Sandiwara Sastra Musim Kedua Luncurkan Drama Audio Bertema Misteri Nusantara, Chelsea Islan sampai Nicholas Saputra Jadi Pengisi Suara

Sadiwara Sastra sebuah siniar (podcast) yang merupakan program unggulan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek merilis Sandiwara Sastra Musim Kedua yang berisikan 10 episode drama audio bertema 'Misteri Nusantara'. Publik bisa mendengarkannya mulai hari ini.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 03 Nov 2023, 15:30 WIB
Konferensi Pers dan Peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua, di kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin, 30 November 2023. (Dok. Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali merilis Sandiwara Sastra yang memasuki musim kedua. Menggandeng Titimangsa dan KawanKawan Media, mereka meluncurkan 10 episode drama audio bertemakan 'Misteri Nusantara'.

Episode yang dihadirkan pada Sandiwara Sastra musim kedua ini menceritakan beragam kisah misteri dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Sepuluh judul meliputi "Perempuan Perkasa" (Papua), "Kampung Mati dan Hantu Berang-berang" (Kalimantan), "Si Manis Jembatan Ancol" (Jakarta), "Pahlawan" (Bali), "Bombol dan Babi" (NTT), "Keris" (Jawa), "Di Tubuh Tara dalam Rahim Pohon" (Makassar), "Mimpi Jurai" (Sumatera), "Sandekala" (Jawa Barat), dan "Halo Bleki" (Aceh).

Publik bisa mendengarkan drama audio tersebut pada hari ini, Jumat (3/11/2023), di seluruh platform podcast digital. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengapresiasi peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua.

Ia menyebut konten-konten pada siniar (podcast) ini dapat digunakan oleh orangtua dan guru dalam menceritakan kembali cerita-cerita rakyat Nusantara.

"Dengan mengalihwahanakan sastra ke dalam audio, Sandiwara Sastra tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki unsur edukatif yang bisa digunakan oleh orang tua atau guru untuk memperkenalkan cerita-cerita rakyat Nusantara kepada anak-anak dan murid-murid kita," kata Nadiem dalam Konferensi Pers dan Peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua, di kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin, 30 November 2023.

Sandiwara sastra adalah program unggulan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek. Pada 2021, program tersebut mendapatkan penghargaan dari Podcast Awards 2021 untuk kategori drama audio. 

 

 

Upaya Meningkatkan Literasi Bangsa

Konferensi Pers dan Peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua, di kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin, 30 November 2023. (Dok. Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra menerangkan bahwa sastra menempati posisi penting dalam pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter bangsa. Program sandiwara sastra tersebut, sambung Mahendra, adalah bagian dari misi Kemendikbud memajukan kebudayaan dan membentuk karakter anak bangsa.

"Sandiwara Sastra bukan hanya menjadi sebuah karya seni dan inovasi. Lebih dari itu, Sandiwara Sastra adalah sebuah upaya untuk mengangkat literasi. Melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan," ujar Mahendra pada kesempatan itu.

Ia berharap, Sandiwara Sastra Musim Kedua dapat memberikan warna pada ruang media baru serta lebih mendekatkan sastra kepada masyarakat. "Di samping itu, upaya ini juga sebagai gerakan untuk menambah kecintaan sastra di kalangan generasi muda," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Happy Salma yang menjadi produser Sandiwara Sastra Musim Kedua menyebutkan bahwa faktor psikologis masyarakat memiliki peran dalam terbentuknya cerita-cerita daerah. Ia merujuk pada artikel yang dibuat Abdullah Harahap, seorang penulis novel horor legendaris.


Faktor Psikologis Masyarakat Pengaruhi Cerita Daerah

Konferensi Pers dan Peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua, di kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin, 30 November 2023. (Dok. Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa cerita horor ditulis bukan bermaksud untuk menakut-nakuti tetapi lahir dari psikologis masyarakat, tradisi, dan keberagaman Indonesia.

"Cerita rakyat itu terjadi sebetulnya karena orang zaman dahulu ingin mengingatkan keseimbangan alam, peduli dengan sesama, dan keseimbangan lingkungan lewat legenda. Memang akan sedikit menakut-nakuti namun itu lahir berdasarkan psikologis masyarakat yang terjadi di masa itu, bukan hanya sekadar menakut-nakuti sama sekali," jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa penulis yang terlibat juga sudah meriset dan mengangkat kenyataan di daerah masing-masing. "Kita dalam mencari wawasan, ada penelitian dalam membuat karya ini. Walaupun ceritanya menyeramkan karena ada makhluk-makhluk gaib, tetapi kita bisa merasa relate dengan kehidupan kita, karena memang cerita ini bagian dari hidup kita, bagian dari budaya kita," ia mengungkapkan.

Sandiwara Sastra Musim Kedua ini diproduksi dalam kurun waktu satu tahun melalui workshop panjang, termasuk riset, penulisan naskah, latihan, perekaman, penyuntingan, serta pembuatan musik. Mereka melibatkan para penulis dan aktor yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia serta sutradara yang mengarahkan dari New York dan Bandung.


Ditulis dan Diperankan oleh Seniman Indonesia

Konferensi Pers dan Peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua, di kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin, 30 November 2023. (Dok. Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

"Sejak 2021, kami sudah memulai prosesnya. Sandiwara Sastra Musim Kedua ini bukan hanya menceritakan sesuatu yang tak terlihat, namun kita ingin memberikan pilihan bahwa setiap daerah memiliki aneka ragam cara untuk menghadapi sebuah persoalan yang terjadi di sekitarnya," kata Happy. 

Disutradarai oleh Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga, Sandiwara Sastra Musim Kedua merupakan alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam media audio yang berangkat dari cerita rakyat (folklore), urban legend, maupun cerita pendek di wilayah Nusantara. Sepuluh episode cerita tersebut ditulis oleh sastrawan Indonesia, dari Papua hingga Aceh, yaitu Aprila R. Wayar, Kurnia Effendi, Putu Wijaya, Mario F. Lawi, Faisal Oddang dan Feby Indirani, Risa Saraswati, Ilya Sigma dan Priesnanda Dwisatria, Hasan Aspahani dan Ali Sadli Salim, Guntur Alam, serta Azhari Aiyub.

Sandiwara Sastra Musim Kedua dimainkan oleh para aktor Indonesia, dua di antaranya pengisi suara legendaris sandiwara radio yang populer di era-90an, yakni Ferry Fadli dan Ivonne Rose. Aktor lainnya adalah Chelsea Islan, Raline Shah, Marcella Zalianty, Landung Simatupang, Ratna Riantiarno, Elly Lutan, Maudy Koesnaedi, Widi Mulia, Nova Eliza, Rangga Riantiarno, Nugie, Aming, Dewi Gita, Nicholas Saputra, Kevin Ardilova, Widuri Puteri Sasono, Nowela Mikhelia, Kristo Immanuel, Yudi Ahmad Tajudin, Dimas Danang, Yustiansyah Lesmana, Sal Priadi, Linda Tagie, Akiva Sardi, Jong Santiasa, Aisha Nurra Datau, dan Agra Svarnabhumi. 

Sandiwara Sastra Musim Kedua ini akan tayang pada siniar @budayakita. Masyarakat umum juga bisa mengunjungi pameran poster dan audio yang didesain oleh Sigit D. Pratama dari .this/Play studio, yang berlangsung mulai 30 Oktober–12 November 2023 di Lobby Gedung E, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta. 

Infografis Nobel Sastra (Liputan6.com/Deisy Rika)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya