Marks & Spencer Klaim Tak Sengaja Pasang Iklan yang Dituding Bakar Bendera Palestina, Warganet: Siapa yang Coba Kau Bodohi?

Marks and Spencer menghadapi seruan boikot setelah memasang iklan yang menampilkan gambar benda diklaim topi natal dengan warna mirip bendera Palestina, yakni hijau, hitam, putih, dan merah.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 03 Nov 2023, 18:00 WIB
Konten iklan Marks and Spencer yang memicu boikot produk karena dianggap tidak peka pada situasi warga Palestina.(dok. Instagram @aarifbillah143/https://www.instagram.com/p/CzJbTQYL0Nw/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Brand asal Inggris, Marks and Spencer, sedang disorot tajam oleh warganet setelah mengunggah materi iklan yang dinilai menyinggung Palestina. Konten foto yang diunggah di Instagram itu menampilkan seorang perempuan berdiri di samping perapian yang di dalamnya terlihat benda berwarna hijau, hitam, putih, merah terbakar di dalamnya.

Kombinasi warna itu sangat mirip dengan warna bendera Palestina. Namun, pihak brand mengklaim benda itu adalah topi pesta Natal yang berkaitan dengan tema iklan yang diangkat, menurut laporan BBC, dikutip dari laman NDTV, Jumat (3/11/2023).

Unggahan itu sontak dikritik warganet yang memaksa Marks & Spencer bereaksi. Mereka menghapus konten dimaksud sembari membela diri bahwa iklan yang dikritisi itu diambil pada Agustus 2023, sebelum perang Israel - Palestina meletus di Gaza.

"While the intent was to playfully show that some people just don't enjoy wearing paper Christmas hats over the festive season, we have removed the post following feedback and we apologise for any unintentional hurt caused. (Meski tujuannya untuk secara bercanda menunjukkan bahwa beberapa orang tidak suka memakai topi Natal kerta selama musim perayaan, kami menghapus unggahan tersebut setelah mendapat masukan dan kami meminta maaf atas segala luka yang tidak disengaja)," tulis pihak brand di akun Instagramnya, Kamis, 2 November 2023.

Permintaan maaf yang disampaikan dinilai tidak memuaskan. Warganet pun membanjiri kolom komentar dengan sejumlah sindiran maupun pernyataan pedas.

"I’ve never known anyone to burn these Christmas hats… sorry but it just doesn’t make sense. (Aku tidak pernah kenal seseorang yang membakar topi Natal ini... maaf tapi itu tak masuk akal)," seorang warganet menulis.

"That wasn’t your intention. A company like m&s doesn’t have marketing consultants that might give and evaluate the current situation? Who do you think you’re fooling????????? (Itu bukan maksudmu. Sebuah perusahaan seperti M&S tidak memiliki konsultan pemasaran yang mungkin memberikan dan mengevaluasi situasi terkini? Siapa yang kami pikir bisa dibodohi?)," komentar warganet berbeda.

 

 


Seruan Boikot Marks and Spencer

Konten iklan Marks and Spencer yang memicu boikot produk karena dianggap tidak peka pada situasi warga Palestina.(dok. Instagram @jasmeineabughazleh/https://www.instagram.com/p/CzJbTQYL0Nw/Dinny Mutiah)

Sejumlah warganet yang kecewa kemudian menyerukan boikot produk-produk Marks and Spencer. Bahkan, warganet Malaysia meminta agar M&S menutup gerai mereka di negaranya.

"I wıii ever never buy from you again - we are not stupid -listen to the true story - Don't be superficial and believe the false narrative. (Aku tak akan pernah membeli darimu lagi. Kami tidak bodoh. Dengarkan cerita sebenarnya. Jangan menjadi palsu dan memercayai narasi yang sesat)," komentar seorang warganet.

Warganet lain menyayangkan M&S menghancurkan citra yang sudah dibangun selama bertahun-tahun hanya dengan satu unggahan yang rasis. "Aku kasihan padamu #boikotmarksandspencer," tulis warganet berbeda dalam bahasa Inggris.

"Aku berjanji padamu @marksandspencer, kamu tak akan pernah mendapatkan sepeser pun dariku atau keluargaku lagi!!" imbuh yang lain.

Bukan hanya Marks and Spencer yang mengalami boikot akibat sikapnya menghadapi konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina. Sebelumnya, brand peralatan olahraga PUMA juga dituding mendanai Israel melakukan genosida warga Palestina.

"Tolong jangan dukung puma, mereka mendanai genosida warga Palestina," kata warganet berbeda.

"Kami tidak mendukung brand yang mendanai genosida dan pembunuhan massal warga Palestina dan kami mendesak semua orang untuk tidak lagi mengikuti akun mereka di Twitter dan instagram dan berhenti mendukung konten apapun dan produk apapun yang mereka keluarkan," tambah yang lain.

 


Desak NCT 127 Akhiri Kontrak dengan PUMA

NCT 127 dipilih jadi brand ambassador Puma (Puma)

Menurut BDS Movement, sebuah gerakan yang dibuat warga Palestina untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan, Puma terlibat dalam pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia karena telah mensponsori Asosiasi Sepakbola Israel (IFA). Asosiasi ini dilaporkan mencakup tim-tim pemukiman Israel yang menduduki tanah Palestina secara ilegal.

Sejumlah penggemar grup idol NCT 127 yang menjadi duta brand untuk kawasan Asia Pasifik itu pun membanjiri media sosial PUMA dengan komentar negatif. Kontroversi tersulut setelah PUMA mencuit tentang kampanye terbaru mereka, PUMA TUFF, dengan menampilkan NCT 127 sebagai modelnya.

Media sosial X, sebelumnya dikenal dengan Twitter, dibanjiri para penggemar yang mengekspresikan kekhawatiran mereka. Sejumlah penggemar NCT 127 kemudian menuntut agar idolanya segera mengakhiri kontrak mereka dengan PUMA.  Mereka juga meminta konten promosi label tersebut dihentikan.

"@NCTsmton_127 tolong akhiri kontrakmu dengan PUMA dan hentikan perilisan konten promosi mendatang dengan para member. puma mendanai genosida rakyat Palestina. Kami, sebagai fans nct 127, tidak ingin para anggota dihubungkan dengan bisnis yang mendukung negara apartheid," tulis seorang warganet, dikutip dari Koreaboo, Minggu, 29 Oktober 2023.

 

 

 


Indonesia Masih Impor Produk Israel

Atta Halilintar unggah emoji semangka sebagai dukungan untuk Palestina. (Instagram @attahalilintar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia masih mengimpor barang dari Israel. Khusus sepanjang Januari sampai September 2023, nilai impor produk ke Indonesia dari Israel mencapai 14,4 juta dolar AS.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, mengakui selama ini Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, hal itu tidak berarti kedua negara tidak bisa melakukan perdagangan.

"Dapat saya sampaikan bahwa kalau kita tidak memiliki hubungan diplomatik tidak berarti secara ekonomi kita tidak boleh melakukan hubungan dagang tetap bisa dilakukan karena ini adalah sifatnya bisnis to bisnis," jelas dia, Senin, 16 Oktober 2023, dikutip dari kanal Global Liputan6.com.

Dia menyebutkan dari nilai total impor Israel selama Januari sampai senilai 14,4 juta dolar AS dengan komoditas utamanya adalah HS 84 yaitu mesin peralatan mekanis dan bagiannya. Kemudian, HS82 berupa perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia dan juga HS85 mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya.

Dia menyebutkan dari tahun ke tahun impor masih berlangsung. Pada 2020, nilai impor barang dari Israel mencapai 56,5 juta dolar AS, pada 2021 senilai 26,5 juta dolar AS, dan 2022 mencapai 47,8 juta dolar AS.

Banner Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya