Liputan6.com, Jakarta - Telah terjadi kericuhan di Dagestan, dimana ramai penduduk di wilayah tersebut yang berdemo atas kedatangan pesawat dari Tel Aviv, Israel.
Para warga di Dagestan sampai rusuh lantaran mendukung kedaulatan warga di Palestina.
Advertisement
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan kerumunan orang marah sambil berlarian melalui bandara di Makhachkala, dilaporkan mencari orang-orang yang datang dari Tel Aviv.
Beberapa massa berlari ke landasan dan mengepung pesawat di sana. Badan penerbangan Rusia Rosaviatsia mengatakan, pasukan keamanan kemudian mengendalikan situasi.
Pihak berwenang menutup bandara dan akan tetap tutup hingga Selasa (31/10), kata Rosaviatsia.
Lantas, dimana lokasi Dagestan dan seperti apa faktanya? Berikut dikutip dari berbagai sumber, Senin (30/10/2023):
1. Mayoritas Penduduk Muslim
Dagestan adalah republik Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam di Kaukasus Utara, rumah bagi sekitar 3,1 juta orang di tepi barat Laut Kaspia.
2. Wilayah Dagestan
Dagestan adalah sebuah wilayah pegunungan di bagian timur Kaukasus Utara, Dagestan adalah wilayah yang paling beragam secara etnis dan bahasa di Rusia dan merupakan rumah bagi setidaknya 40 etnis yang berbeda.
Dagestan adalah sebuah republik di Federasi Rusia, populasi Dagestan adalah sekitar 3 jutaan jiwa, menurut angka resmi Rusia.
3. Kelompok Pemberontak di Dagestan
Selama hampir satu dekade hingga tahun 2017, pasukan keamanan Rusia memerangi pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh sejumlah kelompok militan di Dagestan, negara tetangga Chechnya dan Ingushetia.
4. Islam Masuk ke Dagestan
Islam masuk ke Rusia melalui kota kuno Derbent di selatan Dagestan, orang-orang Arab membawa agama ini setidaknya 1.000 tahun yang lalu.
Setelah selesai di bawah komunisme, Islam di Dagestan berkembang pesat. Republik ini memiliki sekitar 3.000 masjid, lembaga Islam, dan sekolah.
5. Kelahiran Tokoh Muslim
Dagestan adalah tempat kelahiran pejuang Islam legendaris Imam Shamil, yang melawan kekuasaan Rusia selama 25 tahun pada abad ke-19. Banyak jalan dan tempat diberi nama menurut namanya.
Presiden Mahmoud Abbas Sebut Israel Lakukan Genosida ke Rakyat Palestina di Gaza
Dalam pertemuan penting Komite Eksekutif PLO yang diadakan malam ini di markas besar kepresidenan di Ramallah, Presiden Mahmoud Abbas mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Saat berbicara di depan komite, Presiden Abbas menekankan gawatnya situasi saat ini, karena rakyat Gaza sedang menghadapi pembantaian atau genosida oleh Israel di bawah pengawasan penuh komunitas internasional.
"Sejak awal krisis ini, Palestina telah melakukan segala upaya, terlibat dalam upaya diplomasi yang luas dengan para pemimpin dunia dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresi, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mencegah konflik eksternal, pengungsian, dan menghentikan serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel dan pasukan pendudukan di Yerusalem dan Tepi Barat," kata Abbas, dikutip dari laman Wafa, Senin (30/10/2023).
"Meskipun terdapat suara mayoritas di Majelis Umum PBB, pasukan pendudukan Israel menanggapinya dengan invasi darat dan tingkat penembakan, kehancuran, dan korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Jumlah korban warga Palestina di Jalur Gaza kini mencapai lebih dari 7.500 orang, dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan, serta sekitar 20.000 orang terluka.
Presiden Abbas bertanya-tanya "bagaimana mungkin untuk tetap diam ketika 3.000 anak-anak Palestina yang terbunuh dan penembakan terhadap rumah sakit, bersamaan dengan penghancuran yang kejam dan hukuman kolektif terhadap warga sipil."
Advertisement
Presiden Palestina Minta Komunitas Internasional Beri Tekanan ke Israel
Dia meminta komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan pertumpahan darah di Palestina.
Dia juga mendesak rakyat Palestina untuk berdiri bersama, "menunjukkan persatuan dan ketahanan melawan perang keji yang dilakukan oleh militer Israel terhadap rakyat Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem."
Presiden Abbas menyatakan bahwa warga Palestina harus menghadapi pengungsian dan Nakba yang sedang berlangsung, dan bersumpah untuk membangun kembali segala sesuatu yang dihancurkan oleh pendudukan Israel di Gaza.
Presiden menekankan bahwa “Gaza akan tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina, bersama dengan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur… Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota abadi kita, dengan kesucian Islam dan Kristennya.”
Pertemuan Darurat Negara Arab
Presiden Abbas menyerukan kepada para pemimpin negara-negara Arab untuk mengadakan pertemuan darurat guna menghentikan agresi kejam terhadap rakyat Palestina dan perjuangan mereka, mengatasi tantangan-tantangan regional dan internasional, dan mengupayakan agar warga Palestina tetap tinggal di tanah mereka dan mengakhiri pendudukan di negara mereka.
Presiden Palestina menekankan bahwa Komite Eksekutif PLO masih dalam keadaan darurat dan terbuka untuk memantau perkembangan dan upaya diplomatik yang sedang berlangsung.
Advertisement