Liputan6.com, Jakarta Iran penuh dengan kejutan selama berhadapan dengan Israel dalam rangka mempertahankan militan Palestina di Gaza. Terbaru, Iran bersiap menghadang Israel dengan Rudal Haydar saat mengadakan uji coba dari sebuah helikopter selama latihan militer di provinsi tengah negara tersebut.
Rudal berukuran besar itu diluncurkan dalam sebuah latihan dari kendaraan udara tempur tanpa awak taktis (UCAV). Otomatis, ini menjadi tambahan kekuatan perang angkatan darat Iran di tengah kemajuan teknologi pertahanan mereka.
Advertisement
Melansir eurasiantimes.com, latihan peluncuran rudal ini dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2023. Menurut laporan, ini bukanlah latihan tahunan, yang menunjukkan adanya motif geo-strategis di baliknya. Namun tetap Israel patut waswas dengan kesiapan militer Iran dengan aktivitas ini.
Menurut laporan yang disampaikan Press TV Iran, Eghtedar 1402 (Otoritas setempat) di wilayah Nasrabad, menembakkan rudal Haydar dari helikopter Bell 214. Rudal Iran ini bisa menghancurkan target secara tepat sasaran dari jarak 30 kilometer.
Spek Rudal Haydar Iran
Rudal Haydar juga kabarmya dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) yang memungkinkan pilot memiliki kendali penuh atas proyektil serta mampu menavigasinya menuju sasaran yang dituju.
Rudal Haydar juga disebut memiliki panjang 3,83 meter dengan berat hampir 40 kilogram. Rudal udara-ke-darat (AGM) itu dapat membawa hulu ledak seberat 20 kilogram dan dapat menghancurkan sasaran tetap maupun bergerak dalam jarak puluhan kilometer (sejauhnya 30 kilometer).
Kekuatan penghancur dari rudal tersebut disebut akan digunakan sebagai penghancur unit lapis baja serta bunker beton milik musuh. Rudal ini digunakan sebagai pertahanan dari tank dan formasi darat dalam skala besar. Terutama pada saat terjadi pendaratan amfibi di pantai Iran. Rudal Haydar juga dimodifikasi untuk tindakan anti-kapal laut.
Advertisement
Memanfaatkan Helikopter yang Didapat dari Era 1970-an
Sementara itu, Helikopter Bell 214 yang digunakan dalam latihan ini adalah bagian dari inventaris besar senjata AS seperti F-4E Phantom II dan F-14 Tomcat yang diperoleh Iran dari Washington, AS.
Helikopter itu didapat pada saat pemerintahan Dinasti Shah selama tahun 1970-an. Rezim tersebut digulingkan dalam Revolusi Islam pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Selain itu, belum jelas apakah GPS yang menunjukkan navigasi satelit umum mengambil dari konstelasi GPS pesawat ruang angkasa Amerika ataukah menerima sinyal ‘satnav’ dari GLONASS Rusia atau Beidou Tiongkok.
Unit Tentara Iran yang Terlibat
Kantor Berita Republik Islam (IRNA) menyampaikan bahwa serangan ini melibatkan berbagai unit tentara, termasuk unit infanteri, lapis baja, rudal, artileri, penerbangan, drone, serta unit perang elektronik, modern, dan siber.
“Latihan tersebut, sejalan dengan struktur organisasi baru, berfokus pada empat fitur utama, yaitu kecepatan, presisi, kecerdasan, dan kemampuan untuk mengotomatisasi dan membangun jaringan peralatan militer,” begitu laporan yang disampaikan.
Meskipun tidak menimbulkan ancaman mematikan bagi militer Israel, terutama dengan belum adanya angkatan udara yang besar, frekuensi latihan ini menunjukkan tingkat kesiapan militer dan kesiapan industri pertahanan Iran yang tinggi.
Advertisement