Liputan6.com, Roma - Hujan yang memecahkan rekor menyebabkan banjir di sebagian besar wilayah Tuscany, Italia, ketika Badai Ciaran melanda negara itu dalam semalam.
Setidaknya enam orang di Italia dan satu orang di Albania tewas pada Jumat (4/11/2023), sehingga jumlah korban tewas akibat badai tersebut menjadi 14 orang di seluruh Eropa pada pekan ini.
Advertisement
Gubernur Tuscany Eugenio Giani mengonfirmasi kematian enam orang akibat Badai Ciaran, yang menyebabkan curah hujan dalam jumlah yang belum pernah tercatat dalam 100 tahun terakhir. Demikian seperti dilansir AP, Sabtu (4/11).
Sepanjang hari, badai tersebut membawa lebih banyak kematian dan kehancuran saat bergerak ke arah timur melintasi benua tersebut. Di Albania, polisi mengatakan seorang pengendara mobil tewas ketika kehilangan kendali saat berkendara, membuatnya tergelincir dan menabrak pembatas. Banyak jalan di negara itu terendam banjir, termasuk di ibu kota Tirana.
Gelombang besar menerjang pantai Adriatik di Balkan, sementara angin kencang menumbangkan pepohonan serta merobohkan atap. Kapal feri yang menghubungkan pulau-pulau Kroasia dengan garis pantai dihentikan.
Otoritas Perlindungan Sipil Italia mengatakan bahwa curah hujan sebesar 200 milimeter turun dalam periode tiga jam, dari kota pesisir Livorno hingga lembah pedalaman Mugello, dan menyebabkan tepian sungai meluap.
Dahsyatnya Banjir
Saat Badai Ciaran melanda, setidaknya empat rumah sakit terendam banjir, termasuk di Pisa dan Mugello. Di seluruh Tuscany, jalur kereta api dan jalan raya terganggu dan sekolah-sekolah ditutup. Ratusan orang tidak bisa pulang, termasuk sekitar 150 orang yang terdampar di Prato setelah jalur kereta dihentikan pada Kamis malam.
Wali kota Prato mengungkapkan keterkejutannya atas dahsyatnya banjir yang meluluhlantahkan kota tersebut dalam semalam. Hingga Jumat dini hari, warga berupaya membersihkan kerusakan.
"Bahkan, setelah malam yang penuh kehancuran, kami tetap berusaha membersihkan dan mengembalikan kota kami ke keadaan normal," ungkap Wali Kota Matteo Biffoni.
Wali Kota Florence Dario Nardella mengungkapkan kepada Sky TG24 bahwa Sungai Arno, yang mengalir melalui pusat kota, telah mencapai tingkat siaga pertama, dengan perkiraan tingkat tertinggi pada tengah hari. Baik dia maupun gubernur tidak menyangka sungai itu akan meluap.
"Ketakutan psikologisnya tinggi, mengingat besok adalah hari peringatan banjir tahun 1966," kata Nardella mengenang banjir yang menewaskan 101 orang dan merusak atau menghancurkan jutaan karya seni dan buku langka.
Advertisement
Perubahan Iklim Picu Dampak Badai Makin Parah
Para ilmuwan iklim menuturkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah menyebabkan curah hujan lebih tinggi selama badai seperti Ciaran dan seringkali mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.
"Jika kondisinya berbeda dibandingkan 20 tahun yang lalu, hal ini jelas bagi semua orang," ungkap Menteri Perlindungan Sipil Nello Musumeci kepada Sky TG24, sambil mencatat bahwa sistem cuaca di Italia menjadi lebih bersifat tropis.
Kantor berita Italia, ANSA, melaporkan bahwa korban tewas di Tuscany termasuk seorang pria berusia 85 tahun yang ditemukan di lantai dasar rumahnya yang terendam banjir di dekat Kota Prato, utara Florence, dan seorang wanita berusia 84 tahun yang tewas ketika mencoba mengeluarkan air dari rumahnya di daerah yang sama.
Korban lainnya adalah sepasang suami istri yang hilang di dekat Kota Vinci dan seseorang di Provinsi Livorno. Surat kabar Italia Corriere della Sera melaporkan pada Jumat malam bahwa istri dari pria yang mayatnya ditemukan sebelumnya di dekat Kota Prato juga tewas.
Setidaknya tiga orang dilaporkan masih hilang pada Jumat, dua di Tuscany dan satu lainnya di Venesia. Daerah lain berada dalam status siaga tinggi dan pihak berwenang memperingatkan bahwa Badai Ciaran sedang menuju Italia selatan.
Menteri Transportasi dan Infrastruktur Matteo Salvini mengungkapkan bahwa setidaknya 48.000 pelanggan tidak mendapat aliran listrik. Layanan kereta berkecepatan tinggi antara Florence dan Milan serta jalur kereta api kecil di Tuscany juga terdampak.
Ciaran menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas saat melanda Spanyol, Prancis, Belgia, Belanda, dan Jerman pada Kamis (2/11). Badai tersebut menghancurkan rumah-rumah, menyebabkan kekacauan dalam perjalanan, dan memutus aliran listrik ke banyak orang.