Din Syamsuddin Singgung Tokoh Muda Minim Pengalaman Ingin Jadi Pemimpin: Berbahaya

Indonesia, lanjut Din Syamsuddin, membutuhkan pemimpin yang segar. Oleh sebab itu, sudah saatnya tokoh muda yang tak terlalu belia menjadi pemimpin bangsa.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2023, 15:35 WIB
Calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menerima kunjungan mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin di Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, menyinggung tokoh muda yang ingin menjadi pemimpin namun minim pengalaman. Menurut dia, hal itu akan berbahaya.

Hal ini, disampaikan Din Syamsuddin saat bertemu bakal calon wakil presiden Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat (3/11/2023). Mulanya, Din memuji Anies Baswedan dan Cak Imin yang dinilai di usia yang tepat menjadi pemimpin.

"Saya pribadi karena keduanya (Anies dan Muhaimin) bisa dianggap sebagai tokoh muda atau aktivis organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, jadi belum tua. rambutnya saja masih hitam," kata Din.

Selain itu, Din Syamsuddin menyebut Anies dan Cak Imin juga sama-sama mempunyai pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan yang panjang.

"Serta juga yang punya pengalaman di dalam me-manage politik nasional, baik di kementerian maupun di lembaga legislatif," ujar dia.

Indonesia, lanjut Din, membutuhkan pemimpin yang segar. Oleh sebab itu, sudah saatnya tokoh muda yang tak terlalu belia menjadi pemimpin bangsa.

"Kadang perlu ada pembeliaan pemimpin nasional. Kalaupun di negara lain, termasuk Amerika, tokoh-tokoh (nasionalnya) tua. Tapi, secara biologis usia muda tapi tidak terlalu muda," katanya.

Din menilai, tak tepat juga apabila figur yang hendak memimpin terlalu muda atau terlalu tua. Terlebih, jika yang bersangkutan minim pengalaman.

"Yang terlalu muda, apalagi minim pengalaman, justru berbahaya," kata Din.

"Tapi tidak terlalu tua. Sangat manusiawi dan alami kalau terlalu tua ini suka pikun, suka lupa jangan-jangan lupa nanti Pancasila. Tapi juga jangan terlalu muda, karena jam terbang kepemimpinan itu penting," sambung dia.


Din Sampaikan Terimakasih

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyambangi DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023). Dia disambut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan jajaran DPP PKB lainnya.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Koalisi Perubahan (PKS, PKB, dan NasDem) karena telah mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) sebagai pasangan bakal capres dan cawapres untuk Pilpres 2024.

"Pertama kami ingin menyampaikan apresiasi, penghargaan dan sekaligus terima kasih kepada DPP PKB atas ijtihad politiknya untuk mengusung dan mencalonkan calon presiden Anies Baswedan dan calon wakil presiden Gus Muhaimin Iskandar. Kami menilai ijtihad politik itu tepat adanya dan ideal bagi Indonesia depan," kata Din Syamsuddin.

Din lantas menyinggung soal Anies dan Cak Imin yang merupakan tokoh muda. Keduanya, kata Din juga aktif dalam organisasi kepemudaan.

"Saya pribadi karena keduanya bisa dan dianggap sebagai tokoh muda, atau aktivis organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, jadi belum tua. rambutnya saja masih hitam," kata dia.

"Dan pengalaman keorganisasian di organisasi pemuda dan mahasiswa, kita ketahui panjang, baik Cak Imin maupun Mas Anies," lanjut dia.

Selain itu, Din menilai baik Anies maupun Cak Imin sudah memiliki pengalaman dalam menjalankan politik secara nasional. "Baik di kementerian maupun di lembaga legislatif," ucap Din.

Infografis Menko Mahfud Md Sentil Isu Netralitas TNI-Polri di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya