Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Senin, (6/11/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat 0,48 persen dalam 24 jam dan 0,48 persen sepekan.
Advertisement
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 34.891 atau setara Rp 543,9 juta (asumsi kurs Rp 15.589 per dolar AS).
Ethereum (ETH) turut kembali menguat. ETH naik 1,58 persen sehari terakhir dan 4,04 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 29,35 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 2,66 persen dan 6,84 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 3,79 juta per koin.
Kemudian kripto Cardano (ADA) masih berada di zona hijau. ADA naik 4,48 persen dalam 24 jam terakhir dan 15,27 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.348 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali melemah. SOL ambles 3,70 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 23,83 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 636.970 per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona hijau. XRP menguat 5,65 persen dalam 24 jam dan 16,69 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 10.150 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menghijau. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 2,86 persen dan 1,62 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.106 per token.
Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1,29 triliun atau setara Rp 20.449 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Microstrategy Kembali Serok 5.912 Bitcoin pada Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, Microstrategy (Nasdaq: MSTR) dalam pengumuman pers yang dirilis pada Rabu, 2 November 2023 mengatakan telah mengakuisisi sekitar 158.400 bitcoin hingga saat ini sebagai bagian dari strategi investasi kripto.
Perusahaan menambahkan 5.912 bitcoin pada kuartal tiga 2023, sehingga total kepemilikannya untuk kuartal tersebut menjadi 158.245 bitcoin yang diperoleh dengan harga pembelian agregat USD 4,68 miliar atau setara Rp 74,1 triliun asumsi kurs Rp 15.852 per dolar AS).
Microstrategy membeli Bitcoin biaya rata-rata USD 29.582 atau setara Rp 468,9 juta per bitcoin. Perusahaan kemudian akan menambahkan 155 koin lagi ke tumpukannya, setelah kuartal tiga.
Meskipun kerugian penurunan nilai kumulatif hingga saat ini, Microstrategy mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada tesis investasi bitcoinnya.
Kepala keuangan Microstrategy, Andrew Kang mengatakan semakin meningkatkan total kepemilikan bitcoin menjadi 158.400 bitcoin, menambahkan 6.067 bitcoin sejak akhir kuartal kedua.
“Komitmen kami untuk memperoleh dan mempertahankan bitcoin tetap kuat, terutama dengan latar belakang potensi peningkatan adopsi institusional yang menjanjikan,” kata Kang, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (3/11/2023).
Hasil keuangan Microstrategy untuk kuartal ketiga telah diumumkan di tengah kegembiraan dan antisipasi besar seputar potensi otorisasi dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF).
Banyak lembaga keuangan, termasuk Blackrock, Fidelity, Valkyrie, dan Vaneck, telah mengajukan permohonan mereka ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), dengan sabar menunggu persetujuan dari badan pengawas.
Advertisement
CFTC Keluarkan Rp 255,4 Miliar Untuk Bayar Pelapor Kasus Kripto
Sebelumnya diberitakan, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) telah membayar pelapor sebesar total USD 16 juta atau setara Rp 255,4 miliar (asumsi kurs Rp 15.967 per dolar AS) tahun ini, dengan sebagian besar tip berkaitan dengan kasus mata uang kripto.
Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (3/11/2023), dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Komisaris CFTC Christy Goldsmith Romero, menekankan frekuensi penipuan dan ilegalitas di pasar cryptocurrency.
Dua pelapor saja memenangkan USD 15 juta atau setara Rp 239,5 miliar sebagai kompensasi atas informasi mereka, yang menghasilkan tuntutan penegakan hukum yang berhasil pada bulan September. Dalam pernyataannya, CFTC tidak merinci jenis kasus tersebut.
Romero menyoroti peran penting pelapor dalam memerangi penipuan komoditas, dan menambahkan mereka membantu dalam mendeteksi penipuan, interpretasi bukti, dan perlindungan pelanggan.
Sejak peluncuran program ini pada 2014, CFTC telah membayar sekitar USD 350 juta atau setara Rp 5,5 triliun, sehingga mengakibatkan sanksi penegakan hukum sebesar lebih dari USD 3 miliar atau setara Rp 47,9 triliun.
Ini terjadi ketika CFTC baru-baru ini menggugat Stephen Ehrlich, mantan CEO pemberi pinjaman kripto Voyager Digital yang bangkrut. CFTC mengajukan gugatan terhadap Ehrlich di pengadilan federal AS di New York, mengklaim dia dan Voyager secara curang meminta partisipasi dalam dan mengoperasikan platform perdagangan dan penyimpanan aset digital.
Agensi tersebut menuduh perusahaan tersebut memikat pelanggan dengan janji pengembalian sebesar 12 persen pada kepemilikan kripto tertentu dan membuat pernyataan menyesatkan tentang keamanan platform.
Pertukaran Kripto Coinbase Alami Rugi Rp 31,7 Miliar pada Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, Coinbase Global (COIN), bursa kripto terbesar di Amerika Serikat (AS), membukukan kerugian kuartalan ketujuh berturut-turut karena volume perdagangan dan jumlah pelaku pasar yang berdagang di platformnya menurun.
Coinbase alami kerugian sebesar USD 2 juta atau setara Rp 31,7 miliar (asumsi kurs Rp 15.852 per dolar AS) pada kuartal ketiga melampaui ekspektasi Wall Street.
“Di tengah tingkat volatilitas yang rendah selama beberapa tahun, kami senang dengan hasil keuangan kami,” kata Coinbase dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (3/11/2023).
Coinbase masih berada di tengah perselisihan hukum dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang menggugat bursa tersebut pada Juni karena diduga mengoperasikan bursa, pialang, dan lembaga kliring sekuritas kripto yang tidak berlisensi, sehingga membahayakan pendapatan masa depannya.
Perusahaan memilih untuk membela diri di pengadilan dan CEO-nya Brian Armstrong sangat vokal mengenai ketidaksetujuannya dengan SEC. Argumen lisan akan disidangkan pada 17 Januari di ruang sidang Manhattan.
Perusahaan juga secara aktif melobi Washington untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana dunia kripto diatur.
“Meskipun pembuatan undang-undang bisa berjalan lambat dan tidak dapat diprediksi, kami masih optimis AS akan melakukan hal ini dengan benar,” lanjut perusahaan tersebut.
Terlepas dari tantangan hukum dan peraturan, saham Coinbase naik 128 persen sejak awal tahun. Sahamnya mendapat keuntungan dari reli bitcoin dan aset digital lainnya.
Selama setahun di tengah spekulasi SEC mungkin memberikan persetujuan untuk ETF bitcoin spot, yang akan memungkinkan investor mendapatkan eksposur terhadap mata uang kripto tanpa harus memilikinya.
Advertisement