Dinkes Telusuri Riwayat Penularan Kasus Cacar Monyet di Kota Bandung

Dinas Kesehatan Kota Bandung diakui masih menelusuri riwayat penularan kasus cacar monyet yang terjadi di Kota Bandung.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 31 Okt 2023, 14:27 WIB
Ilustrasi virus penyebab cacar monyet. Credits: pixabay.com by Geralt

Liputan6.com, Bandung - Kasus cacar monyet atau monkeypox ditemukan di Kota Bandung. Hal itu telah dikonfirmasi otoritas Dinas Kesehatan (Dinkes). Pemerintah kota disebut tengah menelusuri riwayat penularan.

Sampai Selasa siang (31/10/2023), Dinkes Kota Bandung hanya mencatat satu pasien cacar monyet di Kota Bandung, teridentifikasi positif menurut hasil pemeriksaan laboratorium di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, 27 Oktober 2023 lalu.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani menyampaikan, pasien tersebut merupakan warga asli Kota Bandung, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 36 tahun. 

"Tanggal 23 Oktober 2023, pasien ke puskesmas karena sudah ada lesi yang muncul di badannya, maka dicurigai ke arah monkeypox. Lalu tanggal 24 Oktober dirujuk ke RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin). Kita dapat hasil labnya tanggal 27 Oktober," kata Ira dikutip lewat keterangan tertulis, Selasa (31/10/2023).

Dari hasil pemantauan pertanggal 30 Oktober 2023, kata Ira, kondisi pasien secara klinis masih stabil. Namun, belum bisa dipulangkan karena masih ada serangkaian tes dan pemeriksaan.

"Awalnya ada demam, pegal-pegal, dan sakit punggung. Kemudian muncul lesi di tangan dan kakinya. Itu yang membuat dia berobat ke puskesmas. Lalu puskesmas curiga kalau itu monkeypox," jelasnya.

Ira menyampaikan, pasien kini berada di ruang isolasi RSHS. Dinkes Kota Bandung diakui masih menelusuri asal penularan kasus itu.

"Jadi, untuk penularannya belum tahu dari mana," katanya.


Keterangan Rumah Sakit

Mengutip pemberitaan Liputan6.com sebelumnya, Ketua Tim Penyakit Infeksi Menular Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Jawa Barat, Yovita Hartantri menerangkan bahwa gejala pasien tersebut termasuk ringan.

Dokter yang merawat hanya memberikan obat - obatan luar tubuh seperti salep (topikal) dan pereda nyeri (simptomatik).

Pemberian obat tersebut ucap Yovita, selain berdasarkan diagnosa medis saat dirujuk ke rumah sakit milik Kementerian Kesehatan itu, pasien Mpox itu mengeluhkan rasa nyeri dan gatal di tubuhnya.

"Untuk anti virus akan diberikan kepada pasien dalam kondisi berat mungkin diperlukan. Sekarang ini obat antivirus (Mpox) belum tersedia di rumah sakit kami," ungkap Yovita, Bandung, Selasa (31/10/2023).

Yovita menerangkan gejala awal pada pasien tersebut berupa demam, tidak enak badan, nyeri otot, sendi seperti pada infeksi virus pada umumnya.

Disusul pada dua hari kemudian muncul ruam, dimulai dari daerah wajah, badan dan telapak tangan pada pasien cacar monyet atau Mpox itu.

"Pengobatannya yang terpenting kita sebut secara suportif gitu. Karena penyebabnya ini virus maka harus diberikan antivirus. Namun, pada kasus yang kami tangani saat ini tidak memerlukan obat anti virus karena kondisinya stabil," kata Yovita.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya