PBB: Ketertiban Sosial Goyah, Rakyat Gaza Mulai Putus Asa Akibat Blokade Israel

PBB menyorot kondisi sosial di Gaza usai gudang persediaan diserbu masyarakat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 31 Okt 2023, 09:01 WIB
Air menjadi langka sejak Israel memblokade pasokan air untuk warga Gaza. (MAHMUD HAMS/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Pejabat tinggi PBB menyorot keadaan rakyat Gaza yang mulai ketakutan karena dampak blokade Israel. Akibat Israel yang membatasi bantuan masuk, warga Gaza dilaporkan langsung menyerbu gudang PBB untuk mengambil kebutuhan-kebutuhan pokok.

Menurut UN News, Senin (30/10/2023), salah satu gudang yang diserbu berada di Deir Al Barah. Di lokasi itu, lembaga PBB untuk Palestina (UNRWA) menyimpan pasokan dari Mesir. 

"Ada tanda mengkhawatirkan bahwa ketertiban sosial mulai goyah setelah tiga pekan perang dan pengepungan ketat di Gaza. Orang-orang ketautan, frustrasi, dan putus asa," ujar Direktor UNRWA di Jalur Gaza, Thomas White.

White berkata bahwa situasi semakin parah akibat tindakan Israel yang memutuskan jalur komunikasi telepon dan internet. Rakyat Gaza pun merasa kehilangan koneksi dari keluarganya di dalam Gaza serta dunia.

Pasokan yang berasa di pasar juga mulai menipis dan bantuan kemanusiaan yang datang dari Mesir tidak cukup. Hingga hari Minggu (29/10), Israel baru mengizinkan sekitar 80 truk untuk masuk Gaza dalam sepekan. Namun, putusnya jalur komunikasi menghambat masuknya konvoi bantuan.

White meminta agar bantuan bisa masuk dengan bebas ke dalam Gaza karena situasi sangat genting. 

"Kami menyerukan lini pengiriman pasokan yang reguler dan stabil ke dalam Jalur Gaza untuk merespons kebutuhan-kebutuhan, terutama karena ketegangan dan frustasi meningkat," tegasnya.


Presiden Mahmoud Abbas Sebut Israel Lakukan Genosida ke Rakyat Palestina di Gaza

Orang-orang memasak dengan kayu bakar, di tengah kelangkaan bahan bakar dan gas, untuk menyediakan makanan bagi para pengungsi Palestina di tengah serangan Israel di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan pada 15 Oktober 2023. (MAHMUD HAMS / AFP)

Pada pertemuan penting Komite Eksekutif PLO yang diadakan malam ini di markas besar kepresidenan di Ramallah, Presiden Mahmoud Abbas mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Saat berbicara di depan komite, Presiden Mahmoud Abbas menekankan gawatnya situasi saat ini, karena rakyat Gaza sedang menghadapi pembantaian atau genosida oleh Israel di bawah pengawasan penuh komunitas internasional.

"Sejak awal krisis ini, Palestina telah melakukan segala upaya, terlibat dalam upaya diplomasi yang luas dengan para pemimpin dunia dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresi, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mencegah konflik eksternal, pengungsian, dan menghentikan serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel dan pasukan pendudukan di Yerusalem dan Tepi Barat," kata Abbas, dikutip dari laman Wafa, Senin (30/10/2023).

Ia pun menyayangkan bahwa Israel tidak menanggapi suara mayoritas di PBB yang menuntut adanya gencatan senjata.

"Meskipun terdapat suara mayoritas di Majelis Umum PBB, pasukan pendudukan Israel menanggapinya dengan invasi darat dan tingkat penembakan, kehancuran, dan korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya."

 


Presiden Palestina Minta Komunitas Internasional Beri Tekanan ke Israel

Amnesty menyinggung soal Jalur Gaza yang sudah luluh lantak akibat serangan Israel. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jumlah korban warga Palestina di Jalur Gaza kini mencapai lebih dari 7.500 orang, dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan, serta sekitar 20.000 orang terluka.

Presiden Abbas bertanya-tanya "bagaimana mungkin untuk tetap diam ketika 3.000 anak-anak Palestina yang terbunuh dan penembakan terhadap rumah sakit, bersamaan dengan penghancuran yang kejam dan hukuman kolektif terhadap warga sipil."

Dia meminta komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan pertumpahan darah di Palestina.

Dia juga mendesak rakyat Palestina untuk berdiri bersama, "menunjukkan persatuan dan ketahanan melawan perang keji yang dilakukan oleh militer Israel terhadap rakyat Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem."

Presiden Abbas menyatakan bahwa warga Palestina harus menghadapi pengungsian dan Nakba yang sedang berlangsung, dan bersumpah untuk membangun kembali segala sesuatu yang dihancurkan oleh pendudukan Israel di Gaza.

Presiden menekankan bahwa “Gaza akan tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina, bersama dengan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur… Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota abadi kita, dengan kesucian Islam dan Kristennya.”


Anwar Ibrahim Telepon Petinggi Hamas, Tegaskan Dukungan Teguh Malaysia untuk Palestina

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam acara "Temu Anwar" yang diadakan di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa (5/9/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Perdana Malaysia Anwar Ibrahim menunjukkan dukungan tegasnya terhadap kelompok Hamas. Anwar mengungkapkan dia menjalin komunikasi via telepon dengan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh pada Senin (16/10/2023).

"Saya melakukan percakapan via telepon dengan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh untuk menyatakan dukungan teguh Malaysia terhadap rakyat Palestina," tulis Anwar di media sosial Instagram. 

Dia menambahkan, "Mengingat situasi yang mengerikan di Gaza, saya sangat mendorong penghentian segera pengeboman dan pembentukan koridor kemanusiaan di Rafah."

"Penting juga bagi Israel untuk meninggalkan komitmen mereka terhadap politik perampasan, segera melakukan gencatan senjata dengan Hamas dan benar-benar mengupayakan resolusi damai untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung."

Anwar menegaskan bahwa sangatlah penting untuk memprioritaskan kesejahteraan dan keselamatan semua individu yang terdampak perang Hamas Vs Israel.

"Dalam semangat ini, kami berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan, khususnya dalam bentuk makanan dan obat-obatan untuk meringankan penderitaan mereka yang membutuhkan," imbuhnya.

Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya