Liputan6.com, Jakarta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah mengungkapkan kekecewaannya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi selaku kader partai dan keluarganya atas situasi politik saat ini.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pada awalnya jajaran PDIP berdoa agar manuver politik keluarga Presiden Jokowi tidak akan terjadi, namun ternyata malah menjadi kenyataan.
Advertisement
Seluruh simpatisan, anggota, dan kader PDIP pun sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari lima Pilkada dan dua Pilpres untuk orang nomor satu Indonesia itu.
"Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam. Namun, apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dan lain-lain beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," jelas Hasto, Minggu 29 Oktober 2023.
Sementara itu, Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menyampaikan isu mengenai keretakan hubungan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut dia, Megawati sangat menyayangi Jokowi. Hal ini telah disampaikan oleh Masinton dalam diskusi yang digelar Total Politik bertajuk Safari 2204: Usai Pendaftaran Capres-Cawapres, Seperti Apa Peta pertarungan?, di Warung WOW KWB, Jakarta Pusat, Minggu 29 Oktober 2023.
"Ini situasinya rawan goreng menggoreng. Orang sekarang seakan-akan memperhadapkan antara Pak Jokowi dengan keluarga (jalan) Teuku Umar (rumah Megawati)," ujar Masinton.
Politikus PDIP yang maju lagi sebagai caleg dari Dapil Jakarta ini pun telah menyampaikan pesan kepada Jokowi. Dirinya mengatakan jika Megawati masih menyayangi Jokowi dan berharap hal sebaliknya.
"Halo Pak Jokowi, saya Masinton Pasaribu. Bu Mega selalu cinta dan sayang sama Pak Jokowi. Pak Jokowi sayang enggak ya sama Bu Mega, masih sayang enggak? Saya berharap sih masih sayang, merdeka," ucap dia.
Tak hanya itu, capres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo pun mengungkapkan jika pihaknya sempat mengalami kesedihan. Namun, dirinya tidak ingin lama-lama terpuruk dan langsung bangkit bergerak.
"Kesedihan itu pasti ada tapi kita enggak akan cengeng. Banteng enggak cengeng, banteng ketaton (terluka) itu langsung bergerak," kata Ganjar di Jakarta Selatan, Minggu 29 Oktober 2023.
Berikut sederet pernyataan PDIP hingga Ganjar terkait kekecewaannya terhadap Jokowi dihimpun dari Liputan6.com:
1. Gibran Gabung ke Kubu Prabowo, Hasto: Perih dan Berprasah
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengungkapkan kekecewaanya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi selaku kader partai dan keluarganya atas situasi politik saat ini.
Khususnya setelah sikap putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang secara terang-terangan memilih bergabung ke kubu pendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan menjadi calon wakil presiden (cawapres).
"PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini," tutur Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Minggu (29/10/2023).
Dia mengatakan, ketika DPP PDIP bertemu dengan jajaran anak ranting hingga struktur partai paling bawah, lanjutnya, ada banyak kader yang tidak percaya bahwa situasi tersebut bisa terjadi.
"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan konstitusi," jelas dia.
Menurut Hasto, pada awalnya jajaran PDIP berdoa agar manuver politik keluarga Presiden Jokowi tidak terjadi, namun ternyata malah menjadi kenyataan. Seluruh simpatisan, anggota, dan kader PDIP pun sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari lima Pilkada dan dua Pilpres untuk orang nomor satu Indonesia itu.
Advertisement
2. Sekjen PDIP: Rakyat Paham Siapa yang Meninggalkan demi Ambisi Kekuasaan
Hasto menyatakan, PDIP percaya bahwa Indonesia merupakan negeri di mana rakyatnya bertakwa kepada Tuhan. Tanah Air ini merupakan negara spiritual yang sangat mengedepankan moralitas, nilai kebenaran, serta kesetiaan.
"Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobidience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Ke semuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK," katanya.
Hasto bahkan mengaku menerima cerita dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kuncian atau kartu truf-nya dipegang oleh pihak tertentu, yang tidak secara gamblang disebutnya sebagai kubu Jokowi.
"Ada yang mengatakan life time saya hanya harian, lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan. Semoga awan gelap demokrasi ini segera berlalu, dan rakyat Indonesia sudah paham, siapa meninggalkan siapa demi ambisi kekuasaan itu,” Hasto menandaskan.
3. PDIP: Pak Jokowi Masih Sayang Tidak Sama Bu Mega?
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menyadari isu mengenai keretakan hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri.
Padahal, kata dia, Megawati amat menyayangi Jokowi.
Menurut Masinton, banyak pihak-pihak yang mencoba mengadu Jokowi dan Megawati. Dia pun buru-buru membantah hal tersebut.
"Jadi orang coba memperhadapkan PDI Perjuangan dengan (Jokowi), salah," ucap dia.
Meski Masinton mengaku tahu betul bahwa Megawati menyayangi Jokowi. Namun, dia tidak tahu situasi sebaliknya, apakah Jokowi juga menyayangi Megawati.
"Enggak ada, gitu loh, Bu Mega itu selalu sayang sama Pak Jokowi, tapi enggak tahu Pak Jokowi masih sayang enggak sama Bu Mega," ujar dia.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap hubungan terkini antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi. Hubungan itu dikabarkan merenggang setelah putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Hasto membantah isu keretakan hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia menyatakan, komunikasi antara keduanya itu telah terjalin selama kurang lebih 20 tahun.
Dari situ, Hasto menyatakan Megawati selalu memberikan kasih sayang kepada Jokowi seperti anak sendiri yang bahkan tidak akan pernah selesai.
"Komitmen kasih seorang ibu yang tidak pernah berkesudahan," katanya.
Advertisement
4. Ganjar Akui PDIP Sedih karena Jokowi: Tapi Banteng Tidak Cengeng
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo berkomentar terkait pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengaku sedih karena ditinggalkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan mencalonkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Ganjar pun mengakui bahwa pihaknya sempat mengalami kesedihan. Meski demikian, ia tak mau lama-lama terpuruk dan langsung bangkit bergerak.
"Kesedihan itu pasti ada tapi kita enggak akan cengeng. Banteng enggak cengeng, banteng ketaton (terluka) itu langsung bergerak," ujar Ganjar di Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2023).
Ganjar pun menyinggung Peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli). Menurutnya, peristiwa itu juga membuat PDIP sedih tetapi pihaknya bisa melewati kesedihan tersebut.
"Jadi kita tidak dalam romantisme kesedihan tapi kita harus berjuang. PDIP waktu PDI dihajar habis-habisan bahkan ada yang mati. Jangan lupa dengan Kudatuli lho ya," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Maka dari itu, Ganjar Pranowo pun menegaskan ia masih menghormati Jokowi dan Gibran karena hal itu merupakan pilihan politik masing-masing.
"Kita coba fight terus, kita enggak cengeng dengan segala apa yang terjadi dan sampai detik ini saat ini saya menghormati Pak Jokowi, menghormati Mas Gibran sebagai suatu pilihan-pilihan politik," kata Politikus PDIP ini.