Liputan6.com, Jakarta Harga emas terus mengalami lonjakan dalam beberapa waktu terakhir. Sentimen ini dapat mempengaruhi kinerja bisnis emiten pertambangan emas.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menuturkan, sejauh ini kenaikan harga emas belum berkorelasi secara langsung dengan harga saham emiten emas.
Advertisement
“Paling tidak pelaku pasar atau investor menunggu hasil kinerja keuangan emiten, sedangkan aksi korporasi lainnya investor menanti komitmen dalam meningkatkan tingkat produksinya,” kata Nafan kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (4/11/2023).
Menurut ia, dengan produksi emas yang semakin tinggi, maka secara langsung akan membuat kinerja keuangan meningkat.
Dengan demikian, secara teknikal ia merekomendasikan saham MEDC dan BRMS untuk trading buy on weakness potential.
Sedangkan, Nafan menyarankan hold terlebih dahulu untuk saham ANTM dengan target harga Rp 1.705 per saham, MDKA dengan target harga Rp 2.670 per saham, dan UNTR dengan target harga Rp 26.000 per saham.
Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, penguatan harga emas menjadi sentimen untuk saham-saham di sektor tersebut pastinya. Namun, belum tentu memberikan efek terhadap laporan keuangan emiten pertambangan emas.
“Artinya, di sini kita bisa manfaatkan momentum dari sentimen dan fokus pada momentum tersebut saja. Saya melihat adanya peluang penguatan pada saham-saham emas, sentimennya hampir dari penguatan harga emas saja,” kata William.
Bagi para investor, ia merekomendasikan beli untuk saham MDKA dan PSAB. Sedangkan, untuk saham ANTM disarankan hold terlebih dahulu.
Sentimen Positif
Sementara itu, Analis Pasar Modal Lanjar Nafi mengatakan, tingginya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik yang dikhawatirkan meluas menjadi sentimen positif untuk emiten emas.
Menurut ia, emiten emas dibayangi oleh sejumlah sentimen, mulai dari kenaikan harga emas, biaya produksi emas yang stabil, volatilitas mata uang dan geopolitik.
Bagi investor yang ingin melakukan investasi jangka menengah hingga panjang, ia merekomendasikan beli saham ANTM dengan target fundamental kisaran Rp 2.1000 dan saham MDKA dengan target fundamental kisaran Rp 3.700.
Adapun yang perlu diperhatikan oleh investor untuk emiten pertambangan emas ini. Misalnya, harga emas menjadi faktor utama, karena mempengaruhi pendapatan dan laba bersih. Kemudian, biaya produksi dan pastikan perusahaan memiliki strategi efisiensi operasional.
Selain itu, cadangan emas di mana perusahaan dengan cadangan yang besar biasanya lebih stabil. Cadangan yang berkualitas juga penting.
“Manajemen yang kompeten, berpengalaman, dan memiliki rekam jejak yang baik dapat menjadi indikator kinerja yang kuat. Pertimbangkan sejauh mana perusahaan memiliki diversifikasi operasional,” kata Nafi.
Tak hanya itu, investor juga perlu memperhatikan kondisi keuangan perusahaan, termasuk rasio utang terhadap ekuitas. Utang yang tinggi dapat meningkatkan risiko finansial.
Lalu, perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan global untuk emas, seperti perubahan kebijakan moneter, gejolak ekonomi, dan permintaan dari sektor perhiasan dan investasi.
Advertisement