Kolaborasi Bappeda dan UGM Kukar untuk Analisis Pembangunan Pertanian Berbasis Kawasan

Untuk mendapatkan data hasil penelitian yang akurat, Bappeda dan tim peneliti UGM memfokuskan tiga kecamatan sebagai lokasi sampel penelitian pilot project pertanian terintegrasi berbasis kawasan.

oleh stella maris diperbarui 06 Nov 2023, 07:32 WIB
Ilustrasi Kawasan pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur/Istimewa.

Liputan6.com, Tenggarong Penelitian terkait analisis pembangunan pertanian berbasis kawasan di Kukar akan dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutai Kartanegara (Kukar). Untuk mendukung rencana tersebut, Bappeda Kukar bekerja sama dengan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Plt Kepala Bappeda Kukar, Syarifah Vanesa Vilna, mengatakan, saat ini, Pemkab Kukar telah menetapkan lima kawasan pertanian berbeda di Kukar sebagai lokasi pertanian terpadu. 

"Lima kawasan pertanian yang ditetapkan adalah Kecamatan Marangkayu, Sebulu-Muara Kaman, Tenggarong-Loa Kulu, Tenggarong Seberang I dan Tenggarong Seberang II," ujar Syarifah, Senin (30/10). 

Tujuan dari penelitian ini, ucap Syarifah Vanesa Vilnakata, pihaknya ingin menilai tingkat kelayakan usaha pertanian di kelima kawasan tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data hasil penelitian yang akurat, Bappeda dan tim peneliti UGM memfokuskan tiga kecamatan sebagai lokasi sampel penelitian pilot project pertanian terintegrasi berbasis kawasan. 

"Tiga kecamatan tersebut adalah Sebulu-Muara Kaman, Tenggarong-Loa Kulu dan Tenggarong Seberang," tuturnya. 

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti dari UGM, Alia Bihrajihant Raya, menjelaskan bahwa pertanian terintegrasi berbasis kawasan memiliki banyak keunggulan. Salah satunya adalah luasnya wilayah pertanian pangan dan hortikultura di Kukar, yang memungkinkan program ini mencapai tujuannya sebagai lumbung pangan Provinsi Kalimantan Timur dan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

"Kawasan pertanian terintegrasi di Kukar memiliki nilai strategis dan mampu memenuhi kebutuhan pangan di Kaltim dan IKN," kata Syarifah. 

Konsep Pertanian terintegrasi berbasis Kawasan ini diharapkan akan menjadi penggerak pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 

"Sehingga fokus pembangunan semakin mendukung seluruh lapisan masyarakat," ujarnya. 

 

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya