Ajaib Ajak Investor Manfaatkan Momen Investasi Saham dan Aset Kripto Lewat Ajaib Fest

Ajaib menyelenggarakan program Ajaib Fest yang akan dimulai sejak 30 Oktober 2023 hingga akhir tahun

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 30 Okt 2023, 15:27 WIB
Ilustrasi Ajaib Sekuritas (Foto: Ajaib Sekuritas)

Liputan6.com, Jakarta - Ajaib, platform investasi investor Indonesia, mengajak investor retail memanfaatkan peluang investasi saham dan aset kripto. 

Harga saham yang terkoreksi menjelang akhir tahun serta peningkatan tajam nilai aset kripto berpotensi menguntungkan investor untuk mulai atau menambah investasi mereka. 

Sebagai dukungan terhadap momentum ini, Ajaib menyelenggarakan program Ajaib Fest yang akan dimulai sejak 30 Oktober 2023 hingga akhir tahun. Program ini terdapat edukasi serta berbagai promo menarik baik untuk investasi saham, reksadana maupun aset kripto.

Juru bicara Grup Ajaib Azizah mengatakan, sebagai platform investasi pilihan investor Indonesia, Ajaib akan terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, dimulai dari investasi. 

Salah satunya adalah mengajak investor Indonesia, baik dari investor pemula maupun yang telah terbiasa trading untuk memanfaatkan momentum investasi di kuartal terakhir 2023 ini melalui Ajaib Fest.

“Selain berbagai promo menarik, Ajaib telah menyiapkan serangkaian program edukasi investasi agar investor semakin percaya diri berinvestasi,” kata Azizah dalam siaran pers, Senin (30/10/2023).

Momen Baik Masuk Investasi Kripto

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan saat ini adalah momen yang baik untuk mulai masuk ke investasi aset kripto karena mengalami kenaikan luar biasa. Bitcoin misalnya, telah membukukan kenaikan lebih dari 100 persen dibanding tahun lalu.

“Pemulihan pasar kripto didorong oleh beberapa faktor seperti bitcoin halving, peningkatan adopsi dari institusi global, serta inflasi Amerika Serikat yang melandai di tahun ini. Trend kenaikan ini berpotensi akan terus berlanjut dan diprediksi mengalami all time high (ATH), bertepatan dengan adanya Bitcoin halving tahun 2024,” jelas Panji.

Saat Ajaib Fest berlangsung, nasabah dapat menikmati biaya layanan gratis di seluruh platform Ajaib hingga grand prize berupa Bitcoin.

 


Momen Baik untuk Pasar Saham

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan Momentum baik juga sedang berlangsung untuk pasar saham seiring dengan derasnya arus modal asing yang keluar dari pasar domestik, IHSG saat ini  melemah hampir 2 persen dibanding tahun lalu. 

Investor dapat memanfaatkan momentum buy on weakness untuk mencari saham Blue Chip (Big Caps) yang sedang mengalami koreksi namun memiliki fundamental baik.

“Di akhir tahun,  laporan keuangan kuartal tiga akan menjadi momentum yang ditunggu pasar. Sementara itu, dalam jangka panjang, sentimen positif pasar juga akan terdorong oleh penyerapan dana pemilu 2024 sebesar Rp 70 triliun dan fundamental pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih di atas 5 persen,” pungkas Mustikoningsih 

Selain itu, Grup Ajaib juga menggelar berbagai program edukasi investasi bersama pakar keuangan di platform serta media sosial Ajaib. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Australia Ingin Pertukaran Kripto Punya Lisensi Jasa Keuangan

Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Raphael Wild

Sebelumnya diberitakan, pertukaran cryptocurrency yang beroperasi di Australia akan diharuskan memiliki lisensi layanan keuangan yang dikeluarkan oleh Komisi Sekuritas dan Investasi Australia. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Kamis (26/10/2023), persyaratan ini sesuai proposal yang dilaporkan diajukan oleh pemerintah Australia. Selain itu, hanya pertukaran kripto yang memiliki lebih dari USD 3.2 juta atau setara Rp 50,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.896 per dolar AS) yang perlu mendapatkan izin dari regulator sektor jasa keuangan negara tersebut.

Berdasarkan laporan Bloomberg, otoritas Australia yakin penerapan persyaratan ini tidak hanya akan membantu melindungi konsumen tetapi juga akan berperan dalam mendukung pertumbuhan pasar aset digital. 

Laporan tersebut menambahkan pemerintah Australia memperkirakan rancangan undang-undang tersebut akan siap pada 2024. Setelah rancangan tersebut disahkan menjadi undang-undang, pertukaran kripto akan diberikan masa tenggang dua belas bulan untuk mematuhi aturan baru.

Mengikuti Tren Global

Sementara itu, dalam dokumen yang dirilis pada 16 Oktober oleh Departemen Keuangan Australia, pemerintah mengakui aturan yang diusulkan untuk pertukaran kripto didasarkan pada undang-undang yang saat ini mengatur industri jasa keuangan. 

Menurut laporan tersebut, usulan yang dibuat oleh otoritas Australia berkaitan dengan standar hak asuh dan transaksi. Mereka juga membahas kewajiban bursa dalam hal staking dan perdagangan.


Harga Bitcoin Melambung, Dana Arus Masuk ke BTC Sentuh Rp 907,8 Miliar

Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik

Sebelumnya diberitakan, dana kripto global yang diperdagangkan secara publik mengalami peningkatan signifikan dalam modal segar lebih dari USD 61 juta atau setara Rp 971,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.927 per dolar AS), sebanding dengan lebih dari 10 persen setoran bersih tahun ini ke dalam dana tersebut.

Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (27/10/2023), mayoritas aset, sekitar USD 57 juta atau setara Rp 907,8 miliar, disalurkan untuk investasi Bitcoin (BTC), didorong oleh meningkatnya permintaan investor terhadap ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat.

Ini terjadi ketika Bitcoin melonjak melewati USD 35.000 atau setara Rp 557,4 juta untuk pertama kalinya sejak Mei tahun lalu. Kegembiraan seputar potensi persetujuan ETF kemungkinan besar memicu lonjakan tersebut, dengan ticker Bitcoin iShares BlackRock dilaporkan terdaftar di Depository Trust & Clearing Corporation (DTCC).

Sumber terbesar arus masuk ini adalah Jerman dan Kanada, dengan ETC Group Jerman menerima USD 24,3 juta atau setara Rp 387 miliar dan Purpose Investments Kanada menerima USD 10,9 juta atau setara Rp 173,6 miliar.

Selain itu, 21Shares AG mengambil sekitar USD 11,8 juta atau setara Rp 187,9 miliar. Sementara itu, Pengadilan Banding Amerika Serikat telah mengarahkan SEC untuk mempertimbangkan kembali penerapan ETF Bitcoin Grayscale, sehingga meningkatkan persaingan di antara perusahaan-perusahaan terkemuka yang berharap untuk meluncurkan ETF Bitcoin spot.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya