Liputan6.com, Jakarta - YouTube sudah mulai merealisasikan rencananya agar pengguna layanan konten berbagi video tersebut tidak menggunakan ekstension ad block di peramban, seperti Google Chrome hingga Mozilla Firefox.
Sebelumnya, YouTube sudah menyebarkan pesan agar menonaktifkan ad block di peramban untuk dapat lanjut menonton video di layanan streming milik Google tersebut.
Advertisement
Pada kala itu, hanya beberapa pengguna mendapatkan notifikasi saat nonton video di YouTube bertuliskan, "Ad blockers are not allowed on YouTube."
Pengguna yang tidak berlangganan YouTube Premium, atau tidak menonaktifkan adblock dapat mengeklik simbol [X] di jendela kanan atas pesan pop-up tersebut.
Kini, pengguna akan diminta untuk menonaktifkan beragam ekstensi ad block ini untuk dapat menonton video di YouTube. Jika tidak, mereka tidak dapat menonton.
Mengutip The Verge, Rabu (1/11/2023), YouTube memperluas praktik untuk menindak keras aplikasi atau ekstensi ad block (pemblokir iklan).
"Pemblokiran ini telah meluncur secara global, dengan upaya untuk mendorong pengguna mengizinkan iklan atau berlangganan YouTube Premium," kata manajer komunikasi YouTube, Christopher Lawton.
YouTube mengonfirmasi sudah "mematikan" video bagi pengugna yang menggunakan ekstensi ad block sejak Juni 2023. Lawton mengatakan, "penggunaan ad block menyalahi aturan dari terms of service dari layanan streaming tersebut."
Perkembangan Kreator YouTube Bawa Dampak Positif Buat Ekonomi Indonesia
Di sisi lain, platform berbagi video YouTube mengatakan bahwa tumbuhnya ekosistem kreator mereka tidak hanya membawa perubahan buat masyarakat, tetapi juga memiliki dampak pada perekonomian.
Hal ini juga termuat dalam laporan YouTube Impact Report 2023, yang digarap YouTube bersama konsultan independen Oxford Economics.
Di laporan tersebut ditunjukkan bahwa pertumbuhan ekosistem kreator dan partner YouTube, telah menghasilkan nilai ekonomi yang cukup besar bagi ekonomi Indonesia.
Mengutip siaran persnya, Jumat (27/10/2023), YouTube mengungkapkan bahwa ada lebih dari 400 ribu kreator dan partner di Indonesia, yang mempekerjakan orang lain untuk menggarap channel-nya.
Selain itu, ada lima vertikal dalam ekonomi kreatif yang mendapatkan dampak dari berkembangnya basis kreator Youtube yaitu Usaha kecil dan Menengah, pendidikan, kreatif, musik, dan media.
Menurut platform di bawah naungan Google ini, saat ini kreator YouTube di Indonesia sudah dapat membangun bisnis hingga menghasilkan uang dengan delapan cara, tak cuma YouTube Partner Program (YPP) seperti tiga tahun lalu.
"Semakin banyak kreator Indonesia menemukan peluang dan audiens di YouTube," kata Gautam Anand, Vice President & Managing Director, YouTube Asia Pacific.
Gautam mengungkapkan, lebih dari 600 ribu kreator di Indonesia telah menerima pendapatan yang terkait dengan kehadiran mereka di YouTube.
Selain itu, lebih dari 6.000 channel YouTube di Indonesia telah menghasilkan uang dari produk monetisasi alternatif pada Desember 2022 saja, naik 170 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Advertisement
Pendapatan Iklan Jadi Sumber Penghasilan Penting
"Seiring kreator dan artis kita membangun generasi baru perusahaan media dengan jangkauan global, dampak mereka pada kesuksesan ekonomi secara menyeluruh jelas akan bertambah besar," kata Gautam.
"Kami terus berfokus untuk mengembangkan ekosistem kreatif ini dan membantu para kreator untuk sukses melalui berbagai program partner, inisiatif peningkatan kemampuan, dan opsi monetisasi lainnya," pungkasnya.
Kesuksesan dan tersedianya berbagai format konten juga dinilai menginspirasi orang lain untuk memakai YouTube, untuk memadukan berbagai format narasi kreatif, demi mengembangkan kanal dan bisnisnya.
Perusahaan mengatakan, sebanyak 86 persen kreator yang menghasilkan uang dari YouTube setuju bahwa pendapatan dari iklan pada konten YouTube mereka merupakan sumber penghasilan yang penting.
YouTube Penting Buat Pertumbuhan Bisnis
Sementara, 73 persen UKM yang menggunakan YouTube setuju bahwa platform ini sangat penting untuk pertumbuhan bisnis mereka.
"Pada 2022, data internal kami menunjukkan jumlah channel yang menghasilkan Rp 100 juta per tahun telah naik sebesar 35 persen dari tahun ketahun," kata Olavina Harahap, Senior Product Marketing Manager, YouTube Southeast Asia.
"Namun, pelajaran yang kami petik adalah, keberhasilan para kreator ini tidak hanya dinikmati oleh mereka saja, tetapi juga orang lain di sekeliling mereka," imbuh Olavina.
Ia menyebut, laporan ini menunjukkan lebih dari 400 ribu kreator dan partner di Indonesia mempekerjakan orang lain untuk menggarap channel YouTube mereka.
Selain itu, 81 persen kreator yang menghasilkan uang dari YouTube setuju bahwa platform ini telah memunculkan peluang untuk orang-orang di komunitas mereka.
Advertisement