Foto udara suasana Kampung Apung di Kapuk, Jakarta, Kamis (2/11/2023). Kemarau panjang mengakibatkan air di Kampung Apung surut dan sejumlah makam terlihat kembali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Menurut warga, air surut juga disedot untuk memadamkan kebakaran yang melanda kawasan Kapuk beberapa minggu lalu. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Musim kemarau berkepanjangan telah menyurutkan banjir 'abadi' di Kampung Apung. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Sebagian tanah yang berpuluh-puluh tahun terendam air kini tampak kering. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Terlihat beberapa batu nisan dan bangunan makam sudah dalam kondisi rusak. Tulisannya juga memudar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Surutnya banjir sampai memunculkan kembali makam-makam tua di Kampung Apung merupakan peristiwa yang jarang sekali terjadi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Diketahui, Kampung Apung dulunya merupakan kawasan yang asri. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Awal mula banjir kerap melanda kawasan itu terjadi pada akhir 1980-an, seiring gencarnya pembangunan kompleks pergudangan industri di sekelilingnya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Kondisi itu kemudian diperparah dengan peninggian permukaan Jalan Kapuk Raya yang dilakukan pemerintah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Wilayah Kampung Apung pun berubah menjadi cekungan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Lantas sejak tahun 1995-1996, banjir yang merendam Kampung Apung tak pernah surut. Banjir justru semakin tinggi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Warga pun terpaksa beradaptasi dengan mengubah tempat tinggalnya yang sebelumnya rumah tapak menjadi rumah panggung. (Liputan6.com/Herman Zakharia)