Indonesia dan Belanda Peringati 1 Dekade Kemitraan Komprehensif, Ini Capaiannya

Indonesia dan Belanda mengadakan pertemuan bilateral, peringati satu dekade Kemitraan Komprehensif yang dimulai pada tahun 2013.

oleh Therresia Maria Magdalena Morais diperbarui 31 Okt 2023, 17:05 WIB
Menteri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Belanda, Hanke Bruins Slot, dalam pertemuan bilateral Menlu RI - Belanda di Gedung Kemlu, Selasa (31/10/2023). (Liputan6/Therresia Maria Magdalena Morais)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Belanda memperingati satu dekade Kemitraan Komprehensif yang dimulai pada tahun 2013. Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Retno Marsudi mengungkapkan kegembiraannya dalam melihat perkembangan positif dari kemitraan kedua negara.

"Saya senang melihat kemitraan telah tumbuh semakin kuat selama dekade terakhir, yang ditandai dengan peningkatan kunjungan dan inisiatif tingkat tinggi serta penandatanganan lebih dari 30 perjanjian bilateral," ujar Menlu Retno dalam pernyataan pers pertemuan bilateral Menlu RI-Belanda di Gedung Kemlu, Selasa (31/10/2023).

Menlu Retno Marsudi mengungkapkan bahwa ia dan Menteri Luar Negeri Belanda, Hanke Bruins Slot, akan meluncurkan Rencana Aksi Kemitraan Komprehensif untuk tahun 2024-2025.

"Menteri Bruins Slot dan saya bersama-sama meluncurkan Rencana Aksi Kemitraan Komprehensif untuk tahun 2024-2025. PoA ini akan berfungsi sebagai peta jalan bagi kelanjutan kemitraan dan kolaborasi kami," ungkap Menlu Retno.

Retno Marsudi dan Menteri Bruins Slot juga menandatangani MoU kerja sama dunia maya, menandai komitmen kedua negara dalam mengatasi isu-isu yang berkembang di dunia maya.

Menurut Retno, Belanda adalah salah satu mitra yang penting bagi Indonesia, ia menggarisbawahi pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Belanda. Kedua negara saling menghormati dan berusaha untuk saling menguntungkan, dengan menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah masing-masing.


Belanda Mitra Dagang Terbesar ke-2 bagi Indonesia di Eropa

Menteri RI Retno Marsudi dalam pertemuan bilateral Menlu RI - Belanda di Gedung Kemlu. (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)

Dalam pidatonya, Menlu Retno Marsudi membahas beberapa topik kunci, termasuk perdagangan, investasi, kerjasama sosial dan budaya, isu-isu regional, dan isu-isu global.

Di bidang perdagangan, Menlu Retno mencatat bahwa Belanda adalah mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia di Eropa.

"Tahun lalu perdagangan bilateral kita mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 6,23 miliar (sekitar Rp99 triliun)," ungkap Menlu Retno. Menlu Retno mengungkapkan bahwa kedua negara sepakat mengenai pentingnya menyelesaikan perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa (UE).

Menlu Retno kemudian menyampaikan kekhawatiran Indonesia terhadap kebijakan diskriminatif UE terhadap komoditas Indonesia.

"Saya menyampaikan kekhawatiran Indonesia terhadap kebijakan diskriminatif UE terhadap komoditas Indonesia dan menyampaikan apresiasi Indonesia atas upaya konstruktif Belanda, antara lain melalui program NI-SCOPS dan proyek SustainPalm di Indonesia. Dan proyek ini sangat penting untuk mendorong kerja sama kelapa sawit berkelanjutan dengan Indonesia," ujar Menlu Retno.


Indonesia Ajak Belanda Eksplorasi Investasi Ramah Lingkungan

Menteri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Belanda, Hanke Bruins Slot, dalam pertemuan bilateral Menlu RI - Belanda di Gedung Kemlu. (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)

Dalam hal investasi, Menteri Retno Marsudi mengapresiasi kontribusi besar Belanda sebagai investor terbesar dari Eropa, dengan total investasi lebih dari US$ 15,5 miliar (sekitar Rp246 triliun) sejak tahun 2013.

Berdasarkan kemajuan positif tersebut, Menlu Retno mengajak Belanda untuk menjajaki peluang yang lebih luas, termasuk investasi ramah lingkungan.

"Indonesia mengapresiasi komitmen Belanda dalam mendukung transisi energi, mendorong keberlanjutan di Indonesia, dan memperkuat kolaborasi dalam pengembangan pelabuhan berkelanjutan, pembuatan kapal berkelanjutan, serta energi surya dan pembangkit listrik tenaga angin," ujar Menlu Retno.

Menlu Retno berharap agar Indonesia dan Belanda dapat memperkuat kerja sama untuk mengembangkan ekosistem industri semikonduktor di Indonesia.

Menteri Luar Negeri Belanda, Hanke Bruins Slot, turut menyampaikan pentingnya investasi dan perdagangan dalam transisi energi. Dalam upaya Belanda untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan, Menteri Bruins Slot mengumumkan bahwa akan ada hibah investasi melalui Invest International.

"Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda mengusulkan hibah investasi sebesar 105 juta Euro (sekitar Rp1,77 triliun) sebagai bagian dari program kerja sama sebesar 300 juta Euro (sekitar Rp5 triliun) melalui kemitraan kami dengan Invest International," ungkap Menteri Bruins Slot.


Peran Media dalam Mempromosikan Budaya Perdamaian

Indonesia dan Belanda mengadakan pertemuan bilateral, peringati satu dekade Kemitraan Komprehensif yang dimulai pada tahun 2013. (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)

Dalam kerja sama sosial dan budaya, Menlu Retno Marsudi menyambut baik kemajuan positif dalam repatriasi benda budaya Indonesia dari Belanda, termasuk kembalinya empat patung Singasari pada 17 Agustus 2023.

Menlu Retno menyoroti pentingnya kolaborasi antara institusi dan museum Indonesia-Belanda.

"Saya juga ingin menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara institusi dan museum kita termasuk dalam berbagi pengetahuan dan peningkatan kapasitas," tutur Menlu Retno.

Selain itu, menurut Menlu Retno, media memainkan peran penting dalam mempromosikan budaya perdamaian dan toleransi. Oleh karena itu, Menlu Retno mengajak Menteri Bruins Slot untuk menjalin kerja sama dialog antar media.

"Saya juga menyampaikan kepada Menteri Hanke bahwa sudah waktunya untuk menjalin kerja sama dialog antar media yang menekankan peran media dalam mempromosikan budaya perdamaian dan toleransi, juga untuk membina program pertukaran pemuda," ujar Menlu Retno.

Kemudian dalam isu regional, Menlu Retno mengungkapkan bahwa ASEAN menyambut Belanda sebagai Mitra Pembangunan.

"Saya menyambut Belanda sebagai Mitra Pembangunan ASEAN yang baru. Kemitraan ini akan berkontribusi dalam memperkuat kerja sama ASEAN-Uni Eropa," ungkap Menlu Retno.

Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya