Liputan6.com, Gilan - Kebakaran melanda sebuah pusat rehabilitasi narkoba di Iran dan menelan sejumlah korban jiwa.
"Sedikitnya 32 orang tewas dalam kebakaran yang melanda pusat rehabilitasi narkoba di Iran utara," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Jumat (3/11/2023).
Advertisement
Kebakaran terjadi pada Jumat pagi di Langarud, sebuah kota di Provinsi Gilan, Laut Kaspia, di utara Teheran.
Esmail Sadeghi, ketua hakim provinsi, mengatakan kepada media lokal bahwa 16 orang lainnya dibawa ke rumah sakit.
Iran diketahui menerapkan hukuman mati terhadap penyelundup dan pengedar narkoba, namun menjalankan serangkaian program rehabilitasi bagi para pecandu.
Sejauh ini penyebab kebakaran di Iran itu belum jelas namun Sadeghi mengatakan penyelidikan "sedang dilakukan", menurut laporan setempat. Pusat ini menampung hingga 40 orang.
Isna, kantor berita semi-resmi Iran, membagikan rekaman api yang menerangi langit dan menimbulkan kepulan asap besar ke udara. Gambar lain menunjukkan lokasi yang rusak parah setelah api dapat dipadamkan.
Iran diperkirakan memiliki jumlah pecandu opioid per kapita tertinggi di dunia dan berada di jalur penyelundupan utama opium yang ditanam di Afghanistan.
Laporan narkoba dunia dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan tahun ini menyebutkan bahwa Iran melakukan 47% penyitaan heroin dan morfin global yang berasal dari Afghanistan selama tahun 2020.
Sementara itu, Amnesty International mengatakan dalam laporan bulan Juni bahwa Iran telah mengeksekusi sedikitnya 173 orang yang dihukum karena pelanggaran terkait narkoba tahun ini setelah pengadilan yang tidak adil secara sistematis.
Jumlah tersebut hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan tahun lalu, tambah kelompok hak asasi manusia tersebut.
Kebakaran Pabrik Golf Taiwan Tewaskan 6 Orang, 4 Lainnya Dilaporkan Hilang
Kebakaran lainnya tercatat melanda sebuah pabrik yang memproduksi bola golf di Taiwan pada Jumat 22 September 2023 waktu setempat.
"Kebakaran pabrik bola golf di Taiwan menewaskan sedikitnya enam orang, tiga di antaranya petugas pemadam kebakaran yang tewas dalam ledakan," kata pihak berwenang pada hari Sabtu, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (24/9/2023).
"Kebakaran tersebut, yang terjadi pada Jumat malam (22 September) malam dan berkobar sepanjang malam, melukai lebih dari 100 orang, sebagian besar dari mereka adalah pekerja," ungkap pemerintah daerah Pingtung kepada media lokal.
Satu petugas pemadam kebakaran dan tiga orang lainnya hilang dalam kebakaran Taiwan terkini.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi lokasi kejadian pada Sabtu pagi dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Dia mengatakan penyelidikan mengenai penyebab tragedi itu sedang dilakukan.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang atas kerja keras mereka dan mohon jaga diri," kata Tsai kepada petugas tanggap darurat.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen juga mampir ke kamar mayat untuk memberi penghormatan kepada para korban dan mengunjungi korban luka di rumah sakit.
Seorang pejabat di Departemen Pemadam Kebakaran Pingtung mengatakan kepada media lokal bahwa bahan kimia peroksida yang disimpan di dalam pabrik bola golf, mungkin menjadi penyebab ledakan besar dan beberapa ledakan kecil yang memicu kebakaran.
Beberapa orang terjebak di dalam akibat ledakan yang menyebabkan sebagian atap pabrik runtuh.
Advertisement
Kebakaran 4 Jam Lebih di Bangunan 13 Lantai Taiwan, 46 Orang Tewas
Sementara itu, sedikitnya 46 orang tewas dan puluhan lainnya terluka parah dalam kebakaran di blok menara 13 lantai di Taiwan selatan pada 2021 lalu.
Sebuah perumahan dan bangunan komersial di Kota Kaohsiung terbakar pada Kamis (14/10/2021) dini hari, kata pemadam kebakaran setempat.
Petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu lebih dari empat jam untuk memadamkan api.
Pemadam kebakaran mengatakan kepada BBC bahwa 79 orang telah dibawa ke rumah sakit, termasuk 14 di antaranya dalam kondisi serius.
Penyebab kebakaran sejauh ini belum dapat dipastikan, kendati demikian penyidik sudah berada di lokasi.
Para pejabat sebelumnya memperingatkan bahwa orang-orang mungkin telah terperangkap di bagian perumahan bangunan itu, antara lantai tujuh dan 11.
Penduduk terdekat mengatakan kepada media lokal bahwa mereka mendengar suara dentuman keras yang terdengar seperti ledakan sebelum kebakaran.
"Saluran listrik mungkin ada di luar ... beberapa hari terakhir ini ada suara 'ledakan' dari [saluran listrik]," kata seorang warga, menurut kantor berita Reuters.
Kebakaran Apartemen 9 Lantai di Vietnam Tewaskan 56 Orang
Sementara itu, polisi Vietnam mengumumkan bahwa 56 orang tewas akibat kebakaran gedung apartemen sembilan lantai di Hanoi. Kebakaran terjadi tidak lama setelah pukul 23.00 pada Selasa (12/9/2023), ketika banyak dari sekitar 150 orang yang tinggal di gedung tersebut sedang tidur atas bersiap untuk tidur.
Dilansir The Guardian, Kamis (14/9), petugas pemadam kebakaran memadamkan api dalam waktu sekitar satu jam, sementara rekaman dari tempat kejadian menunjukkan kobaran api yang hebat menembus jendela di setiap lantai.
Setidaknya 70 orang berhasil diselamatkan dari gedung tersebut, beberapa di antaranya terluka ketika melompat ke atap di dekatnya.
"Hampir 40 orang terluka," ujar polisi.
Penyebab kebakaran masih diselidiki. Gambar usai api berhasil dipadamkan menunjukkan puluhan sepeda motor dan sepeda hangus di lantai dasar.
Keamanan terkait kebakaran kerap menjadi perhatian di kota-kota besar padat penduduk di Vietnam. Para pejabat memperkirakan kepadatan penduduk Hanoi adalah 22.000 orang per kilometer persegi, menjadikannya salah satu kota terpadat di dunia.
Sebagian besar rumah dan bangunan apartemen kecil dibangun bersebelahan dan dirancang dengan gaya 'tabung' yang panjang dan sempit. Artinya, banyak bangunan hanya memiliki jendela di bagian depan dan belakangnya dan jendela tersebut biasanya terhalang oleh terali.
Biasanya juga bangunan memiliki pintu garasi bergulir atau rolling garage door di yang tidak dapat dibuka jika terjadi kebakaran yang memutus pasokan listrik. Selain itu, lingkungan lama di Hanoi, seperti distrik tempat terjadinya kebakaran, memiliki banyak gang sempit yang menyulitkan kendaraan darurat untuk mengakses rumah.
Sementara rumah sakit dan pejabat terus menghitung jumlah korban tewas terakhir, pemimpin keamanan publik, Le Van Tuyen, mengatakan bahwa kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan sangat parah dan jumlah orang yang tewas atau terluka sangat besar.
Advertisement