4 Fakta Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Kupang NTT

Hingga berita ini diturunkan, BMKG melaporkan telah terjadi lima kali gempa susulan di Kota Kupang dengan kekuatan rendah.

oleh Rifqy Alief Abiyya diperbarui 02 Nov 2023, 14:39 WIB
Sejumlah bangunan kantor pemerintahan dilaporkan rusak akibat gempa Magnitudo 6,6 yang mengguncang Kupang NTT. (Liputan6.com/ Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa magnitudo 6,3 mengguncang wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (2/11/2023), pukul 04.04.45 Wita. Meski gempa dilaporkan tak berpotensi tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BMKG) mencatat sejumlah rumah warga dan fasiltas umum di Kota Kupang ikut terdampak.

Salah satunya rumah milik Nehemia Ndun di Desa Honuk, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, hancur total dihantam gempa. Bahkan rata dengan tanah.

"Kondisinya rusak parah, rata dengan tanah," ujar Kepala Desa Honuk Mateos Nainel saat dikonfirmasi Liputan6.com.

Sejumlah bangunan pemerintahan juga mengalami retakan, seperti Gedung Kantor Gubernur NTT dan Kantor Bupati Kupang.

Lantas, apa pemicunya? Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono, gempa dipicu oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme pergerakan turun atau norma fault.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi kerak dangkal (shallow crutal earthquake) dipicu aktivitas sesar aktif," jelas Daryono, Kamis. 

Saat gempa terjadi, getarannya juga dirasakan ke sejumlah wilayah dalam skala bervariasi. Alor II MMI (Modified Mercally Intensity), Rote dan Waingapu III MMI, Kabupaten Timor Tengah Selatan IV-V MMI, Kota Kupang V MMI. 

Hingga berita ini diturunkan, BMKG melaporkan telah terjadi lima kali gempa susulan dengan kekuatan rendah.

Berikut sederet fakta gempa yang mengguncang Kupang, Nusa Tenggara Timur dihimpun oleh Liputan6.com:


1. Diguncang Gempa Magnitudo 6,3 Warga Kupang Berhamburan Keluar

Penampakan rumah milik Nehemia Ndun di Desa Honuk, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, yang roboh rata dengan tanah akibat diguncang gempa M6,6. (Liputan6.com/ Ola Keda)

Gempa magnitudo 6,6 yang mengguncang Kota Kupang telah dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,3. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa berada pada koordinat 10,34 Lintang Selatan (LS) dan 123,76 Bujur Timur. Atau lebih tepatnya di 24 kilometer tenggara Kupang, NTT dengan kedalaman 25 kilometer. 

Getaran gempa dirasakan begitu kuat oleh warga sehingga mereka berhamburan saat merasakan getaran gempa. Seorang warga, Markus Geti bang, warga Blok Lili, Kelurahan Belo, Kota Kupang, bahkan langsung berlari keluar rumah saat merasakan guncangan. 

"Kencang sekali," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Nehemia. Dia mengaku saat kejadian, dia sedang tidur nyenyak. Betapa kagetnya pria berusia 53 tahun it, ketika rumah semi permanen miliknya sudah roboh. Saat itu, pun dia langsung berlari keluar untuk menyelamatkan diri.

"Saya sama sekali tidak sadar karena sedang nyenyak. Saya baru sadar ketika rumah sudah roboh," ceritanya.

 


2. Sederet Bangunan Terdampak Gempa

Gempa Magnitudo 6,6 yang mengguncang wilayah Kupang NTT, Kamis (2/11/2023) pukul 04.04.45 WIB merusak kantor gubernur dan bupati NTT. (Liputan6.com/ Dok Ist)

Meski dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa, beberapa rumah warga dan bangunan pemerintahan dilaporkan rusak. Salah satunya rumah milik Nehemia Ndun di Desa Honuk, Kecacamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang yang hancur total dihantam gempa.

Kepala Desa Honuk Mateos Naine memastikan untuk wilayah Desa Honuk, hanya rumah milik Nehemia saja yang terdampak. Sementara bangunan gereja, sekolah, posyandu, kantor desa dan fasilitas umumnya lainnya dipastikan aman.

"Hanya satu rumah saja yang terdampak, fasilitas umum lainnya masih aman," katanya.

Mateos merinci kerugian yang dialami oleh Nehemia diperkirakan mencapai Rp25 juta Sebab, sejumlah barang dalam rumah seperti lemari, parabot rumah, kursi dan tempat tidur rusak total.

Dia mengaku, usai kejadian itu, langsung memimpin warganya untuk membangun rumah darurat agar Nehemia dan keluarganya bisa berlindung.

"Kami sudah melakukan pendataan. Untuk ruamah yang rusak, saya dengan warga sudah bangun rumah darurat," terangnya.

 


3. Gempa Tidak Berpotensi Tsunami

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang, NTT, melaporkan akibat gempa tersebut satu dari dua rumah korban gempa dilaporkan ambruk rata dengan tanah. (Liputan6.com/ BPBD Kupang)

Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMGK Daryono mengatakan, gempa ini merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crutal earthquake) dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme pergerakan turun (normal fault). Berdasrkan pemodelan, gempa tidak berpotensi tsunami.

"Getaran gempa berdampak dan dirasakan di Kupang, Kabupaten, Rote, Waingapu, Alor, Larantuka, Lembata," ujar Daryono.

Hal serupa juga diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid. Gempa dipicu oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar normal berarah timur laut hingga barat daya. 

"Kejadian gempa bumi itu tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat," kata Wafid dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis dilansir Antara.

Menurut dia, daerah permukiman yang mengalami guncangan gempa bumi itu tersebar di kawasan rawan bencana gempa bumi tinggi, menengah, dan rendah.

Badan Geologi menyampaikan bahwa morfologi daerah di sekitar pusat gempa bumi umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.

Selain itu, dijelaskan pula bahwa wilayah Kupang tersusun oleh tanah keras hingga tanah sedang dan sebagian oleh tanah lunak. Bantuan penyusunnya dominan batuan tersier (batuan sedimen dan batu gamping) dan endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai dan sungai.

Endapan kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak, sehingga memperkuat efek guncangan.

Di daerah perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

 


4. Terjadi Gempa Bumi Susulan

Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMGK Daryono mengatakan, hingga saat ini sudah lima kali terjadi gempa susulan dengan kekuatan rendah. 

"Sudah lima kali susulan, Mag:3.3 SR, Mag:2.7 SR, Mag:3.2 SR, Mag:2.2 SR, Mag:2.6 SR dan Mag:2, 5 SR," ujarnya.

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.


Gempa di Kota Kupang

Kondisi bangunan rumah yang rusak akibat diguncang gempa di Ambon, Maluku, Jumat (27/9/2019). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan 171 rumah rusak akibat gempa Magnitudo 6,5 yang mengguncang Maluku pada Kamis 26 September 2019. (HO/BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA/AFP)

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Infografis Deretan Negara Gelar Operasi Penyelamatan Usai Gempa Dahsyat Maroko. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya