Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Selasa (31/10/2023). Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah menguat sebesar 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp 15.885 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.890 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Di Asia, rupiah menguat bersama beberapa mata uang lainnya seperti pesso Filipina yang menguat 0,23 persen, dolar Taiwan naik 0,01 persen, dan won Korea yang naik 0,005 persen terhadap dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Sedangkan mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Yen Jepang mencatat pelemahan terdalam yakni 0,81 persen, disusul dolar Singapura yang melemah 0,15 persen, baht Thailand melemah 0,09 persen, yuan China melemah 0,09 persen, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, dolar Hong Kong melemah 0,03 persen, dan rupee India melemah 0,009 persen terhadap dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 106,22, naik dari sehari sebelumnya yang ada di 106,12. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Seperti dilansir antaranews.com, analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pascadata manufaktur Federal Reserve (Fed) Dallas melemah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Di samping itu, penguatan rupiah terbatas setelah data China yang baru dirilis menunjukkan aktivitas manufaktur lebih lemah dari harapan, yakni 49,2 dengan ekspektasi 50,2. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Berdasarkan kalender ekonomi, tidak ada tidak ada data krusial yang dirilis pada awal pekan. Fokus investor beralih ke hal-hal penting selama sisa minggu ini, termasuk keputusan suku bunga Bank of England dan Federal Reserve, yang diperkirakan tidak akan dinaikkan oleh bank sentral masing-masing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)