Liputan6.com, Nagoya - Sejarah panjang Toyota di dunia otomotif tidak bisa lepas dari nama Sakichi Toyoda. Semangat dan tekadnya yang kuat menjadi landasan berdirinya Grup Toyota, yang menghasilkan lebih dari sekadar alat tenun otomatis.
Semangatnya untuk terus melakukan penelitian dan berkreasi (continuous improvement) telah diwariskan dari generasi ke generasi dan telah menjadi fondasi grup Toyota modern.
Advertisement
Pada musim gugur tahun 1890, penemuan sukses pertama Sakichi tercapai. Alat ini dikenal sebagai Toyoda Wooden Hand Loom System (Alat Tenun Tangan Kayu Toyoda).
Di usia 24 tahun Sakichi menerima paten pertamanya untuk alat tenun. Berbeda dengan alat tenun sebelumnya, alat tenun ciptaan Toyoda hanya memerlukan satu tangan untuk mengoperasikannya.
Inovasinya menghilangkan ketidakrataan pada kain tenun sehingga meningkatkan kualitas kain yang juga meningkatkan efisiensi sebesar 40 hingga 50 persen.
Setelah penjualan berjalan baik, Sakichi Toyoda mengalihkan perhatian untuk menciptakan alat tenun listrik.
Pada tahun 1896, alat tenun listrik Toyoda, alat tenun listrik pertama di Jepang yang terbuat dari baja dan kayu, berhasil disempurnakan. Mesin ini relatif murah dan sangat meningkatkan produktivitas dan kualitas.
Pada 1907, atas rekomendasi Mitsui Bussan, Toyoda's Loom Works, Ltd. (sekarang Howa Machinery, Ltd.) didirikan dengan dana yang disediakan oleh investor di Tokyo, Osaka dan Nagoya.
Perusahaan yang baru didirikan ini mengambil alih kendali pabrik dan karyawan Toyoda Shokai Co. Sakichi mengemban tugas sebagai direktur pelaksana dan chief engineer dan terus mengabdikan upayanya pada penemuan dan penelitian.
Toyoda's Loom Works, Ltd. mengalami masa sulit yang menyebabkan Sakichi sangat prihatin karena sebagai orang yang menangani penemuan dan penelitian serta direktur, tidak bisa mengabaikan manajemen perusahaan.
Pada 1910, Sakichi mengundurkan diri dari Toyoda's Loom Works, Ltd. dan memulai perjalanan observasi ke Amerika Serikat dan Eropa untuk memulai awal yang baru.
Penemuan Terbaru
Setelah kembali ke Jepang, Sakichi mendirikan Toyoda Jido Shokufu Kojo (Pabrik Tenun Otomatis Toyoda) pada 1911. Perusahaan ini dioperasikan secara independen sebagai tempat pembuktian penemuannya di Noritake-Shinmachi, Nishi, Nagoya.
Pada 1914, Sakichi memperkenalkan fasilitas pemintalan baru berdasarkan kesadaran bahwa benang pemintalan berkualitas tinggi sangat penting untuk keberhasilan pengembangan alat tenun otomatis.
Namanya diubah menjadi Toyoda Jido Boshoku Kojo (Pabrik Pemintalan dan Tenun Otomatis Toyoda) karena pabrik tersebut juga memulai operasi pemintalan.
Memanfaatkan kondisi ekonomi yang baik selama Perang Dunia I, bisnis pemintalan dan tenun terus berkembang. Toyoda Boshoku (Toyoda Spinning and Weaving Co., Ltd.) didirikan pada 1918.
Sakichi menjadi Presiden namun perusahaan tersebut secara efektif dikelola oleh Risaburo Toyoda, menantu Sakichi, yang menjabat sebagai Managing Director.
Sakichi menjalankan pabrik sebagai kepemilikan perseorangan selama satu tahun sebelum mengaturnya kembali menjadi Toyoda Boshoku Sho (Pemintalan dan Tenun Toyoda) pada 1921.
Di sana ia berkomitmen pada penelitian yang bertujuan menyelesaikan pengembangan alat tenun otomatis dan alat tenun melingkar. Sakichi menyatakan, “Open the window. It’s a big world out there!” kepada orang-orang di sekitarnya yang khawatir ia menjalankan bisnis di Shanghai.
Sakichi bekerja dengan putranya Kiichiro Toyoda untuk memperluas upaya menghadirkan alat tenun full otomatis. Sakichi membangun Toyoda Boshoku Kariya Shiken Kojo pada tahun 1923 di Kariya, Prefektur Aichi.
Setelah serangkaian penemuan baru dan uji coba komersial, Alat Tenun Otomatis Toyoda Tipe G selesai dibuat pada 1924. Lebih dari 30 tahun sejak Sakichi bertekad mengabdikan hidupnya pada dunia riset.
Alat tenun ini menghasilkan kinerja terbaik dunia dalam hal produktivitas dan kualitas tekstil, termasuk perlindungan kesehatan dan keselamatan pekerja.
Seorang insinyur dari Platt Brothers & Co., Ltd. Inggris, salah satu produsen mesin tekstil terkemuka di dunia saat itu, dengan kagum menyebut alat tenun ini sebagai “alat tenun ajaib”.
Advertisement
Sila Toyoda
Menyusul keberhasilan pengembangan alat tenun otomatis, rapat pendirian Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. (sekarang Toyota Industries Corporation) diadakan di kantor pusat Toyoda Boshoku di Kota Nagoya pada 17 November 1926.
Risaburo Toyoda, menantu Sakichi, diangkat menjadi Presiden. Kiichiro Toyoda adalah Direktur Pelaksana.
Pada 1929, Toyoda Automatic Loom Works menyelesaikan perjanjian pengalihan hak paten dengan Platt Brothers yang memberikan hak produksi dan pemasaran alat tenun otomatis Tipe G di negara-negara kecuali Jepang, Tiongkok, dan Amerika Serikat.
Pengakuan dunia atas kualitas alat tenun Toyoda sangat penting dalam sejarah teknologi Jepang dan menanamkan kepercayaan pada masyarakat Jepang.
Sakichi Toyoda meninggal pada Oktober 1930, setelah mengabdikan 63 tahun hidupnya pada penemuan. Pada 1935, terdapat delapan perusahaan Toyoda dengan lebih dari 13.000 pekerja.
Untuk mengekspresikan filosofi perusahaan, terdapat “Sila Toyoda” untuk mempertegas semangat Sakichi Toyoda:
• Selalu setia pada tugas Anda, sehingga memberikan kontribusi bagi Perusahaan dan kebaikan secara keseluruhan
• Selalu rajin belajar dan kreatif, berusaha untuk menjadi yang terdepan
• Selalu bersikap praktis dan menghindari hal-hal yang sembrono
• Selalu berusaha membangun suasana seperti di rumah sendiri di tempat kerja yang hangat danbersahabat
• Selalu hormati hal-hal rohani, dan ingatlah untuk selalu bersyukur.