Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan usaha pada periode tersebut.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/11/2023), Krakatau Steel membukukan pendapatan usaha sebesar USD 1,26 miliar per kuartal III 2023. Hasil ini turun 31,52 persen year on year (YoY) dibandingkan pendapatan usaha KRAS pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni USD 1,84 miliar.
Advertisement
Adapun beban pokok pendapatan KRAS turun 30,30 persen menjadi USD 1,15 miliar per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan per kuartal III 2022 senilai USD 1,65 miliar.
Meski begitu, laba bruto 44,08 persen menjadi USD 106,79 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya USD 190,97 juta.
Hingga akhir kuartal III 2023, KRAS mengantongi rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 61,40 juta dari laba bersih perusahaan pada kuartal III 2022 senilai USD 80,15 juta.
Total aset KRAS per akhir kuartal III 2023 berjumlah USD 2,92 miliar turun dibandingkan total aset per akhir 2022 senilai USD 3,16 miliar .
Krakatau Steel mengalami penurunan liabilitas dari USD 2,60 miliar pada akhir 2022 menjadi USD 2,36 miliar per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas KRAS naik dari USD 552,58 juta per akhir 2022 menjadi USD 557,24 per akhir kuartal III 2023.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 3 November 2023, saham KRAS menguat 1,2 persen ke posisi Rp 166 per saham. Saham KRAS dibuka naik satu poin ke posisi Rp 165 per saham. Saham KRAS berada di level tertinggi Rp 170 dan terendah Rp 163 per saham. Total frekuensi perdagangan 600 kali dengan volume perdagangan 72.176 saham, Nilai transaksi Rp 1,2 miliar.
Gandeng BUMN China, Pabrik Baja Krakatau Steel Bakal Direaktivasi
Sebelumnya diberitakan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) bersama Baowu Group Zhongnan menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama reaktivasi fasilitas hulu Iron and Steel Making (ISM) dalam rangka pengembangan steel long product.
Prosesi MoU ini disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam acara Indonesia China Business Forum di Beijing pada 16 Oktober 2023.
Baowu Group Zhongnan adalah perusahaan baja BUMN milik China dengan kapasitas 21 juta ton per tahun dan terafiliasi dengan Baowu Group, perusahaan baja terbesar peringkat satu di dunia dengan total kapasitas produksi sebesar 132 juta ton per tahun.
Dengan dukungan yang dimiliki oleh Baowu Group sebagai perusahaan ternama, termasuk di dalamnya memiliki kemampuan pendanaan, sumber daya manusia, teknologi, serta akses supply chain, manajemen memantapkan untuk bekerja sama.
"Estimasi nilai investasi yang diperlukan untuk melaksanakan kerja sama tahap pertama untuk kapasitas 2 juta ton baja per tahun ini adalah sebesar USD 1,2 miliar," ujar Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (18/10/2023).
Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan steel long product yang dimulai dari hulunya yang memproduksi baja billet dan pengembangan hilir rolling mill dalam bentuk wire rod mill pada tahap pertama.
Advertisement
Kapasitas Pabrik
Selain itu, fasilitas manufaktur baja akan dibangun secara otomatis, cerdas, dan ramah lingkungan dengan memperkenalkan teknologi dan peralatan baru untuk membangun ekosistem baja dan mendorong perkembangan pesat industri baja di Indonesia.
"Untuk tahap pertama akan dibangun pabrik dengan kapasitas 2 juta ton per tahun dan bisa ditingkatkan kapasitasnya pada masa depan sampai dengan 4 juta per tahun,” lanjut dia.
Sebelumnya, Krakatau Steel dan Baowu Group Zhongnan telah menandatangani Perjanjian Pendahuluan tertanggal 30 November 2022 tentang Peluang Kemitraan Iron & Steel Making, kemudian dilanjutkan dengan pengukuhan kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman di Indonesia China Business Forum di Beijing.
Kemitraan ini diharapkan dapat memenuhi minat pasar baja Indonesia terhadap strategi pertumbuhan jangka panjang, terutama dengan dibangunnya fasilitas baja yang terintegrasi.
"Harapan kami, dengan penandatanganan ini proses selanjutnya mendapat dukungan penuh semua pihak untuk dapat terealisasi sesuai jadwal,” ujar Purwono.