Hamas Janjikan Pembebasan Sandera Asal Thailand, Klaim Mereka Dirawat dengan Baik

Pembicaraan antara negosiator Thailand dan kelompok Hamas digelar selama dua jam di ibu kota Iran, Teheran, pada 26 Oktober.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Nov 2023, 10:01 WIB
Anggota komunitas Yahudi Australia melakukan aksi yang disebut ëBalloons of Hopeí, yang mewakili para sandera Israel yang saat ini ditahan kelompok Palestina Hamas, di Sydney pada 27 Oktober 2023. (DAVID GRAY/AFP)

Liputan6.com, Bangkok - Para pejabat Thailand menggelar pembicaraan dengan Hamas di Iran pekan lalu. Langkah itu diambil sebagai upaya menjamin pembebasan 22 warga negara Thailand yang disandera dalam serangan Hamas ke Israel selatan 7 Oktober 2023.

Pembicaraan digelar selama dua jam di Teheran pada 26 Oktober. Negosiator utama Thailand Areepen Uttarasin, yang memimpin tim beranggotakan tiga orang, menuntut pembebasan segera para sandera asal Thailand dan menekankan bahwa mereka tidak bersalah.

"Mereka (Hamas) meyakinkan saya bahwa mereka dirawat dengan baik, tapi tidak bisa memberi tahu saya tanggal pembebasannya … Mereka sedang menunggu waktu yang tepat," kata Areepen seperti dilansir The Guardian, Jumat (3/11), seraya menambahkan bahwa setelah pembicaraan, tim Thailand – yang seluruhnya muslim – melaksanakan salat dengan perwakilan Hamas.

"Mereka mengakui kekhawatiran kami karena mereka tahu bahwa Thailand telah menawarkan kebaikan dan manfaat bagi komunitas muslim … Mereka menghormati Thailand."

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin sebelumnya telah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu malam.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan melakukan yang terbaik untuk segera membantu para sandera asal Thailand," tutur Srettha.

Dalam panggilan tersebut, Srettha menyampaikan belasungkawanya atas mereka yang terbunuh, terluka atau diculik sejak 7 Oktober.

Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara juga mengadakan pembicaraan di Qatar dan Mesir dalam pekan ini untuk mencoba mengamankan kembalinya sandera asal Thailand.

Pada Rabu, Parnpree menyatakan bahwa dia telah bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya atas nama rakyat Thailand atas peran pentingnya dan peran Qatar dalam memediasi pembebasan para sandera, khususnya dalam konteks situasi saat ini yang semakin kompleks.

Parnpree bertemu pula dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian di Qatar.


Evakuasi Warga Thailand

Sekitar 30.000 warga Thailand bekerja di Israel, sebagian besar di sektor pertanian, menurut Kementerian Tenaga Kerja Bangkok. (Lillian SUWANRUMPHA / AFP)

Pemerintah Thailand sejauh ini telah mengevakuasi 7.282 orang dari Israel melalui 33 penerbangan evakuasi. Penerbangan lain disebut tiba di Thailand pada Jumat.

Sebelum perang, 30.000 pekerja Thailand dipekerjakan di Israel, dan sekitar 5.000 bekerja di wilayah dekat Jalur Gaza. Banyak warga Thailand pindah dari daerah pedesaan yang lebih miskin di Thailand untuk bekerja di bidang pertanian di Israel, yang upahnya beberapa kali lebih tinggi. Beberapa dari mereka enggan pergi, meskipun ada bahayanya, karena mereka dibayar mahal untuk bekerja di luar negeri dan harus menghadapi utang.

Selama pembicaraan teleponnya dengan Netanyahu, Srettha dilaporkan juga menyuarakan keprihatinan mengenai kesejahteraan warga negara Thailand yang masih berada di Israel dan meminta kepastian dari pihak Israel.

Setidaknya 1.400 orang tewas dan lebih dari 200 orang disandera dalam serangan Hamas pada 7 Oktober. Pemerintah Thailand mengungkapkan bahwa 32 warga mereka tewas, 22 orang diculik, dan 19 terluka, dengan empat di antaranya masih dirawat di rumah sakit.

Israel memperkirakan jumlah warga negara Thailand yang disandera lebih banyak dibanding yang diumumkan pihak berwenang di Bangkok. Mereka mengklaim bahwa total ada 54 warga Thailand yang disandera Hamas.


Jepang Evakuasi 46 Orang dari Israel

Kelompok militan Palestina menangkap lebih dari 200 orang dalam serangan lintas batas ke Israel yang menewaskan 1.400 orang pada 7 Oktober lalu. Sementara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 5.000 orang sejak saat itu. (AP Photo/Oded Balilty)

Sebuah pesawat pengisian bahan bakar dan transportasi udara yang dioperasikan oleh Pasukan Bela Diri Udara Jepang meninggalkan Israel menuju Jepang pada Kamis (2/11) malam dengan membawa 46 penumpang termasuk 20 warga negara Jepang. Laporan tersebut dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Jepang.

Penumpang di dalamnya juga termasuk 15 warga Korea Selatan, empat warga Vietnam, dan satu warga Taiwan.

Evakuasi kedua yang menggunakan pesawat militer Jepang sejak dimulainya konflik Israel-Hamas bulan lalu terjadi di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa ke Israel, Yordania, dan Palestina.


AS Evakuasi 74 Orang

Presiden ke-47 Amerika Serikat Joe Biden. (Dok. AFP)

Amerika Serikat (AS) berhasil mengevakuasi 74 warganya yang memiliki kewarganegaraan ganda dari Gaza, kata Joe Biden pada Kamis, di Gedung Putih.

"Kabar baik, hari ini kita keluarkan 74 warga AS, berkewarganegaraan ganda," ungkap Biden.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang berbicara sebelum meninggalkan Washington untuk terbang ke Israel mengatakan bahwa pihaknya bertekad mencegah eskalasi perang di semua lini, termasuk Lebanon selatan, Tepi Barat, atau tempat lain di kawasan Timur Tengah.

Infografis Perang Hamas Vs Israel Kembali Berkecamuk. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya