Liputan6.com, Jakarta - Kasus Gus Iqdam yang menyebut dicatut namanya dalam pengajian di Lamongan masih bergulir. Pendakwah bernama lengkap Muhammad Iqdam Kholid ini meminta maaf setelah pengundang mengklarifikasi dugaan pencatutan nama.
Dengan besar hati tim Majelis Ta'lim Sabilu Taubah melakukan permohonan maaf kepada pihak keluarga besar Pondok Pesantren Miftahul Qulub Lamongan dan juga kepada seluruh jemaahnya.
"Mohon maaf yang sebesar-besarnya ini untuk pembelajaran saya dan lainnya ke depannya," kata Gus Iqdam seperti yang tayang di akun TikTok @hadrohsabilutaubah yang di kutip (02/11/2023).
Gus Iqdam yang saat itu didampingi Ilham Jebor, asisten yang mengatur jadwal, menyatakan, tidak tahu bahwa ibu Nyai yang telah mengarahkan tim pengundang ke rumah sakit.
"Saya nggak tahu Bu Nyai mengarahkan ke rumah sakit, saya nggak tau," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Iqdam Tak Bisa Ditemui
Suami Ning Nila Lirboyo ini juga mengakui jika saat di rumah sakit tidak bisa menemui karena kondisi yang sakit.
"Saya nggak bisa menemui, memang saya nggak menemui, badan saya beanar-benar sakit. Memang benar-benar badan nggak siap, saya gak bisa menemui siapapun, termasuk keluarga saya," tambah ayah Gus Novel ini.
"Saya benar-benar sakit. Nggak gaya-gayaan bukan saya cuma tidur-tiduran istirahat biasa, saya sakit," ujar pencetus jargon dekengane pusat ini.
Advertisement
Gus Iqdam Tidak Tahu, Ternyata Orang Besar
Kondisi Gus Iqdam yang sakit pun diketahui oleh pihak Ponpes Miftahul Qulub. Sebab panitia pengajian haul sempat mengupload video kondisi Gus Iqdam.
"Bahkan diupload pihak sana. Saya dituntun Yadi, saya ke kamar mandi saja dituntun. Lha kok dipaksakan menemui tamu, terus bercerita jadwal Anda bisa membayangkan," lanjutnya.
"Orang sakit, terus membicarakan jadwal. Bagaimana otak kita. Bukan saya tidak menghargai Anda orang besar. Saya mohon maaf, saya mohon maaf. Saya memang tidak tahu anda orang besar, seagung itu," ujarnya berkali-kali minta maaf.
"Ya saya mohon maaf, kita orang seperti ini, kita orang biasa. Dan saya bukan dai yang populer seperti yang panjenangan katakan. Intinya kenapa malam Selasa kok saya bilang seperti itu karena saya kecewa," ujar alumni Al Falah Ploso mencoba menjelaskan alasan kekecewaannya.
Gus Iqdam Menegaskan Tidak Ada Kesepakatan Jadwal
Secara tegas Gus Iqdam menyebutkan jika di antara dua pihak belum ada kesepakatan tanggal pengajian di Lamongan.
"Kita belum deal, kita belum menjadwalkan, kok seperti itu foto saya dinaikkan. Itu yang membuat saya kecewa, Bukan masalah membohongi peserta jemaah haul, tidak. Tapi yang kecewa itu jemaah yang ingin mengikuti kita," sebutnya.
"Saya mohon maaf kepada para jemaah, keluarga pondok pesantren yang bersangkutan, kepada bapak pengasuh saya mohon maaf semoga kejadiaan ini membawa hikmah yang sangat luar biasa, saya mohon maaf," ungkapnya.
Advertisement
Ilham Jebor Minta Maaf
Tak hanya Gus Iqdam yang minta maaf, dalam kesempatan itu, Ilham juga diminta secara tegas untuk minta maaf.
"Njaluk ngapura koe Ham," kata Gus Iqdam kepada Ilham Jebor agar minta maaf juga.
"Saya juga mohon maaf kepada Bu Nyai, dan Pak Kiai yang kiranya saya menyakiti hati panjenangan. Saya mohon maaf yang sebesar- besarnya," ujar Ilham.
"Mungkin ini bisa membuat pelajaran bagi yang lain, saya minta tolong jika belum ada deal- dealan jadwal jangan terburu-buru bikin pamflet atau video. Mengingat jemaah ST luar biasa seperti itu. Bukan berarti luar bisa jemaah saya banyak, itu umat Rosululloh," sebut Gus Iqdam mencoba kembali mengingatkan.
"Pokoknya kalau saya sehat ya saya datang, gitu saja. Saya kasihan sama teman-teman jemaah, makanya kadang saat sakit kalau sudah terjadwal saya usahakan datang meski di tangan masih ada jarum infusnya," ungkapnya.
Klarifikasi Soal Roti Tart
Persoalan roti dan Al-Fatihah Gus Iqdam meminta untuk tak diperpanjang. "Urusan roti, sudah tidak perlu diperpanjang, soal Al-Fatihah pun tidak usah di Fatihahi kalau saya sehat seperti ini," ujarnya.
Persoalan adanya suara ibu-ibu saat klarifikasi pihak Ponpes Miftahul Qulub Lamongan, Gus Iqdam juga mengutarakan penjelasannya.
"Oh ya untuk ibu-ibu yang marah-marah setelah setelah bapak-bapak itu pengasuh itu. Saya tidak tau yang matur siapa, yang isinya, bahwa jadwal muncul dari lisan Iqdam gitu-gitu. Yang jelas saya tidak merasa memberikan jadwal, kita hanya terima undangan dan alhamdulillah kita sudah menjawab dengan baik, sejak pertama panjenengan hadir di sini," ujarnya.
Ilham Jebor menambahkan, bahwa pihaknya sudah dua kali memberikan keterangan yaitu tabggal 15 oktober 2023 dan 24 Oktober 2023, bahwa di Lamongan memang tidak ada jadwal.
"Kita ulangi pada tanggal 24 Oktober 2023 pemberitahuan kedua, dan tanggal 15 Oktober juga sudah diberitahukan pada hari pertama datang bahwa untuk tanggal yang diminta sudah ada jadwal tiga pengajian dalam satu hari, malamnya di Ngawi, siangnya di Kandat, dan malamnya lagi di Ponggok," ujar Ilham yang diteruskan Gus Iqdam.
"Sangat tidak mungkin kita datang. Kalau ada bahasa-bahasa yang menyakiti panjenangan dan keluarga besar Ponpes Lamongan mohon maaf sekali lagi. Mbah kiai saya minta maaf," tandas Gus Iqdam.
Penulis: Nugroho Purbo Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement