Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masih menjadi rebutan dua kubu calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024. Bahkan sampai saat ini Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Rosan Roeslani masih berusaha merayu Khofifah agar mau bergabung di tim pemenangannya.
"Pak Rosan kok yang ketemu di sana. Pak Rosan kan Surabaya," kata Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron, kepada wartawan, di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, dikutip Jumat, (3/11/2023).
Advertisement
Herman pun meyakini jika Khofifah akan bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran. Selain Khofifah, dia menyebut bahwa eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga diajak untuk bergabung.
"Insyaallah, saya kira menyakini baik itu Bu Khofifah maupun yang sedang terjalin, Pak Ridwan Kamil misalkan, saya yakin berada di Prabowo-Gibran," ucap dia.
Herman yakin Khofifah bersedia mendukung Prabowo-Gibran lantaran saat maju di Pilkada Jawa Timur, Khofifah didukung oleh Partai Demokrat.
Sementara, Ridwan Kamil saat ini menjabat sebagai wakil ketua umum di Partai Golkar. Sehingga, kedua tokoh tersebut tidak akan lari ke pasangan lain.
"Jadi, menurut saya tidak akan larilah. Dan insyaAllah komitemen ini memperkuat baik keberadaan Bu Khofifah di Jawa Timur memperkuat dan memberikan peluang lebih besar untuk bisa Prabowo menang di Jawa Timur. Kemudian, pak Ridwan Kamil juga bisa memperkuat Pak Prabowo di Jawa Barat," imbuh dia.
2 Faktor yang Bikin Khofifah Jadi Rebutan Kubu Ganjar dan Prabowo
Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam mengatakan Khofifah Indar Parawansa diperebutkan untuk menjadi anggota tim sukses (timses) bakal pasangan calon peserta Pilpres 2024 karena dua faktor krusial untuk mendulang suara pemilih di Jawa Timur.
Surokim menilai faktor pertama adalah jabatan Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur. Kedua Khofifah adalah ketua umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). Ini bisa memberikan dampak signifikan untuk kemenangan bakal pasangan calon, khususnya di Jawa Timur.
"Tidak terbantahkan karena beliau kepala daerah, ketua Muslimat, punya relasi kuat," kata Surokim seperti dilansir Antara.
Dia menambahkan menjelaskan meskipun jabatan gubernur Jawa Timur tak lama lagi selesai, hal itu tak serta merta langsung melunturkan citra Khofifah sebagai kepala daerah di masyarakat.
Selain itu, posisi Khofifah sebagai ketua umum Muslimat NU otomatis memiliki basis massa besar karena menjadi representasi NU.
"Mereka kelihatannya tidak terlihat, tetapi mereka punya kekuatan besar dan signifikan kalau di-remote," jelas Surokim.
Advertisement
Jadi Rebutan
Sebagaimana diketahui, nama Khofifah muncul sebagai rebutan untuk menjadi timses bagi Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Surokim menilai apabila nantinya Khofifah sudah menentukan pilihan, maka itu dapat memberikan keuntungan signifikan pada masuknya suara bagi bakal pasangan calon yang didukung.
"Sisi kapasitas, kemampuan dan pengelaman juga relatif lengkap. Bu Khofifah bisa jadi kekuatan, makanya terus diperebutkan," ucapnya.
Selain itu, Surokim juga memandang langkah Khofifah bisa mendapatkan keuntungan berupa sokongan kekuatan untuk pencalonan keduanya di Pilkada Jawa Timur Tahun 2024.
"Saya kira, pertimbangan Bu Khofifah ke mana itu berkaitan erat dengan Pilkada Jatim edisi kedua. Jadi, beliau masih harus berpikir lebih cermat untuk itu, tetapi menurut saya beliau lebih besar ke edisi kedua pilkada," ujarnya.
Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka