Liputan6.com, Jakarta - CEO Honda Motor Co., Ltd Toshihiro Mibe menyebut, persaingan kendaraan listrik tidak hanya diisi oleh pabrikan Jepang, Eropa dan Amerika, tetapi juga dari Tiongkok.
Itu dibuktikan dengan keikutsertaan brand Tiongkok yang untuk pertama kalinya mengikuti Japan Mobility Show (JMS) 2023. Brand tersebut adalah BYD.
Advertisement
Ya, BYD begitu getol membombardir sejumlah negara di Eropa dan Amerika. Mereka menawarkan beragam model EV baru yang memiliki teknologi dan fitur lengkap.
Tidak hanya itu, kemampuan jarak tempuhnya juga dinilai cukup mumpuni dan unggul dibandingkan dengan pabrikan otomotif kawakan lainnya.
Menyikapi hal itu, Mibe mengapresiasi mobil listrik yang ditawarkan oleh pabrikan Tiongkok untuk konsumennya. Bahkan ia juga sempat menjajal beberapa model dan mengakui bahwa pabrikan tersebut memiliki teknologi yang bagus untuk sebuah EV.
“Saya melihat bahwa perkembangan dunia otomotif saat ini sudah mengarah pada tren kendaraan elektrifikasi. Jika dulu kami hanya bersaing dari pabrikan Eropa dan Amerika di segmen mobil ICE, kini kita juga harus bersaing dengan China di segmen EV. Menyikapi hal tersebut kami akan terus mengembangkan kendaraan elektrifikasi dengan value atau nilai lebih agar bisa bertempur dengan mereka,” tegas Mibe.
Selain itu, Honda juga telah memiliki visi untuk memasarkan seluruh produk berbasis listrik secara global pada 2040 mendatang.
Honda juga berkomitmen untuk memperkenalkan 30 model mobil listrik yang ditargetkan akan terjual sebanyak 2 juta unit pada 2030.
Model yang Ditampilkan Honda di JMS 2023
Beberapa model yang sudah diperkenalkan pada JMS 2023 di antaranya ialah Honda Prelude, Honda-e, Honda HR-V EV, Honda Sustaina-C Concept dan Pocket Concept.
Diharapkan dengan adanya jajaran model EV ini dapat menyaingi perang kendaraan elektrifikasi yang saat ini didominasi oleh pabrikan Tiongkok di sejumlah negara.
Diketahui, Tingkok tercatat telah memasarkan sekitar 10,2 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia. Atau menguasai sekitar 57,8 persen industri EV. Sementara itu, di Eropa EV Cina menguasai sekitar 19,4 persen dan Amerika mencapai 9,7 persen.
Peredaran model EV sendiri memang saat ini menyasar ke beberapa negara maju khususnya di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Sedangkan di Jepang sendiri, peredaran mobil listrik mungkin hanya sekitar 1 persen dibandingkan dengan model mesin pembakaran internal.
Sumber: Oto.com
Advertisement