Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat, Wally Adeyemo membahas peran cryptocurrency dalam mendanai organisasi teroris selama wawancara pada Jumat, 27 Oktober 2023 dengan Pusat Studi Kejahatan dan Keamanan Keuangan Royal United Services Institute (RUSI).
Adeyemo mengatakan kripto bukanlah sebagian besar cara pendanaan kelompok teroris, dan mencatat organisasi-organisasi ini terus menggunakan sistem perbankan tradisional.
Advertisement
"Hari ini saya akan mengatakan bahwa penggunaan kripto bukanlah sebagian besar cara pendanaan kelompok-kelompok ini,” kata Adeyemo, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (31/10/2023).
Pernyataan Adeyemo menyusul laporan media yang mengklaim Hamas mengumpulkan sejumlah besar uang dalam mata uang kripto. Sebelumnya, Beberapa outlet berita, termasuk Wall Street Journal, baru-baru ini melaporkan Hamas mengumpulkan jutaan dolar dalam bentuk kripto.
Namun, perusahaan analisis data blockchain Elliptic mengklarifikasi laporan media ini salah mengartikan datanya, dan sebenarnya tidak ada bukti Hamas telah menerima dana kripto dalam jumlah besar.
"Saya pikir cara untuk memikirkan hal ini adalah kripto berevolusi seperti orang lain berevolusi. Jika Anda memikirkan kapan sanksi modern mulai digunakan pada tahun 2001, banyak dari kelompok teroris ini menggunakan sistem perbankan tradisional,” ujar Adeyemo.
Dia menekankan pemerintah AS sekarang mengambil tindakan untuk mencegah kripto menjadi cara pendanaan kelompok teroris, dan mencatat Departemen Keuangan sedang mengejar pencampur kripto.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.