Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti menyatakan bahwa posisi tidur berdampak pada wajah. Mereka mengatakan bahwa posisi tidur menyamping dapat mempercepat munculnya garis-garis halus, kerutan, dan asimetri yang muncul seiring dengan penuaan. Hal tersebut terjadi akibat tekanan berlebihan pada wajah.
"Inilah alasan mengapa orang mendapati salah satu mata mereka memiliki bentuk yang sedikit berbeda, atau salah satu sisi bibir mereka lebih rendah dari yang lain," Dr. Maryam Zamani, seorang ahli bedah okuloplasti dan dokter estetika wajah Inggris, mengatakan kepada Mirror, dilansir dari New York Post, Rabu, 1 November 2023.
Advertisement
"Seiring bertambahnya usia, ketidaksimetrisan menjadi semakin terlihat dan, lebih jauh lagi, elastisitas kulit menurun, yang berarti garis statis (pada wajah) membutuhkan lebih banyak waktu untuk terhidrasi dan kembali pulih setelah tidur malam," jelas Zamani.
Sebelumnya, seorang TikToker dengan nama pengguna @mariii_chaa mengunggah konten tentang wajahnya yang terlihat miring dan asimetris. Ia mengaku hal itu membuatnya tidak percaya diri.
Dalam video yang diunggah pada September 2023 dan telah ditonton sebanyak 15,1 juta kali, ia menunjukkan wajahnya menggunakan filter terbalik, yang bisa memperlihatkan wajah yang tidak simetris dengan lebih jelas. Ia juga menjelaskan bahwa penyebab dari hal tersebut adalah karena dirinya kerap tidur dengan posisi menyamping.
Profil wajah sebelah kanan dan kiri TikToker itu terlihat sangat kontras. Para ahli menekankan bahwa tidur dengan posisi menyamping dapat menimbulkan risiko kecantikan bagi seseorang. "Hampir setiap dokter kulit dapat mengidentifikasi di sisi mana seseorang tidur, ketika mereka ingin menggunakan filler," kata Dr. Dhaval Bhanusali, dokter kulit bersertifikat NYC, kepada Allure.
Tidur Telentang Lebih Direkomendasikan
Kabar buruk datang untuk orang-orang yang hanya bisa tidur dengan posisi miring, karena tidur dengan posisi telentang adalah yang direkomendasikan untuk menjaga wajah dari kerutan.
"Sejauh ini posisi tidur yang paling ramah untuk kulit adalah tidur telentang dengan kepala menghadap ke luar dan tengah, yang pasti akan mengurangi risiko berkembangnya masalah kulit yang berkaitan dengan tidur hingga tingkat yang paling tinggi," ungkap Dr. Rachel Maiman, dokter kulit bersertifikat New York City kepada Allure.
Namun, tidak semua orang bisa tidur dengan posisi telentang. Itulah sebabnya penggunaan bantal perlu jadi perhatian, jelas Maiman. "Seiring bertambahnya usia, sendi leher dan tubuh kita membutuhkan lebih banyak dukungan, namun terlalu banyak bantal dapat memperburuk masalah ini," tambahnya.
Bagi mereka yang tidak mau mengubah kebiasaan tidur menyamping, mengoleskan pelembab, asam hialuronat, retinol, atau bahkan bantalan silikon pada wajah atau leher dapat mencegah kerutan kulit yang tidak diinginkan akibat tekanan pada bantal.
"Di pagi hari, perangkat rumah berbasis LED dapat sangat membantu dalam memerangi segala hal mulai dari garis halus dan kerutan hingga reaksi peradangan seperti jerawat dan ruam panas," kata Maiman.
"Gunakan serum atau masker terbaik Anda, dan jangan pernah lupa untuk menyelesaikan perawatan Anda, dan melakukan rutinitas pagi apapun dengan perlindungan terhadap sinar matahari," ia menambahkan.
Advertisement
Bahaya Tidur Tengkurap
Tak hanya posisi menyamping, tidur dengan posisi tengkurap juga dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan. Dilansir dari kanal Health Liputan6.com, Senin, 28 Oktober 2023, menurut psikolog klinis yang mendalami soal tidur, Michael Breus, PhD, tidak ada posisi tidur yang sempurna dan tengkurap merupakan posisi yang terburuk.
Posisi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan saat dan setelah tidur. Umumnya dapat menyebabkan masalah gerakan sendi. Sederet permasalahan lain juga dapat muncul bila seseorang tidur dengan tidur tengkurap. Berikut adalah risiko kesehatan yang disebabkan oleh posisi tidur tersebut dilansir dari laman Livestrong.com.
1. Sakit Leher
Tidur tengkurap bisa dibilang merupakan posisi tidur terburuk, menurut Breus. Posisi ini sering kali menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang sangat parah, terutama di leher. Lalu ketika orang tidur tengkurap, lehernya terangkat terlalu tinggi.
Parahnya lagi, leher terpelintir ke satu sisi sepanjang malam. Akibatnya, banyak orang mengalami sakit leher di pagi hari setelah tidur tengkurap, kata Breus.
2. Tegang di Bawah Punggung
Menurut Cleveland Clinic, nyeri punggung bawah adalah masalah umum lainnya yang dialami orang yang tidur tengkurap. Tidur miring ke depan akan memanjangkan leher dan tulang belakang, sehingga memberikan tekanan ekstra pada sendi bagian ini dan punggung bawah.
"Ketika tidur tengkurap, sulit untuk menjaga tulang belakang tetap sejajar," kata Breus.
Hal ini mungkin tidak menimbulkan rasa sakit atau tekanan setelah satu atau dua malam. Namun, tidur tengkurap secara terus-menerus dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit dalam jangka panjang. Kondisi ini juga menekan sendi sensitif di punggung, sehingga dapat menghambat gerakan seseorang untuk duduk dengan postur yang baik atau melakukan tugas sehari-hari.
3. Sering Bergerak
Orang yang tidur tengkurap juga sering kali yang paling banyak bergerak sepanjang malam. Tidur telungkup menekan sendi di leher dan punggung, sehingga dapat menyebabkan lengan mati rasa. Akhirnya, ketidaknyamanan ditimbulkan oleh posisi ini.
Orang yang tidur tengkurap cenderung lebih sering bergeser atau tersentak di malam hari, sehingga menyebabkan gangguan tidur. Kurangnya kualitas tidur juga dikaitkan dengan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan, seperti kelebihan berat badan dan tekanan darah tinggi.
4. Memperburuk Asam Lambung
Posisi tidur datar apapun dapat memperburuk gejala asam lambung, termasuk tidur tengkurap. Saat berdiri atau duduk tegak, gravitasi membantu mencegah asam di perut naik kembali ke tenggorokan. Namun pada saat berbaring di tempat tidur, gravitasi tidak ada untuk membantu, sehingga asam lebih mudah naik dan mengganggu tidur.
Baca Juga
Advertisement