Seluk-beluk Kursus Barista, Tak Sekadar Belajar Meracik Kopi

Waktu kursus yang singkat, serta standardisasi profesi barista sebagai sebuah keahlian yang dapat diakui untuk modal bekerja adalah beberapa faktor yang mendasari kursus barista hampir tak pernah sepi peminat.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 05 Nov 2023, 10:00 WIB
Barista (freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Kopi terus menunjukan pamornya, bahkan meski telah melewati satu dekade waktu. Bukan hanya kedai kopi yang menjamur tapi skill sebagai barista ikut dilirik sebagai profesi baru yang menjanjikan.

Hal ini diikuti dengan kehadiran tempat kursus barista yang tak pernah sepi peminatnya. "Rata-rata yang training usia 20-35 tahun dari yang tanpa pengalaman dan pengetahuan," ungkap Syaiful Bari, Pendiri Fulcaff Barista Training saat wawancara melalui sambungan telepon, Jumat, 3 November 2023.

Syaiful menuturkan, peserta kursus ternyata tak selalu mereka yang ingin jadi barista, namun ada pula yang alasannya ingin membuka usaha kedai kopi. Waktu kursus yang singkat, serta standardisasi profesi barista sebagai sebuah keahlian yang dapat diakui untuk modal bekerja adalah beberapa faktor yang mendasari kursus barista hampir tak pernah sepi peminat.

Di Fulcaff Barista Training misalnya, waktu kursus yang ditawarkan adalah kelas 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Sebelumnya saat masa pandemi, menurut Syaiful ada pula kursus yang dibuat selama 4 hari.

Namun bagaimana seseorang yang ingin mendalami keahlian meracik kopi dapat menguasainya dalam waktu singkat tersebut? Syaiful pun menjelaskan bagaimana metode belajar yang ia terapkan di lembaga kursusnya.

"Untuk membantu peserta punya standardisasi, kita beri materi ke peserta dengan akses video privat yang sudah kita upload di Instagram sebagai bekal sebelum mulai kursus," jelas Syaiful yang merupakan salah satu juri untuk ajang Indonesia Latte Art Championship sejak 2019 hingga sekarang. 


Metode Pengajaran Kursus Barista

Founder Fulcaff Barista Training bersama peserta didiknya usai mendapatkan sertifikat. (Dok: Instagram @fulcaff)

Untuk awalan, dengan akses itu peserta bisa menonton 150 video untuk bekal pembelajaran. Peserta juga diberikan teori, dimasukan dalam grup Whats'App bersama peserta lain agar bisa sekaligus saling berdiskusi apabila ada hal yang ingin ditanyakan terkait pembelajaran. 

Waktu kursus yang hanya 1 sampai 3 hari diisi dengan pemberian teori serta praktik langsung. Pembelajaran yang diberikan juga bukan sekadar keahlian meracik kopi, tapi meliputi tiga hal penting untuk seorang barista yaitu hospitality, personality, dan service.

"Yang paling banyak diminati kursus yang 2 hari karena jadwalnya weekend," sambung Syaiful yang mendirikan lembaga kursusnya sejak 2017.

Meski hanya beberapa hari, kelas diselenggarakan sejak pagi hingga sore dan materi relatif lengkap sesuai kurikulum kursus dari kelas yang dipilih. Ada belajar membuat kopi dari dasar yaitu basic espreso, manual brew, hingga latte art.

Pengajarnya pun, kata Syaiful, disesuaikan dengan keahlian yang diperlukan dan rata-rata adalah orang berpengalaman yang biasa menjadi juri di ajang kompetisi kopi nasional. Misalnya, Syaiful yang memiliki lisensi Q Arabica Grader dan bertahun-tahun menjadi juri mengajarkan materi latte art. 


Kursus Harus Ditunjang Kemauan untuk Terus Belajar

Pemuda Mahasiswa Nusantara (PMN) menggelar pelatihan barista dan penyajian kopi di Cakung, Jakarta Timur,Senin (10/7/2023) siang (Istimewa)

Setelah selesai pelatihan, ada ujian untuk menentukan apakah peserta lulus untuk kemudian mendapatkan sertifikat dari Fulcaff Barista Training yang standar pendidikannya dari Asean Coffee Federation Barista Certified. "Kursus 2 hari sesuai target bisa bikin kopi, tapi mungkin belum expert tapi intinya tidak berhenti mengasah lagi materi yang sudah diberikan," sambung Syaiful lagi.

Jika peserta ingin meningkatkan keahliannya, terdapat kelas lanjutan untuk keahlian menengah hingga profesional. Sekitar 6 tahun sejak berdiri, Fulcaff Barista Training yang berlokasi di Depok pun sudah memiliki sekitar 1500 alumni dengan 245 angkatan.

Tapi edukasi seputar meracik kopi tak hanya melalui kursus yang diberikan saja, saat pandemi Syaiful bersama timnya ikut membuat konten di YouTube yang kini sudah memiliki 144 ribu subscriber. Selesai kursus tentu peserta harus mengakselerasi kemampuannya dengan praktik langsung, di mana sertifikat yang telah didapatkan dari lembaga kursus bisa dijadikan modal untuk bekerja sebagai barista.  

 


Awal Mula Mendirikan Lembaga Kursus

Barista membuat latte art di secangkir cappuccino, (30/3). (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Hal yang menarik dari lembaga kursus Fulcaff Barista Training adalah, mulanya Syaiful mendirikan coffee shop dengan nama yang sama pada 2012. Ia adalah seorang pecinta kopi yang akhirnya tertarik belajar seluk beluk kopi dengan mengikuti pelatihan dan belajar ilmu meracik kopi.

Usai belajar, ia pun tertarik untuk membuka lembaga kursus sendiri. Ia pun tak menyangka bahwa kursus barista yang dibukanya banyak peminat, bahkan kini ia fokus untuk mengurus lembaga kursusnya dibanding kedai kopinya.

"Menurut saya industri kopi grafiknya makin naik, dari pengalaman kami dari 8 peserta pasti ada yang mau buka usaha. Bukan hanya di kota besar, tapi di daerah-daerah juga udah luar biasa dan karena itu butuh barista yang kompeten," cerita Syaiful. 

Harga untuk kursus barista ini relatif, mulai dari Rp2,5 juta hingga sekitar Rp4 juta dan bahkan ada kelas 4 hari yang dibuat Syaiful saat pandemi Rp5,5 juta biayanya. Untuk menjadi barista yang handal, Syaiful menyisipkan juga ilmu terkait personality, hospitality, service yang sangat penting sebagai modal bekerja untuk barista.   

Infografis 6 Jenis Minuman Kopi yang Populer. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya