Kamp Pengungsi Al-Maghazi di Gaza Dibombardir Israel, 30 Orang Lebih Tewas

Perang Israel dan Hamas mengakibatkan kamp pengungsi di tengah Gaza jadi target serangan pada Sabtu 4 November 2023 petang.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2023, 15:18 WIB
Seorang anak melihat gedung-gedung yang hancur akibat bombardir Israel di Rafah, Jalur Gaza, Palestina, Minggu (22/10/2023). (AP Photo/Hatem Ali)

Liputan6.com, Gaza - Perang Israel dan Hamas mengakibatkan kamp pengungsi di tengah Gaza jadi target serangan pada Sabtu 4 November 2023 petang waktu setempat. Kementerian Kesehatan yang dikelola kelompok Hamas mengatakan 30 orang lebih tewas akibat gempuran tersebut.

"Lebih dari 30 orang (meninggal) tiba di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir Al-Balah dalam pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qudra dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh kantor berita AFP seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (5/10/2023).

Dalam pernyataan yang diunggah ke Telegram, Hamas mengatakan Israel telah "secara langsung" mengebom rumah-rumah warga. Kelompok itu menambahkan korban tewas kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.

"Serangan udara Israel menarget rumah-rumah tetangga saya di kamp Al-Maghazi. Rumah saya di sebelah, sebagian hancur," kata Mohammed Alaloul, seorang jurnalis berusia 37 tahun yang bekerja untuk kantor berita Turki, Anadolu.

Jurnalis Alaloul mengatakan kepada AFP bahwa anaknya yang berusia 14 tahun, Ahmed, dan Qais yang berusia 4 tahun tewas dalam serangan itu. Sementara sang kakak, istri, ibu dan dua anak lainnya cedera.

Adapun klaim seorang juru bicara militer Israel menyebut bahwa mereka sedang menyelidiki apakah Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) sedang melancarkan operasi di daerah itu pada saat pengeboman.

Sebelumnya diketahui bahwa Israel bersumpah akan menghancurkan Hamas sebagai hukuman atas serangan brutal pada 7 Oktober oleh kelompok itu, terhadap sejumlah komunitas and pos pemeriksaan dekat perbatasan Gaza.

Menurut pihak berwenang Israel, serangan Hamas menewaskan 1.400 orang, kebanyakan warga sipil. Selain itu 240 warga negara Israel dan warga negara asing disandera setelah mereka diculik saat penyerangan.

Sementara itu, menurut informasi dari Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, lebih dari 9.480 warga Gaza – sebagian besar perempuan dan anak-anak – tewas akibat serangan Israel dan serangan darat yang makin intensif.


Israel Ogah Gencatan Senjata Sekalipun Didesak AS, Korban Jiwa di Gaza Capai 9.227 Orang

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken kembali menyambangi Israel pada Jumat (3/11/2023). Kedatangannya disebut bagian dari upaya menyerukan Israel agar menerapkan jeda kemanusiaan demi memungkinkan bantuan menjangkau masyarakat Gaza yang sekarat.

Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bergeming. Sesaat sebelum Blinken menggelar konferensi pers, Netanyahu tegas menolak gencatan sementara perang Hamas Vs Israel selama itu tidak mencakup kesepakatan pembebasan sandera. Demikian seperti dilansir The Times of Israel, Sabtu (4/11).

Perbedaan pun tampak jelas dalam sikap AS dan Israel. Ketika Blinken menyerukan bantuan kemanusiaan yang mencakup bahan bakar dikirimkan ke Gaza melalui penerapan mekanisme yang dapat menjamin bahwa bantuan benar-benar sampai ke rumah sakit-rumah sakit, Netanyahu bersikeras tidak mengizinkan itu terjadi.

Dari hari-hari sebelumnya, Israel menuduh bahwa bantuan bahan bakar, khususnya, yang dikirimkan ke Gaza dapat dimanfaatkan oleh kelompok Hamas untuk kepentingan operasi mereka.

"Selama ada AS, Israel tidak akan berdiri sendiri," ungkap Blinken dalam konferensi persnya di Israel.

Dia menegaskan kembali bahwa Israel punya hak dan kewajiban untuk membela diri dan melakukan segala yang bisa dilakukan demi memastikan bahwa peristiwa seperti serangan Hamas pada 7 Oktober tidak akan terjadi lagi.

Namun, pada saat yang sama, Blinken mengatakan, "Cara Israel melakukan hal tersebut sangatlah penting ... Kita perlu berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil Palestina."

"Tidak ada negara yang boleh atau bisa menoleransi pembantaian terhadap orang-orang yang tidak bersalah."

Blinken menyatakan bahwa pemerintah Israel memperlihatkannya gambar dan rekaman tambahan terkait serangan Hamas pada 7 Oktober. Menurutnya, mengejutkan bahwa kebrutalan Hamas dapat dilupakan begitu cepat oleh banyak orang, tapi tidak dengan AS dan Israel.

Terdapat 33 warga AS, ujar Blinken, yang tewas dalam serangan Hamas.

Di lain sisi dia menekankan bahwa melindungi warga Palestina ketika Israel mengobarkan perang adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Otoritas kesehatan Gaza pada Jumat mengumumkan bahwa warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai 9.227 orang, di mana 3.826 di antaranya adalah anak-anak.

Sementara korban di sisi Israel sedikitnya 1.400 orang dan terdapat lebih dari 200 orang yang disandera Hamas.


RI Kirim Bantuan ke Gaza, Dubes Palestina: Kami Bangga dengan Rakyat Indonesia

Presiden Jokowi, Syifa Hadju dan Tokoh Publik Lain Kirim 51,5 Ton Bantuan Kemanusiaan bagi Masyarakat Gaza. Foto: Kitabisa.

Di Sisi lain, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair al-Shun mengungkapkan rasa bangganya terhadap rakyat Indonesia atas bantuan yang dikirimkan bagi masyarakat Gaza.

"Kami bangga dengan masyarakat Indonesia, sangat bangga dengan Yang Mulia Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan saudari kami Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi), dia bekerja dan berjuang bersama kami di bidang diplomasi," ujar al-Shun, seperti dikutip dari akun Instagram Menlu Retno @retno_Marsudi.

"Indonesia selalu berada di belakang Palestina dan akan tetap mendukung warga Palestina."

Presiden Jokowi melepas pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Gaza di Pangkalan TNI Angkatan Udara, Halim Perdanakusuma, pada Sabtu (4/11/2023). 

"Alhamdulillah pada pagi hari ini bantuan Indonesia untuk rakyat Palestina akan segera diberangkatkan menuju ke Bandara El Arish di Mesir, kemudian akan diteruskan dan disalurkan ke Gaza," ujar Presiden Jokowi, seperti dikutip dari pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.

Bantuan tahap pertama yang dibawa menggunakan tiga pesawat ini memiliki berat 51,5 ton, yang terdiri dari bahan makanan, alat medis, selimut, tenda, dan barang-barang logistik lainnya. Barang-barang yang dikirimkan telah disesuaikan dengan kebutuhan di Gaza.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa bantuan tersebut berasal dari pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha yang disalurkan melalui berbagai lembaga kemanusiaan. Bantuan dikumpulkan dari lembaga seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Indonesian Humanitarian Alliance (IHA), Palang Merah Indonesia (PMI), Kitabisa, beserta pemerintah, TNI, dan Polri.

Lebih lanjut Presiden Jokowi menyatakan, pengiriman bantuan tahap selanjutnya sedang dalam proses persiapan.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi kembali menyatakan bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza tidak dapat diterima dan harus sesegera mungkin dihentikan.

Indonesia, tegas Presiden Jokowi, akan terus bersama dalam perjuangan bangsa Palestina.


4 WNI dan 1 Istri WNI Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Keluarga WNI Abdillah Onim berhasil dievakuasi dari Gaza utara dan kini telah berada di Kairo, Mesir. (Dok. Kemlu RI)

Sebelumnya lagi, Menlu Retno telah terlebih dulu menyampaikan perkembangan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Gaza. Dia mengumumkan bahwa empat WNI dan satu istri WNI berhasil dievakuasi dari Gaza ke Rafah. 

"Alhamdulillah, puji syukur, pada tanggal 2 November sekitar pukul 19.00 waktu Mesir atau sekitar pukul 00.00 3 November WIB, empat WNI dan satu istri WNI telah berhasil dievakuasi dari Gaza dan sudah tiba di Rafah," papar Menlu Retno, dalam konferensi persnya pada Jumat (3/11).

"Tim KBRI Kairo, sebagaimana yang sudah saya sampaikan pada 1 November kemarin, telah berada di Rafah sebelumnya untuk melakukan penjemputan. Tim KBRI Kairo saat ini sudah bersama dengan WNI."

Menlu Retno lebih jauh menjelaskan, "Pada pukul 04.00 dini hari tadi, saya berkomunikasi dengan Tim KBRI Kairo dan memperoleh informasi bahwa WNI dan tim Kairo dalam perjalanan ke Kairo. Diperkirakan mereka tiba di Kairo pukul 03.00 dini hari waktu Kairo."

"Sebelum press briefing ini dimulai, kami melakukan kontak kembali kepada tim dan diperoleh informasi alhamdulillah bahwa WNI dan tim dari KBRI Kairo sudah tiba di Kairo dengan selamat." 

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya