Liputan6.com, Jakarta - Gaung penggunaan energi terbarukan sebagai pengganti energi fosil bukan sesuatu yang fana. Setidaknya, itu sudah dipraktikan langsung oleh para murid sekolah dasar negeri di ujung Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Berlokasi di sekitar wilayah kerja Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, SDN 2 Sukajaya yang berada di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin sukses memanfaatkan energi terbarukan minim ongkos untuk operasional sekolah. Tak hanya tenaga pengajar, siswa-siswi di sana pun terlibat langsung dalam pemanfaatan cahaya matahari sebagai energi untuk sumber kelistrikan hingga penghijauan sekolah.
Advertisement
Sumber utama energi terbarukan di sana berasal dari satu panel surya yang terpasang di atap. Berbekal solar cell berkapasitas 1.200 watt, SDN 2 Sukajaya mampu menyalurkan listrik untuk 5 lampu penerangan. Upaya tersebut turut meminimalisir pengeluaran sekolah untuk membayar listrik.
"Di sana solar cell dibangun dengan energi terbarukan, energi matahari. Sehingga sangat membantu kami mengurangi cost atau biaya anggaran sekolah. Kami (biasa) mengeluarkan biaya Rp 200.000 per bulan untuk membayar listrik PLN, tapi dengan adanya listrik solar cell tersebut akan mengurangi biaya daripada anggaran listrik," ujar Sukasmino, Kepala Sekolah SDN 2 Sukajaya dalam kunjungan media bersama tim PHE Jambi Merang di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (24/10/2023).
Bukan cuman untuk lampu penerangan, pemasangan solar cell di SDN 2 Sukajaya juga terintegrasi dengan kegiatan pengelolaan air limbah. Solar cell jadi penggerak untuk sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), dimana sumber air bersih yang dihasilkan turut dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan di lingkungan sekolah, tak terkecuali bagi tanaman dan hewan.
Air Limbah untuk Budidaya
Sukasmino mengatakan, bekas air limbah itu digunakan untuk budidaya tanaman melalui sistem hidroponik, juga lewat sistem aquaponik untuk kolam ikan dan kandang burung.
"Jadi semua air kotor, baik cuci tangan, cuci piring, kecuali MCK ya, itu semua dialirkan ke bak, menampung, dan dipompa memanfaatkan solar cell, dan bisa untuk menyiram tanaman-tanaman," jelas Sukasmino.
"Sehingga limbah yang sudah tidak bermanfaat, bekas cuci sabun dan lain-lain itu masuk dialirkan melalui instalasinya ke bak penampungan, lalu difilterkan kembali oleh pompa, dan dialirkan melalui pompa untuk penyiraman nursery maupun aviary yang ada," paparnya.
Sokongan Pertamina
Seluruh kegiatan itu tidak lepas dari sokongan PT Pertamina (Persero) melalui PHE Jambi Merang, yang turut memanfaatkan barang bekas sebagai sumber penunjang energi terbarukan di SDN 2 Sukajaya. Field Manager PHE Jambi Merang, Satrio Mursabdo menyampaikan, panel surya berkapasitas 1.200 watt di sana berasal dari program peremajaan di area tapak pengeboran (wellpad).
"Dikarenakan kita sudah lakukan peremajaan, dan solar panel ini tentunya umurnya cukup panjang. Jadi setelah dites, kemampuan voltage-nya masih mendukung. Sehingga kita manfaatkan jadi satu inisiasi untuk keperluan sumber energi terbarukan sebagai pengganti dari listrik PLN," jelas Satrio.
Rangkaian sistem yang sudah terbangun itu turut ditopang oleh bantuan sejumlah akumulator dari PHE Jambi Merang. Sehingga, program pemasangan solar cell (Marcell) bisa diintegrasikan untuk kegiatan pengelolaan air.
"Jadi energi yang tersimpan disimpan di aki. Di situ ada kurang lebih empat aki, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan yang saat ini ada. Tentunya bergerak dari penggunaan pompa untuk penampung air hujan, menaikannya dari tampungan menuju ke tangki atas. Sehingga nanti jatuhnya langsung, statik, bisa dipergunakan untuk keran air maupun cuci tangan, dan juga untuk pompa sprayer," terangnya.
Advertisement
Berawal dari Sampah
Adapun dorongan SDN 2 Sukajaya untuk bisa memanfaatkan energi terbarukan ini berawal dari keinginan untuk melestarikan lingkungan, lewat pemanfaatan sampah.
Semua cerita berbalik ke tahun 2016, ketika SDN 2 Sukajaya menggelar Kelas Inspirasi dengan mengundang kaum profesional untuk mengajar satu hari. Kala itu, PHE Jambi Merang melalui program Jambi Merang Mengajar tertarik untuk bergandengan tangan.
"Gayung bersambut, kami juga pengen bergandengan. Sejak itu dimulailah hubungan yang intens antara saya pribadi dengan tim PHE Jambi Merang. Pada 2019 kami mengajukan proposal, ternyata ditanggapi, dan di 2020 kita MoU sampai sekarang, dan berkelanjutan," kata Sukasmino.
Pada 2021, SDN 2 Sukajaya memulai program Kantin Sehat Bebas Plastik, dengan meminimalisir penggunaan plastik kemasan untuk jajan siswa-siswi di sana. Upaya ini lantas bisa menekan pembakaran sampah plastik hingga 864 kg dalam setahun.
"Kantin kita tidak boleh jual makan-makanan kemasan, karena berakibat tidak baik untuk pencernaan anak-anak. Sehingga kita pakai wadah tumblr, tupperware hampir 500 unit dibantu, sampai saat ini masih digunakan," tutur Sukasmino.
Inisiasi menarik lainnya yaitu dengan pengolahan sampah organik melalui Bank Sampah. Dalam program ini, siswa-siswi hingga wali murid diajak untuk mengumpulkan sampah, baik di lingkungan sekolah maupun rumah untuk didaur ulang.
Sambah Dibawa ke Sekolah
Seperti diceritakan Zain Abizar Maulana, siswa kelas 5 SDN 2 Sukajaya berusia 10 tahun. Ia dan keluarga kini tak lagi membuang atau membakar sampah di rumah, tapi membawanya ke sekolah untuk diberdayakan.
"Saya biasa membawa barang bekas dari rumah, botol bekas, kardus, kemudian disetor ke bank sampah, ditimbang dan dicatat, kemudian dimasukan ke dalam buku tabungan siswa yang menyetor di bank sampah," ungkapnya.
Sampah kotor itu lalu dibersihkan dan dimasukan ke dalam botol. Selanjutnya dikreasikan menjadi ecobrick sebagai furnitur dan dekorasi sekolah, semisal untuk pos jaga dan papan nama sekolah yang terpampang di halaman depan.
Zain mengaku senang terlibat aktif dalam pemanfaatan sampah ini. Sebab, hasil kerjanya bisa ditukar untuk ongkos kegiatan pembelajaran. "Dari Bank Sampah sendiri uangnya bisa ditukar alat tulis buat kebutuhan Zain di sekolah, dan mengurangi tumpukan sampah di rumah," imbuhnya.
Sebagai bentuk keberlanjutan, PHE Jambi Merang juga telah merilis aplikasi Bocil Keling (Bocah Cilik Kelola Lingkungan) di SDN 2 Sukajaya pada 18 Oktober 2023. Aplikasi ini dibuat dalam bentuk games interaktif, yang memberikan informasi, panduan, permainan interaktif, dan fitur lainnya. Sehingga dapat membantu anak-anak dalam memahami dan melaksanakan praktik pemilihan sampah secara benar.
Asa Keberlanjutan Mandiri
Segala capaian yang turut disokong oleh PHE Jambi Merang tidak membuat SDN 2 Sukajaya lengah. Sukasmino menekankan, pihaknya ke depan ingin bisa mandiri dalam mengelola aset yang telah diberikan.
"Setelah nanti kami lepas darpada PHE, kami akan merawat, karena yang diberikan dari tahun 2020 sampai sekarang masih terawat dengan baik, masih terpakai, masih termanfaat. Makanya teman-teman dari PHE tertarik untuk berkesinambungan," kata Sukasmino.
"Intinya, program yang telah diberikan oleh PHE, walaupun nanti kami dilepas secara perlahan, dan kami siap, kami akan memanfaatkan, melestarikan, menyambung daripada apa yang sudah diberikan," tegasnya.
Antusiasme ini pun disambut hangat oleh manajemen PHE Jambi Merang. Satrio Mursabdo berjanji, pihaknya masih akan mendistribusikan bantuan kepada SDN 2 Sukajaya agar bisa jadi role model pemanfaatan energi terbarukan berskala kecil.
"Ke depannya, Alhamdulillah dalam mungkin awal November, kita sedang menunggu pengiriman selanjutnya tambahan 5.000 watt bantuan solar cell baru. Semoga bisa menambah kemampuan listrik, memenuhi consumable secara operasional harian dari sekolah," tuturnya.
Advertisement