Liputan6.com, Jakarta Lembaga pelaporan energi dan harga komoditas global, Argus menggandeng PT Indeks Komoditas Indonesia (IKI) untuk menerbitkan serangkaian penilaian harga baru untuk ekspor nikel Indonesia yang dapat meningkatkan transparansi harga.
Dalam hal ini keduanya akan mempublikasikan harga tiga grade produk nikel dan produk setengah jadi nikel Kelas II sebagai bagian dari seri Indeks Nikel Indonesia (INI).
Advertisement
“Setelah menjalin hubungan erat dengan para pelaku pasar, kami senang dapat bermitra dengan PT IKI untuk menghadirkan transparansi yang lebih besar pada pasar nikel global dan mengatasi perbedaan yang semakin meningkat antara harga nikel Kelas I dan Kelas II,” kata Chairman dan Chief Executive Argus Media, Adrian Binks melansir Antara di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Nikel yang paling umum digunakan dalam produksi baja tahan karat, kini mempunyai arti strategis baru karena peran nikel sulfat dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik.
Indonesia memiliki cadangan terbukti nikel terbesar di dunia dan kini menyumbang hampir setengah dari produksi dan ekspor nikel global.
Sebagian besar produksi Indonesia adalah nikel Kelas II, seperti feronikel dan nikel pig iron, atau produk antara nikel, yang biasanya dimasukkan ke dalam rantai pasokan baterai. Nikel Kelas II kini menyumbang sebagian besar produksi nikel global dan pangsanya terus tumbuh pesat.
"Harga Indeks Nikel Indonesia kami yang baru didukung oleh metodologi penilaian yang kuat dan transparan serta mencerminkan masukan dari pembeli dan penjual fisik dari pasar nikel," ujar Adrian Binks.
Dipublikasikan
Sementara Chief Executive PT IKI, Maydin Sipayung menyampaikan pihaknya sangat senang dapat memperluas kemitraan jangka panjang dengan Argus untuk memberikan penilaian baru kepada para pelaku pasar nikel Kelas II.
Dikatakan, Indeks Nikel Indonesia pada awalnya akan terdiri dari penilaian harga langsung mingguan untuk nickel pig iron, nickel matte, dan mixed hydroxide precipitate (MHP) yang mencerminkan likuiditas pasar saat ini.
Harga dalam indeks tersebut akan dipublikasikan sebagai rata-rata penilaian independen masing-masing produk oleh Argus dan PT IKI.
Penilaian didasarkan pada transaksi dan penawaran di pasar spot untuk memastikan bahwa semuanya merupakan representasi nilai pasar wajar yang akurat dan kuat.
Argus sebelumnya juga telah menerbitkan Indonesian Coal Index (ICI) yang banyak jadi rujukan bersama PT Coalindo Energy, afiliasi PT IKI.
Argus yang merupakan perusahaan swasta terdaftar di Inggris adalah penyedia pasar intelijen independen terkemuka untuk energi dan komoditas global.
Sementara PT IKI adalah perusahaan penanaman modal asing dan didirikan untuk menyediakan indeks komoditas utama Indonesia termasuk mineral, logam, energi dan pertanian.
Advertisement