Liputan6.com, Jakarta - Rasulullah SAW merupakan hamba Allah yang begitu istimewa dan dicintai banyak umat. Kisah masa kecil Rasulullah yang meminta hujan dengan wajah mulianya adalah salah satu kisah yang sangat terkenal.
Kisah ini terjadi ketika Rasulullah masih berusia sekitar 8 tahun. Diketahui pada saat itu, negeri Makkah sedang dilanda musim paceklik, bahkan tak ada hujan yang turun selama berbulan-bulan, sehingga menyebabkan kekeringan dan kelaparan di mana-mana.
Kisah ini sebagaimana diriwayatkan oleh beberapa ulama, di antaranya Ibnu Asakir dalam kitabnya Tarikh Madinah Dimasyq. Diceritakan pada saat kondisi Makkah yang kekeringan para pemuka Quraisy berkumpul untuk mencari jalan keluar.
Baca Juga
Advertisement
Mereka akhirnya sepakat untuk meminta doa kepada Abu Thalib, paman Rasulullah SAW, karena beliau dikenal sebagai orang yang baik dan dihormati. Kemudian, Abu Thalib mengajak Rasulullah yang saat itu masih kecil, ke sekitaran Ka'bah.
Beliau menempelkan punggung Rasulullah SAW ke dinding Ka'bah dan memegang kedua tangan beliau. Kemudian terjadi mukjizat. Berikut kisah selengkapnya mengutip dari laman NU Online.
Saksikan Video Pilihan ini:
Mukjizat Rasulullah sejak Masih Kecil
Tiba-tiba, langit yang tadinya terang benderang berubah menjadi mendung. Tidak lama kemudian, hujan turun dengan derasnya. Lembah-lembah menjadi terairi dan tanaman-tanaman kembali subur.
Kisah mukjizat Rasulullah di waktu kecil ini juga termaktub dalam kitab Syekh Shafiyurrahman Mubarakfuri dalam kitab Ar-Rahiq al-Makhtum,
“Ibnu Asakir meriwayatkan dari Jalhumah bin Urfathah, dia berkata: Aku datang ke Mekah dan mereka sedang mengalami kekeringan. Maka, kaum Quraisy berkata, "Wahai Abu Thalib! Lembah ini sedang mengalami kekeringan, dan anak-anak kami sedang mengalami kelaparan, maka datanglah dan mintalah hujan.
Maka, Abu Thalib keluar bersama seorang anak laki-laki, yang wajahnya bagaikan matahari di waktu senja. Sebuah awan putih muncul darinya, dikelilingi oleh anak-anak kecil. Abu Thalib mengambil anak laki-laki itu, menempelkan punggungnya ke Ka'bah, dan memegang jari anak laki-laki itu, padahal di langit tidak ada awan sama sekali. Maka, awan datang dari sana-sini, turun dengan deras, dan lembah meluap. Kota dan sekitarnya menjadi basah."
Kemudian Abu Thalib mengisyaratkan ini dalam syair;
Putih berseri meminta hujan dengan wajahnya
Penolong anak yatim dan pelindung wanita janda.
Orang-orang Quraisy pun kagum dengan apa yang mereka lihat. Mereka menyadari bahwa Rasulullah SAW bukanlah anak biasa. Nabi Muhammad kecil, memiliki keistimewaan yang tak banyak dimiliki seorang anak seusia beliau.
Lebih jauh lagi, kisah ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sejak kecil telah memiliki kelebihan dan keistimewaan. Wajah yang mulia memiliki pengaruh yang luar biasa, sehingga dapat mendatangkan hujan di saat musim kemarau. Kisah ini juga mengajarkan kita untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT, terutama ketika kita ditimpa musibah.
Advertisement
Membawa Keselamatan Bagi Umat Manusia
Meminta hujan saat menjadi Rasul pada kisah lain, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, ketika Nabi Muhammad telah diangkat menjadi Rasulullah, di Mekah tengah terjadi musim paceklik yang sangat lama, dan membuat warga kesusahan. Dan mereka menemui Rasulullah untuk meminta turun hujan. Penjelasan Imam Bukhari ini sebagaimana dikutip Imam Ibnu Katsir dalam kitab al Bidayah wa an Nihayah, Jilid 8 halaman 589;
Imam Bukhari berkata: Muhammad bin Salam, Abu Dhamrah, dan Syarik bin Abdullah bin Abi Nimar menceritakan kepadaku, bahwa mereka mendengar Anas bin Malik menceritakan bahwa seorang pria masuk ke masjid pada hari Jumat dari pintu yang menghadap mimbar, sementara Rasulullah SAW sedang berkhutbah. Pria itu berdiri menghadap Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda kami telah binasa, dan jalan-jalan telah putus. Doakanlah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan untuk kami.”
Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berkata, "Ya Allah, turunkan hujan untuk kami, ya Allah, turunkan hujan untuk kami, ya Allah, turunkan hujan untuk kami."
Anas berkata; “Demi Allah, kami tidak melihat awan, hujan, atau apa pun di langit, atau antara kami dan barang-barang rumah atau rumah”.
Lalu muncullah awan dari belakangnya seperti perisai. Ketika awan itu berada di tengah langit, awan itu menyebar dan kemudian turun hujan.
Anas berkata, “Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama seminggu,”. Kemudian, seorang pria masuk dari pintu itu pada Jumat berikutnya, sementara Rasulullah sedang berkhutbah. Pria itu berdiri menghadap Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda kami telah binasa, dan jalan-jalan telah putus. Doakanlah kepada Allah agar Dia menghentikan hujan.”
Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, turunkan hujan di sekitar kami, bukan di atas kami. Ya Allah, turunkan hujan di atas bukit-bukit, gunung-gunung, lereng-lereng, dan lembah-lembah, tempat tumbuhnya pepohonan.”
Hujan pun berhenti, dan kami keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari. Syarik berkata, “Aku bertanya kepada Anas: Apakah itu pria yang sama?,”. Anas menjawab, “Aku tidak tahu,”
Hadis dan riwayat di atas menceritakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang mampu memohon hujan kepada Allah SWT dan doanya dikabulkan. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk membawa petunjuk dan keselamatan bagi umat manusia.