Liputan6.com, Jakarta - Seluruh umat manusia akan dibangkitkan dari kubur atau tempat lain yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk diadili satu per satu di hadapan Allah SWT.
Di Padang Mahsyar baik buruknya amal manusia akan ditimbang dan dihisab. Manusia akan mendapatkan balasan sesuai amal dan perbuatannya di dunia. Beruntunglah bagi mereka yang amal salehnya lebih berat dari amal buruknya.
Diterangkan dalam hadis bahwa di Padang Mahsyar nanti wajah dan penampilan pelaku maksiat akan ditampakkan. Disebutkan bahwa di tempat yang luas itu para pelaku maksiat yang diperlihatkan wajahnya akan dibagi menjadi 10 golongan.
Baca Juga
Advertisement
Wajah pelaku maksiat ditampilkan sesuai dengan jenis kemaksiatan yang mereka lakukan selama hidup di dunia. Ada di antara mereka yang wajahnya ditampakkan oleh Allah SWT dengan rupa binatang yang mengerikan.
Mengutip NU Online, berikut ini gambaran wajah mengerikan 10 golongan pelaku maksiat di Padang Mahsyar sebagaimana dikisahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Wajah Monyet hingga Bisu Tuli
1. Wajah Monyet
فمنهم على صورة القردة؛ فأما الذين على صورة القردة فالقتات من الناس - يعني النمام
Artinya: “Ada yang diserupakan wajahnya seperti monyet. Mereka adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyebarkan fitnah di antara manusia.”
2. Wajah Babi
وبعضهم على صورة الخنازيروأما الذين على صورة الخنازير، فأهل السحت والحرام والمكس
Artinya: "Ada yang diserupakan seperti babi. Yang serupa babi adalah orang suka makan harta haram dan merampas hak orang lain.”
3. Tubuhnya Terbalik
وبعضهم منكسون: أرجلهم أعلاهم، ووجوههم يسحبون عليها. وأما المنكسون رؤوسهم ووجوههم، فأكلة الربا،
Artinya: "Ada yang tubuhnya terbalik (kakinya di atas) dan diseret muka mereka. Yang tertelungkup kepalanya di bawah kakinya di atas, adalah kaum pemakan riba.”
4. Buta
وبعضهم عمي يتردون، والعمي: من يجور في الحكم
Artinya: "Ada yang buta tersungkur. Yang dalam keadaan buta adalah mereka yang bertindak zalim dalam pemerintahan.”
5. Bisu Tuli
وبعضهم صم بكم لا يعقلون، والصم البكم: الذين يعجبون بأعمالهم
Artinya: "Ada yang bisu tuli dan tidak berakal. Yang buta-tali ialah orang yang suka ‘ujub (bangga dan sombong) dengan amalannya."
Advertisement
Mengunyah Lidah Sendiri hingga Pakai Baju Timah Meleleh
6. Mengunyah Lidahnya Ssendiri
وبعضهم يمضغون ألسنتهم، فهي مدلاة على صدورهم، يسيل القيح من أفواههم لعابا، يتقذرهم أهل الجمع. والذين يمضغون ألسنتهم: فالعلماء والقصاص الذين يخالف قولهم فعلهم
Artinya: "Ada yang mengunyah-ngunyah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada; dari mulut mereka mengalir nanah laksana air liur berbau busuk dan membuat semua orang merasa jijik kepadanya. Yang mengunyah-unyah lidahnya sendiri seperti ini adalah para ulama dan hakim yang kata-katanya berlawanan dengan perbuatannya.”
7. Disalib di Palang Api
وبعضهم مصلبون على جذوع من النار والمصلبون على جذوع فالسعاة بالناس إلى السلطان
Artinya: "Ada yang disalib di atas palang-palang api. Yang tersalib di atas palang-palang api adalah orang yang suka memfitnah orang lain kepada penguasa.”
8. Terpotong Tangan dan Kakinya
بعضهم مقطعة أيديهم وأرجلهم، والمقطعة أيديهم وأرجلهم: فالذين يؤذون الجيران
Artinya: "Ada yang terpotong tangan dan kakinya. Yang terpotong-potong tangan dan kakinya adalah orang yang selalu mengganggu tetangganya.”
9. Tubuhnya Lebih Bau dari Bangkai
، وبعضهم أشد نتنا من الجيف والذين هم أشد نتنا من الجيف فالذين يتمتعون بالشهوات واللذات، ويمنعون حق الله من أموالهم.
Artinya: "Ada yang baunya lebih busuk dari bangkai. Yang bahunya lebih busuk dari pada bangkai adalah orang yang selalu memuaskan hawa nafsunya, bergelimang dalam dosa syahwat dan menolak menunaikan hak Allah dalam harta kekayaannya.”
10. Baju Timah Meleleh
وبعضهم ملبسون جلابيب سابغة من القطران لاصقة بجلودهم والذين يلبسون الجلابيب: فأهل الكبر والفخر والخيلاء
Artinya: "Ada yang memakai baju-baju panjang (terbuat dari timah meleleh). Mereka adalah orang yang selalu takabur, suka bermegah dan memuji diri.” (Lihat Sidi Abdul Latif at-Tajkani, al-Khuthabul ‘Aqaidiyyah [Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah: 2012], Cetakan I, Hal. 167-168).