Bandara di Dagestan Rusia Ditutup Usai Aksi Demo Warga Dukung Palestina

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan kerumunan orang yang marah sambil berlarian melalui bandara di Dagestan, dilaporkan mencari orang-orang yang datang dari Tel Aviv.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 30 Okt 2023, 14:43 WIB
Massa Anti Israel Kepung Bandara Dagestan di Rusia, Teriak Allahu Akbar Serbu Pesawat dari Tel Aviv (doc: Telegram)

Liputan6.com, Jakarta - Israel mendesak Rusia untuk melindungi “semua warga negaranya dan semua orang Yahudi” setelah massa dalam jumlah besar, beberapa di antaranya meneriakkan slogan-slogan antisemit, menyerbu bandara Dagestan.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan kerumunan orang yang marah sambil berlarian melalui bandara di Makhachkala, dilaporkan mencari orang-orang yang datang dari Tel Aviv.

Beberapa massa berlari ke landasan dan mengepung pesawat di sana, dikutip dari laman BBC, Senin (30/10/2023).

Badan penerbangan Rusia Rosaviatsia mengatakan, pasukan keamanan kemudian mengendalikan situasi.

Pihak berwenang menutup bandara dan akan tetap tutup hingga Selasa (31/10), kata Rosaviatsia.

Enam puluh orang yang diduga anggota gerombolan telah ditangkap, kata kantor berita Rusia, mengutip kementerian dalam negeri setempat.

Klip video menunjukkan ratusan orang menyerbu terminal bandara, beberapa di antaranya mengibarkan bendera Palestina.

Media lokal melaporkan bahwa beberapa demonstran menghentikan mobil di luar bandara Makhachkala untuk meminta dokumen, dalam kekacauan pencarian paspor Israel.

20 orang dilaporkan terluka, termasuk beberapa petugas polisi, kata kementerian kesehatan republik tersebut. Beberapa di antaranya mengalami luka serius dan dua lainnya dalam kondisi kritis.


Presiden Mahmoud Abbas Sebut Israel Lakukan Genosida ke Rakyat Palestina di Gaza

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas (AFP Photo)

Dalam pertemuan penting Komite Eksekutif PLO yang diadakan malam ini di markas besar kepresidenan di Ramallah, Presiden Mahmoud Abbas mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Saat berbicara di depan komite, Presiden Abbas menekankan gawatnya situasi saat ini, karena rakyat Gaza sedang menghadapi pembantaian atau genosida oleh Israel di bawah pengawasan penuh komunitas internasional.

"Sejak awal krisis ini, Palestina telah melakukan segala upaya, terlibat dalam upaya diplomasi yang luas dengan para pemimpin dunia dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresi, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mencegah konflik eksternal, pengungsian, dan menghentikan serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel dan pasukan pendudukan di Yerusalem dan Tepi Barat," kata Abbas, dikutip dari laman Wafa, Senin (30/10/2023).

"Meskipun terdapat suara mayoritas di Majelis Umum PBB, pasukan pendudukan Israel menanggapinya dengan invasi darat dan tingkat penembakan, kehancuran, dan korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Jumlah korban warga Palestina di Jalur Gaza kini mencapai lebih dari 7.500 orang, dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan, serta sekitar 20.000 orang terluka.

Presiden Abbas bertanya-tanya "bagaimana mungkin untuk tetap diam ketika 3.000 anak-anak Palestina yang terbunuh dan penembakan terhadap rumah sakit, bersamaan dengan penghancuran yang kejam dan hukuman kolektif terhadap warga sipil."


Presiden Palestina Minta Komunitas Internasional Beri Tekanan ke Israel

Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Dia meminta komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan pertumpahan darah di Palestina.

Dia juga mendesak rakyat Palestina untuk berdiri bersama, "menunjukkan persatuan dan ketahanan melawan perang keji yang dilakukan oleh militer Israel terhadap rakyat Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem."

Presiden Abbas menyatakan bahwa warga Palestina harus menghadapi pengungsian dan Nakba yang sedang berlangsung, dan bersumpah untuk membangun kembali segala sesuatu yang dihancurkan oleh pendudukan Israel di Gaza.

Presiden menekankan bahwa “Gaza akan tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina, bersama dengan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur… Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota abadi kita, dengan kesucian Islam dan Kristennya.”


Pertemuan Darurat Negara Arab

Massa juga membakar bendera Israel. (Ahmad Al-rubaye/AFP)

Presiden Abbas menyerukan kepada para pemimpin negara-negara Arab untuk mengadakan pertemuan darurat guna menghentikan agresi kejam terhadap rakyat Palestina dan perjuangan mereka, mengatasi tantangan-tantangan regional dan internasional, dan mengupayakan agar warga Palestina tetap tinggal di tanah mereka dan mengakhiri pendudukan di negara mereka.

Presiden Palestina menekankan bahwa Komite Eksekutif PLO masih dalam keadaan darurat dan terbuka untuk memantau perkembangan dan upaya diplomatik yang sedang berlangsung.

Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya