Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengungkap transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan perlu dilakukan agar dapat memenuhi produksi dan distribusi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
Diketahui, saat ini produksi tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Indonesia. Jumlah dokter yang dihasilkan setiap tahun tidak sebanding dengan jumlah populasi di Tanah Air. Menurut Budi, sedidaknya Indonesia harus mampu menghasilkan lebih dari 30 ribu dokter per tahun.
Advertisement
Ketersediaan jumlah dokter spesialis yang terbatas juga menjadi kendala dalam percepatan pemenuhan fasilitas kesehatan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.
"Kemarin saya groundbreaking 4 rumah sakit di IKN. Semua yang punya rumah sakit pede bahwa rumah sakitnya akan selesai bulan Juli. Enggak pedenya, cari dokternya apalagi dokter spesialis," tutur Budi Gunadi.
Demikian pula ketika Menkes mengunjungi RSUD Sepaku di IKN Nusantara beberapa waktu lalu. Dia menemukan bahwa di rumah sakit itu tidak ada dokter spesialis anestesi, spesialis bedah, terlebih spesialis ortopedi. Padahal, spesialis itu dibutuhkan akibat tingginya angka kecelakaan kerja. Alhasil pasien harus dirujuk ke Balikpapan dengan jarak tempuh 3 hingga 4 jam.
Mencermati hal tersebut, Kemenkes membuat terobosan mendorong rumah sakit tipe A dan B agar memproduksi dokter spesialis.
"Oleh karena itu, kita sudah ada terobosan dengan adanya yang Hospital Based, dari 21 prodi spesialis yang saat ini ada, mau kita dorong. Kalau bisa nanti 300 rumah sakit tipe A dan B dalam waktu yang cepat bisa produksi dokter spesialis. Ini nantinya memudahkan juga menyelesaikan masalah distribusi dari dokter spesialis yang sekarang sangat langka," jelas Menkes.
Tingkatkan Produksi Dokter Umum
Program tersebut juga dikatakan akan dapat mengentaskan masalah distribusi tenaga medis. Sebab, peserta didik diutamakan pegawai di rumah sakit yang bersangkutan sehingga penempatannya sesuai kebutuhan. Biaya pendidikan yang dikeluarkan pun akan lebih murah.
Terobosan lainnya adalah mereplikasi apa yang dilakukan pemerintah India dalam meningkatkan produksi dokter umum, yakni dengan mengirimkan dokter belajar di fakultas kedokteran luar negeri.
Advertisement
Tingkatkan Kompetisi dan Kompetensi Dokter
Guna menjaga kualitas dokter, Budi Gunadi mengusulkan meningkatkan kompetisi antara dokter Indonesia dengan dokter asing dengan mengirimkan dokter Indonesia bekerja di rumah sakit di luar negeri atau sebaliknya. Hal ini diyakini bisa meningkatkan jiwa kompetisi dan kompetensi para dokter.
"Pasien masih bahasa Indonesia, dia pasti lebih nyaman dengan dokter Indonesia. Jadi kita undang saja rumah sakit terbaik Amerika, masuk deh, bawa dokter Amerika terbaik ke Indonesia. Pasti enggak mau kalah kualitas pelayanannya. Jadi memang ada beberapa perspektif yang mesti kita lakukan untuk meningkatkan kualitas," ucap Menkes.