BSI Targetkan Pembiayaan Tumbuh 17% pada 2023

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berharap dapat menjaga pembiayaan pada 2023 di kisaran 15-17 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 01 Nov 2023, 11:17 WIB
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan pembiayaan tumbuh hingga 17 persen pada akhir 2023. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan pembiayaan tumbuh hingga 17 persen pada akhir tahun ini. Optimisme tersebut sejalan dengan prospek pembiayaan yang masih positif. 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, pihaknya menargetkan pembiayaan tumbuh 15-17 persen. Sejalan dengan itu, BSI pun bakal menggenjot dari sisi konsumer maupun ritel. 

"Dalam beberapa kuartal bertahan dalam dua digit 15-17, jadi kami berharap tetap bisa jaga," kata Hery dalam konferensi pers BSI, dikutip Rabu (1/11/2023). 

Dengan begitu, ia menuturkan, pihaknya akan terus mendorong pembiayaan konsumer. Ini mengingat potensinya masih besar. 

"Akan mendorong sisi konsumer karena cukup bagus ya dari griya, oto, dan gadai, tapi kami juga dorong KUR Syariah yang tumbuh cukup bagus," kata Hery. 

Sehingga, ia berharap penyaluran pembiayaan bakal tetap solid. Sehingga, BSI bisa menjaga laba bersih dengan berkelanjutan. 

Bahkan, BSI juga berhasil menjaga kinerja yang tangguh hingga kuartal III 2023 dan berhasil mencetak laba sebesar Rp4,20 triliun atau bertumbuh 31,04 persen secara tahunan.

Hery mengatakan, kinerja tangguh ini menunjukkan BSI resilience dan mampu membuktikan diri sebagai bank syariah yang memberikan kontribusi economic value yang sangat baik, disamping penciptaan social value yang terus dilakukan untuk kemaslahatan ummat.

"Secara perlahan dan pasti, ekonomi syariah makin dikenal masyarakat yang pada akhirnya memberikan dampak positif pada bisnis BSI. Ditambah lagi, literasi keuangan dan perbankan syariah yang terus kami jalankan kepada para stakeholders untuk menjaga fokus bisnis secara berkelanjutan,” ujar dia.

Dia bilang, kondisi makro ekonomi dan situasi global yang tidak menentu saat ini menjadi tantangan tersendiri, termasuk bagi perbankan syariah, untuk tetap bertumbuh secara stabil dan berkelanjutan. 

Namun demikian, sektor keuangan syariah, khususnya perbankan syariah, memiliki ciri khas dan keunikan produk yang relatif tahan terhadap goncangan ekonomi.


Penopang Pertumbuhan Laba

Pekerja beraktivitas di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Salah satu penopang dari pertumbuhan laba yang pesat yakni pertumbuhan volume pembiayaan yang mampu mendorong pendapatan margin bagi hasil tumbuh 15,74 persen YoY.

Selain itu komposisi DPK (dana pihak ketiga) didominasi oleh dana murah. Hingga September 2023, penghimpunan DPK mencapai Rp262 triliun. Dari angka tersebut, komposisi dana murah berupa tabungan sebesar Rp115 triliun dan giro Rp42 triliun. 

BSI terus mendorong pertumbuhan dana murah terutama Tabungan Bisnis yang menjadi salah satu engine dengan pertumbuhan 134,41 persen dan memiliki tren meningkat.

Adapun dari segmen pembiayaan, penyaluran pembiayaan tercatat tumbuh positif, dengan kualitas yang sehat dan terjaga. Hingga September 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp232 triliun, bertumbuh 15,94 persen year on year. Pembiayaan didominasi oleh segmen konsumer sebesar Rp117,92 triliun, korporasi sebesar Rp54,39 triliun, mikro sebesar Rp21,45 triliun, SME Rp18,62 triliun dan komersial Rp11,86 triliun.

Selain itu, BSI juga fokus dan berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023 pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp53,6 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp43,4 triliun, disusul pertanian Rp4,9 triliun, eco-effisien produk Rp3,3 triliun, energi terbarukan Rp1,4 triliun dan proyek eco-green Rp600 miliar.

"Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat dan sustain serta memiliki kualitas baik," katanya. 


Pembiayaan BSI

Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Beberapa strategi secara konsisten dilakukan di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang, akselerasi business process dan disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan.

Hingga saat ini, market share pembiayaan BSI tumbuh 3,26 persen dibandingkan kuartal III tahun lalu. Hal ini merupakan sinyal positif seiring dengan peningkatan market share industri perbankan syariah di Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 7 persen. 

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menambahkan, hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi BSI dan industri perbankan syariah nasional untuk terus tumbuh.

Seiring dengan meningkatnya bisnis BSI customer based di BSI juga terus berkembang. BSI mencatat jumlah customer based perseroan saat ini mencapai 19,22 juta, meningkat 10,90 persen year on year. Oleh karena itu, untuk memberikan layanan optimal bagi nasabah, saat ini BSI telah memiliki lebih dari 1.100 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Di sisi lain, perlu kami sampaikan bahwa pertumbuhan nasabah juga tak lepas dari e-channel, seperti BSI Mobile yang dapat dengan mudah diakses nasabah untuk transaksi pembukaan rekening online baik tabungan, deposito maupun pembiayaan," kata Direktur Teknologi Informasi Saladin D. Effendi.


Penggunaan BSI Mobile

Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tercatat hingga September 2023, generasi X,Y,Z masih mendominasi penggunaan BSI Mobile dengan total pengguna mencapai 5,90 juta orang atau tumbuh 32,80 persen year on year, dengan jumlah 266,3 juta transaksi.

Selain itu, saat ini BSI juga sangat mudah dijangkau melalui kehadiran merchant-merchant QRIS BSI yang mencapai lebih dari 221 ribu merchant di seluruh Indonesia, serta jumlah ATM di lebih dari 2.500 mesin.

Dari sisi internal BSI, saat ini perseroan juga telah memiliki 3 program green activity di antaranya efisiensi energi, pengelolaan limbah dan pengurangan penggunaan kertas. 

Wakil Direktur Utama BSI Bob T. Ananta mengatakan BSI telah memiliki green building landmark Aceh, penggunaan solar panel di outlet BSI Mayestik dan Mataram, 35 unit motor listrik, dan charging station di beberapa titik rest area. 

Hingga September 2023, BSI juga telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon sebanyak 63,4 ton CO2, dan mendaur ulang plastik 17,2 ton limbah plastik.

Atas capaian BSI dari sisi kinerja, perseroan juga telah memberikan kontribusi bagi masyarakat dengan penyaluran CSR sebesar Rp 177,5 miliar yang disalurkan untuk 4 pilar utama yakni socioeconomic (Desa BSI dan UMKM), spiritual (pembangunan masjid dan mobil musholla), people (beasiswa), serta charity & environment (santunan yatim, penanaman pohon dan sustainable movement).

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya