Hobi Nge-Jus Buah dan Sayuran, Hati-hati dengan Risiko Terlalu Banyak Gula

Ingat soal risiko terlalu banyak gula tiap kali mau membuat jus buah atau sayuran.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Nov 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi ingat soal risiko terlalu banyak gula tiap kali mau membuat jus buah atau sayuran. (unsplash.com/@jugoslocos)

Liputan6.com, Jakarta Proses membuat jus (juicing) melibatkan menggiling, memeras atau menekan buah juga sayuran segar untuk diambil sarinya. Ini adalah istilah modern yang bermula dari  praktik lama dalam memeras buah-buahan untuk mendapatkan nutrisinya dengan cepat.

Tren membuat jus dimulai sejak awal tahun 1920-an dan 1930-an, lalu meningkat pada tahun 1970-an. Pada tahun 1990-an, toko-toko jus dan makanan/minuman sehat menjadi lebih umum.

Minum jus segar (fresh juice) adalah cara mudah untuk mendapatkan banyak vitamin dan mineral. Meskipun penelitian menunjukkan beberapa dukungan untuk membuat jus, potensi manfaat kesehatan sangat bervariasi tergantung pada apa yang terkandung dalam jus.

Jika Anda tidak berhati-hati, maka Anda mungkin akan mengonsumsi terlalu banyak kalori dan  gula.

Risiko Potensial dari Membuat Jus

Risiko membuat jus mungkin lebih besar daripada manfaat kesehatannya, sebagaimana dikutip dari WebMD. Potensi risiko ini bervariasi berdasarkan seberapa banyak jus yang Anda minum, seberapa sering meminumnya, dan jenis buah dan sayuran yang Anda gunakan:

1. Terlalu banyak kalori

Semua buah dan sayuran mengandung kalori, tetapi diimbangi dengan komponen seperti serat dan jaringan lainnya. Banyak jus mengandung sekitar 100-180 kalori dalam gelas berukuran 8 ons, yang berarti memerhatikan ukuran porsi Anda adalah penting.

Terlalu banyak kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

2. Terlalu banyak asupan gula

Dalam jus buah, sebagian besar kalori berasal dari gula. Ketika Anda minum jus, Anda sering mengalami lonjakan kadar gula darah karena tidak ada serat yang memperlambat penyerapan gula.

Cara terbaik untuk menjaga asupan gula Anda adalah dengan meminum jus yang mengandung semua atau sebagian besar sayuran.

3. Kekurangan serat dan protein

Minum jus dapat menyebabkan kekurangan gizi karena semua jenis jus, bahkan jus sayuran mengandung sangat sedikit serat atau protein. Serat sangat penting untuk kesehatan pencernaan, sedangkan protein untuk mendukung otot, tulang, dan darah.


Mengapa Membuat Jus Tidak Selalu Menjadi Opsi yang Sehat?

1. Membuat jus mengurangi serat dan dapat meningkatkan gula

Selama proses pembuatan jus dengan cara diperas, sebagian besar serat yang terdapat dalam daging buah akan dihilangkan. Serat dapat membantu menurunkan kolesterol, meningkatkan kesehatan jantung, dan membantu mengatur penggunaan gula dalam tubuh – mencegah lonjakan gula darah.

Sean Hashmi, MD, praktisi dan direktur regional manajemen berat badan dan nutrisi klinis Kaiser Permanente Southern California mengatakan, jika jus Anda mengandung buah, hal itu dapat menyebabkan dosis gula yang besar.

Jus buah biasanya mengandung kadar gula yang tinggi dan dapat memengaruhi kadar gula dalam tubuh. Tapi, kamu perlu tahu bahwa jus tidak sepenuhnya menjadi pantangan makanan untuk pengidap diabetes.

Meskipun buah menawarkan banyak manfaat kesehatan, buah juga bisa mengandung gula yang tinggi. Ketika dimakan utuh, buah menyediakan serat yang bermanfaat. Namun, membuat jus akan menghilangkan serat.

"Anda mendapatkan semua gula secara langsung," kata Hashmi. "Jadi, membuat jus seringkali merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan gula Anda."

Menghilangkan serat dari jus menimbulkan kekhawatiran tambahan. Hashmi menjelaskan, serat adalah prebiotik, yang diperlukan untuk kesehatan usus.

"Semua bakteri baik yang Anda miliki akan memakan serat tersebut dan tumbuh serta mampu melakukan berbagai fungsi luar biasa, termasuk membuat beberapa vitamin untuk Anda,” sambungnya.

2. Membuat jus dapat membuat Anda merasa lapar

Beberapa orang menggunakan jus sebagai pengganti makanan. Ada juga yang mengonsumsi jus saat bepergian sebagai makanan cepat saji atau camilan.

"Ada kecenderungan untuk mendapatkan segala sesuatu dengan lebih cepat," kata Dr. Hashmi, dikutip dari situs Kaiser Permanente. Dan karena membuat jus memungkinkan Anda melewatkan proses mengunyah, itu berarti cairan diserap oleh perut lebih cepat. Tapi itu belum tentu merupakan hal yang baik.”

Dr. Hashmi menjelaskan, ketika seseorang membuat jus, mereka "melewati semua mekanisme pertahanan tubuh yang dirancang untuk membantu kita merasa kenyang."

Ketika Anda tidak mengunyah makanan Anda, Anda melewatkan bagian penting dari proses makan dan pencernaan yang membantu merasa kenyang. Jadi, Anda mungkin akan merasa lapar dengan cepat setelah minum jus.


Jus Tidak Lebih Sehat daripada Makan Buah dan Sayuran Utuh

Ilustrasi membuat jus seringkali melibatkan penggunaan mesin untuk mengeluarkan sari buah atau sayuran segar. Photo by Pille-Riin Priske on Unsplash

Jus buah merupakan sumber nutrisi yang baik seperti vitamin C. Namun, lebih baik mendapatkan vitamin C dari makan buah utuh ketimbang jus. Buah utuh memiliki keunggulan memiliki serat larut.

Serat larut dapat membantu memperbaiki pencernaan dan memperlambat laju kenaikan gula darah.  Namun, pengidap diabetes juga perlu hati-hati dengan buah utuh. Sebab tidak semua buah utuh baik untuk pengidap diabetes. Buah utuh dengan kadar karbohidrat yang tinggi seperti apel, pisang, kurma, mangga, sebaiknya dibatasi. 

Membuat jus seringkali melibatkan penggunaan mesin untuk mengeluarkan sari buah atau sayuran segar. Cairan tersebut mengandung sebagian besar vitamin, mineral dan bahan kimia tanaman yang ditemukan dalam buah.

Selain meningkatkan kadar gula, proses pembuatan jus juga dapat mengurangi nutrisinya. Baik itu yang manual, diperas langsung, menggunakan mesin, maupun pengepresan (cold pressed juice).Buah dan sayuran utuh juga memiliki serat yang sehat, yang hilang selama proses pembuatan jus.

Menurut pakar diet Katherine Zeratsky, orang berpikir bahwa tubuh dapat menyerap nutrisi lebih baik dari jus daripada dari buah dan sayuran utuh. Tapi biasanya tidak demikian.

“Ada juga yang mencoba diet jangka pendek yang hanya terdiri dari jus yang terbuat dari buah dan sayuran segar. Beberapa dari diet ini mungkin mengklaim dapat membantu membuang racun, membantu pencernaan atau menurunkan berat badan,” jelasnya, dikutip dari Mayo Clinic.

“Tetapi tidak ada bukti ilmiah yang kuat mendukung penggunaannya untuk alasan-alasan ini. Diet jus tidak memberikan nutrisi yang cukup. Mereka juga terkait dengan risiko kesehatan lainnya. Berat badan yang hilang selama melakukan juice cleanse dapat kembali naik setelah Anda mulai makan makanan biasa lagi.”

Di sisi lain, Katherine menilai membuat jus dapat berperan dalam diet seimbang. Utamanya, bagi Anda yang tidak suka memakan buah dan sayuran secara langsung.

Membuat jus juga dapat mengistirahatkan sistem pencernaan dari mencerna serat. Ini dapat membantu beberapa orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau yang menerima perawatan medis tertentu.


Membuat Jus Pakai Blender

Secara umum, pikirkan untuk membuat jus dengan blender daripada dengan mesin pembuat jus. Memadukan bagian-bagian buah dan sayuran yang dapat dimakan akan menghasilkan minuman dengan bahan kimia dan serat yang lebih sehat.

Jika Anda mencoba membuat jus, buatlah jus sebanyak yang bisa Anda minum sekaligus. Bakteri berbahaya dapat tumbuh dengan cepat dalam jus yang baru dibuat. Jika Anda membeli jus segar komersial, pilihlah produk yang sudah dipasteurisasi.

Infografis Tanaman Sayuran yang Cocok Ditanam di Lahan Sempit. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya