Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, akun Weibo, media sosial serupa X di China, merek mewah CELINE dan BVLGARI menghapus semua jejak Lisa BLACKPINK. CEO kedua jenama itu, JC Babin, juga diduga menghapus foto dirinya dengan idol K-pop itu. Potret Lisa memang telah dihapus dari feed-nya, namun pada Jumat, 3 November 2023, ia mengunggah banyak foto Lisa di Instagram Story-nya.
Sementara beberapa penggemar menganggap ini sebagai bentuk dukungan untuk Lisa, yang lain bertanya-tanya tentang motif tindakan Babin, menurut Koreaboo, dilansir Sabtu (4/11/2023). Di serangkaian unggahan, ia membagikan foto Lisa di berbagai acara dua merek mewah tersebut.
Advertisement
Tindakan serupa juga diambil CELINE, lapor KBIZoom. Mereka terus mengunggah gambar Lisa yang mempromosikan koleksi tas tangan barunya di Instagram. Hal ini dinilai ingin menunjukkan kestabilan hubungan Lisa dengan CELINE, kendati franchise di China sepertinya berbeda pendapat.
Kendati demikian, baik CELINE dan BVLGARI tetap bungkam dan belum membuat pernyataan apapun terkait penghapusan gambar Lisa dari akun resmi Weibo mereka. Dugaan sementara yang riuh beredar di kalangan penggemar adalah tentang persyaratan dari pasar China.
Kecurigaan seputar Lisa BLACKPINK masuk daftar hitam di pasar China masih terus menyita perhatian publik. Pada Kamis, 2 November, media lokal Sina memuat berita utama yang berbunyi, "Lisa Masuk Daftar Hitam, Orang Dalam Industri Mengungkap Merek Asing Mengakhiri Kontrak."
Dilaporkan Putus Kontrak dengan Merek Asing
Secara khusus, laporan tersebut menyatakan ada informasi yang menunjukkan bahwa merek asing yang bekerja sama dengan Lisa BLACKPINK mungkin akan mengumumkan penghentian kontrak mereka, satu demi satu. Kabar ini membuat para penggemar khawatir.
Di artikel tersebut, Sina mencatat bahwa Lisa berharap pertunjukan Crazy Horse-nya akan meningkatkan sumber daya di industri hiburan. Namun karena adanya larangan di pasar China, nilai komersialnya langsung anjlok. Hal ini tidak hanya menyebabkannya kehilangan banyak penggemar di Negeri Tirai Bambu, tapi juga membayangi prospeknya mengembangkan kariernya secara global, catatnya.
Lebih lanjut Sina melaporkan, "Pengumuman pemutusan kontrak oleh merek asing akan jadi pukulan berat bagi karier Lisa. Dalam situasi kacau ini, konflik antara kepentingan bisnis dan masalah etika jadi semakin nyata. Para artis tidak hanya menghadapi tekanan publik, tapi juga harus menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan citra pribadi mereka."
Outlet itu melanjutkan, "Sebelumnya, diyakini hanya warganet Asia yang sensitif terhadap kontroversi acara Crazy Horse Lisa, namun kenyataannya berbeda."
Advertisement
Buntut Penampilan di Crazy Horse?
Disebutkan bahwa dampak keputusan Lisa BLACKPINK tampil di Crazy Horse telah melampaui ranah industri hiburan dan menyebabkan perempuan di seluruh dunia angkat bicara. "Mereka mulai menyadari bahwa martabat, tubuh, dan hak-hak mereka dilanggar," sebut Sina.
"Lisa sepertinya bukan lagi sekedar bintang di industri hiburan," katanya. "Ia telah jadi sasaran kritik publik. Pengalaman artistiknya telah membawa refleksi mendalam tentang sisi gelap industri hiburan. Lisa pernah mengikuti acara Crazy Horse dengan berani, tapi mungkin ia tidak mengantisipasi kontroversi yang akan terjadi."
Pertunjukan di klub tari telanjang Crazy Horse kemungkinan besar merupakan salah satu keputusan paling disesalkan penggemar pada Lisa, tulis KBIZoom. Sejak mengonfirmasi penampilannya di sana, maknae BLACKPINK itu dihujani kritik pedas.
Kendati memberi "pengalaman menyenangkan" bagi Lisa, itu tampaknya tidak banyak berkontribusi pada karier menyanyinya, sambung publikasi itu. Karena penampilan itu, industri hiburan Tiongkok berpendapat Lisa "melanggar standar dalam menjaga reputasi individu terkenal," seperti dilansir Tvreport.
Tidak Hanya Lisa BLACKPINK
Pasar China menyumbang lebih dari 20 persen konsumsi barang mewah global. Krisis keuangan real estat yang baru-baru ini terjadi di Tiongkok telah menyebabkan kemerosotan ekonomi, dan pasar barang mewah semakin menyempit.
TVreport menyatakan bahwa merek-merek mewah tidak dapat mengabaikan dampak pasar China dalam situasi ini. Artinya, Lisa mungkin akan menghadapi masalah di industri fesyen jika ia tidak lagi populer di pasar tersebut. Sejak lama, otoritas regulasi di China terkenal dengan penegakan aturan sosial dan etika yang ketat bagi para selebritas.
Sebelum Lisa, bintang-bintang top, seperti Kris Wu, Zhao Wei, Deng Lun, dan Li Yifeng telah dilarang sepenuhnya di China menyusul skandal mereka, yang menunjukkan ketatnya sistem hukum negara tersebut.
Dalam artikel terkait Lisa, Herald Pop juga menyebutkan bahwa bintang China Angelababy yang terlihat menghadiri penampilan Lisa mungkin akan "dipaksa" meninggalkan industri hiburan. Sebuah program televisi menghapus total penampilan Angelababy di acara tersebut. CCTV juga menghapus video yang menampilkan Angelababy.
Advertisement