari Korea Selatan dan pertumbuhan domestik bruto (PDB) dari Taiwan dan Hong Kong menjadi sorotan pada pekan ini.
Advertisement
Indeks Nikkei 225 melemah 0,96 persen saat Bank of Japan mulai pertemuan kebijakan moneter dua hari. Sedangkan indeks Topix susut 0,91 persen pada awal sesi perdagangan.
Indeks Kospi Korea Selatan melemah tipis, tetapi indeks saham kapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,54 persen. Di Australia, indeks ASX 200 tergelincir 0,83 persen jelang pembacaan penjualan ritel September pada perdagangan Senin pekan ini.
Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.175, menunjukkan pembukaan perdagangan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan indeks Hang Seng sebelumnya 17.398,73.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, tiga indeks acuan bervariasi di wall street. Indeks S&P500 melemah seiring aksi jual kembali terjadi di wall street di tengah kekhawatiran resesi.
Indeks Dow Jones melemah 1,12 persen. Sedangkan indeks S&P 500 tergelincir 0,48 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,38 persen ke posisi 12.643 berkah saham Amazon. Hal ini seiring kinerja keuangan Amazon yang melebihi harapan baik pendapatan dan laba pada kuartal III 2023.
Penutupan Bursa Asia Pekan Lalu
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 27 Oktober 2023. Bursa saham Australia melesat setelah berada di level terendah dalam satu tahun karena investor terus mencerna lebih banyak data inflasi.
Dikutip dari CNBC, harga konsumen inti di Tokyo naik 2,7 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu, demikian data pemerintah. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 2,5 persen. Indeks harga konsumen inti untuk Tokyo mencakup produk minyak tetapi tidak termasuk harga pangan segar.
Kinerja Bursa Saham Asia
Australia merilis indeks harga produsen kuartal III pada Jumat pekan ini dengan producer price index (PPI) negara tersebut mencatat pertumbuhan 3,8 persen tahun ke tahun dan kenaikan 1,8 persen kuartal ke kuartal. PPI mengukur perubahan harga barang yang dijual oleh produsen.
Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,96 persen dan memimpin penguatan di pasar Asia. Indeks CSI 300 menguat 1,37 persen ke posisi 3.562,39. Di Australia, indeks ASX 200 mendaki 0,21 persen ke posisi 6.826,9.
Indeks Nikkei 225 Jepang bertambah 1,27 persen ke posisi 30.991,69. Indeks Topix mendaki 1,37 persen ke posisi 2.254,65. Indeks Kospi Korea Selatan melesat 0,16 persen ke posisi 2.302,81. Indeks Kosdaq melesat 0,62 persen ke posisi 748,49.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 27 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 27 Oktober 2023. Aksi jual terjadi di tengah kekhawatiran resesi sehingga menyeret indeks Dow Jones dan S&P 500 ke zona merah.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (28/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 366,71 poin atau 1,12 persen ke posisi 32.417,59. Indeks Dow Jones tertekan oleh penurunan saham JPMorgan Chase. Hal ini setelah CEO Jamie Dimon akan menjual 1 juta saham pada 2024.
Indeks S&P 500 tergelincir 0,48 persen ke posisi 4.117,37. Indeks S&P 500 ditutup 10,3 persen lebih rendah dari puncak tahun ini pada 31 Juli 2023.
Sedangkan indeks Nasdaq menguat 0,38 persen ke posisi 12.643,01, berkat saham Amazon. Saham teknologi megacap lainnya yakni Microsoft mengikuti saham Amazon yang menguat.
Tiga indeks acuan di wall street alami penurunan mingguan yang tajam. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 2,1 persen dan 2,5 persen pada pekan ini. Indeks Nasdaq anjlok 2,6 persen, terseret penurunan tajam mingguan di saham Meta Platforms dan perusahaan induk Google, Alphabet.
“Kami masih memiliki prospek ekonomi yang goyah. Jadi meskipun produk domestik bruto (PDB) kuartal III luar biasa tinggi, saya rasa semua orang masih memperkirakan perekonomian Amerika Serikat (AS) akan melambat,” ujar Chief US Market Strategist Morningstar, Dave Sekera seperti dikutip dari laman CNBC.
Penurunan saham-saham teknologi utama mendorong indeks Nasdaq ke wilayah koreksi setelah jatuh lebih dari 10 persen dari penutupan tertingginya pada Juli pada Rabu, 25 Oktober 2023. Pekan ini, indeks acuan juga mencatat hari perdagangan terburuk sejak Februari.
Musim Laporan Keuangan
Laba yang mengecewakan telah menekan pasar pekan ini. Saham Ford turun 14 persen pekan ini setelah perusahaan itu melaporkan kinerja meleset dari harapan kuartal III dan membatalkan panduannya untuk tahun ini.
Di sisi lain, saham Chevron turun 13 persen pada pekan ini, setelah raksasa energi itu melaporkan laba.
Saham Alphabet telah turun lebih dari 10 persen sejak awal pekan, dan menempatkan saham perusahaan pada kinerja mingguan terburuk sejak awal pandemi COVID-19.
Saham Alphabet alami aksi jual setelah merilis laporan keuangan kuartal III. Raksasa pencarian ini membukukan kinerja terbaik baik pendapatan dan laba. Namun, bisnis cloud tidak memenuhi harapan wall street.
Saham-saham megacap telah merosot secara keseluruhan pada pekan ini seiring dengan dimulainya musim laporan keuangan bagi raksasa teknologi besar. Indeks Nasdaq terpangkas 1,7 persen pada pekan ini.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 27 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Jumat (27/10/2023). Analis menilai, pergerakan IHSG tersebut mengikuti bursa saham Asia yang menguat.
Pada penutupan perdagangan, IHSG melambung 0,66 persen ke posisi 6.758,79. Indeks LQ45 bertambah 0,41 persen ke posisi 892,91. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Menjelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.781,39 dan terendah 6.719,62. Sebanyak 279 saham menguat dan 243 saham melemah. 235 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.152.118 kali dengan volume perdagangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.922.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri turun 0,37 persen, sektor saham properti susut 0,45 persen dan sektor saham teknologi terpangkas 0,07 persen/
Sementara itu, sektor saham infrastruktur melambung 3,01 persen dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 1,43 persen, sektor saham basic menguat 0,97 persen, sektor saham nonsiklikal melambung 1,04 persen dan sektor saham siklikal meroket 0,47 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan bertambah 1,13 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,46 persen, sektor saham transportasi menguat 0,83 persen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 540,54 miliar. Sepanjang 2023, investor asing melepas saham Rp 11,6 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG cenderung bergerak berbalik arah dalam jangka pendek dan juga sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang cenderung menguat.