Liputan6.com, Jakarta Theta (THETA) adalah jaringan bertenaga blockchain yang dibuat khusus untuk streaming video. Diluncurkan pada Maret 2019, mainnet Theta Coin beroperasi sebagai jaringan terdesentralisasi di mana pengguna berbagi bandwidth dan sumber daya komputasi secara peer-to-peer (P2P).
Advertisement
Dilansir dari Coinmarketcap, proyek ini disarankan oleh salah satu pendiri YouTube Steve Chen dan salah satu pendiri Twitch, Justin Kan.
Theta memiliki token kripto aslinya sendiri, yaitu THETA, yang melakukan berbagai tugas tata kelola dalam jaringan, dan menghitung Google, Binance, usaha Blockchain, Gumi, Sony Europe, dan Samsung sebagai validator Enterprise, bersama dengan jaringan Guardian.
Pengembang mengatakan proyek ini bertujuan untuk mengguncang industri streaming video dalam bentuknya saat ini yang masih sentralisasi, infrastruktur yang buruk, dan biaya tinggi membuat pengguna akhir seringkali berakhir dengan pengalaman yang buruk.
Pembuat konten juga memperoleh pendapatan lebih sedikit karena hambatan antara mereka dan pengguna akhir.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis (2/11/2023), THETA Coin menguat 9,52 persen dalam 24 jam terakhir. Harga THETA Coin saat ini berada di level Rp 12.049 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 1,53 triliun.
Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 53. THETA Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 12,03 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 1 miliar THETA Coin dari maksimal suplai 1 miliar THETA.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.