Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Doodle Fest 2023 (JDF) yang berlangsung di M Bloc Space, Jakarta pada 27-29 Oktober, merupakan event pertama yang digelar oleh The Finery Report (TFR).
Co-founder TFR dan JDF, Christine Laifa, mengatakan ajang yang berfokus pada seni visual ini dipilih menjadi event pertama TFR karena segmennya dinilai paling erat dengan target market media tersebut.
Advertisement
“Kalau dilihat dari komunitas TFR, mayoritas berasal dari bidang DKV, ilustrasi, animasi, komik, dan banyak dari mereka yang sudah punya produk atau brand sendiri sehingga dengan dukungan komunitas tersebut, diharapkan JDF dapat menjadi ajang showcase bagi para kreator seni visual untuk mengenalkan karyanya ke masyarakat umum,” tutur Christine melalui keterangannya, Senin (30/1/2023).
Untuk diketahui, seni visual memiliki cakupan luas, mulai dari produk hingga turunannya seperti kekayaan intelektual (intellectual property) alias IP. Semuanya memiliki tempat di JDF dan diangkat dalam berbagai rangkaian acara.
“Seni visual itu kan payungnya ya, di bawahnya terdiri dari desain grafis, ilustrasi, animasi, seni rupa, dan sebagainya. Kalau dijelasin dari segi teknis, semua saling butuh skill dasarnya,” ujar Christine.
“Ilustrasi butuh desain grafis supaya layout karyanya enak dilihat dan mudah dicerna, font dan warna juga sesuai dengan tema karyanya. Ambil contoh benda yang familiar seperti komik, kalau gambarnya bagus tapi layout-nya ngaco pasti nggak akan enak dibaca. Bidang-bidang ini bisa dibilang complimentary satu sama lain,” ia menambahkan.
TFR menggandeng seniman Muklay sebagai Artistic Director dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Turut menggaet juga komunitas kreator JDF - Board of Doodlers (BoD) yang terdiri dari sejumlah seniman hingga desainer, seperti Mohammad Taufiq (Emte), Senikanji, Alvin Hariz, Diela Maharani, dan masih banyak lagi.
Rangkaian Acara JDF
Banyak acara di JDF yang terbuka untuk umum. Mulai dari art market yang sajikan banyak aksesori, mainan, buku dan komik, merchandise, prints, dan poster. Lalu terdapat pameran, instalasi seni, hingga speaker sessions, workshops, dan performance.
Ada pula beragam booth menarik di art market, termasuk booth Si Juki, komikus ternama; Cosmonauts yang mengeluarkan koleksi khusus bersama JDF; dan Trinket by Kath besutan Kathrin Honesta yang juga hadir pada hari pertama sebagai salah satu panelis konferensi pers.
“Acara kayak gini sangat bagus untuk mengedukasi masyarakat yang datang. Banyak artis lokal yang karyanya bagus-bagus, produknya berkualitas, dan produksinya mostly di Indonesia,” ujar Kathrin. Cerita di balik proses berkarya para seniman yang berpartisipasi di JDF ditampilkan melalui instalasi seni.
QR art installation ini menggandeng lima seniman lokal dari berbagai latar belakang: Muklay, Varsam Kurnia, Kathrin Honesta, Haiza Putti, dan Mandy CJ yang juga merupakan co-founder TFR dan JDF.
POCO juga ikut mendukung salah satu studio kreatif bernama Tab Space, sebuah ruang berkarya untuk seniman dengan disabilitas, terutama neurodivergent. POCO dan Tab Space menyoroti inklusi di dunia seni untuk teman-teman disabilitas.
"Hal ini sejalan dengan semangat #POCOnyaBeraksi yang selalu mendukung anak muda supaya berani dalam berkarya guna meraih kesuksesan," ujar Head of Marketing POCO, Andi Renreng.
Advertisement