Bursa Saham Asia Melejit Setelah Rilis Laporan Pekerjaan AS

Data laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah menjadi sentimen positif untuk bursa saham Asia Pasifik pada Senin, 6 November 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Nov 2023, 08:18 WIB
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin (6/11/2023) setelah laporan pekerjaan bulanan yang melemah di Amerika Serikat (AS). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin (6/11/2023) setelah laporan pekerjaan bulanan yang melemah di Amerika Serikat (AS). Hal ini membantu meredakan spekulasi the Federal Reserve (the Fed) akan terus menaikkan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, nonfarm payrolls AS meningkat 150.000 pada Oktober 2023, lebih rendah dari perkiraan konsensus Dow Jones yang diperkirakan naik 170.000.

Investor akan memantau pembacaan akhir aktivitas bisnis au Jibun Bank Jepang pada Oktober yang akan rilis pada Senin. Kembali dari akhir pekan yang panjang, indeks Nikkei 225 menguat 2 persen pada pembukaan perdagangan.

Sementara itu, indeks Topix bertambah 1,45 persen ke level tertinggi lebih dari satu bulan. Indeks Kospi Korea Selatan melambung 2,14 persen dan Kosdaq bertambah 3,39 persen.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 17.867, menunjukkan pembukaan lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan terakhir di kisaran 17.664,12.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,40 persen. Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada Jumat, 3 November 2023 setelah laporan pekerjaan yang lemah mendorong imbal hasil obligasi lebih rendah dan indeks utama mencatat pekan terbaik sejauh ini pada 2023.

Indeks S&P 500 naik 0,94 persen, dan mencatat kenaikan lima hari pertama sejak Juni 2023. Indeks Nasdaq melonjak 1,38 persen dan indeks Dow Jones melesat 0,66 persen.

Di sisi lain saham Amazon, Apple, Meta, Microsoft, Nvidia, dan Tesla yang disebut magnificent seven menjadi saham terpopuler pada 2023. Namun, salah satu investor menuturkan, dirinya kurang memberi bobot pada saham tersebut.

"The Magnificent telah melakukannya sangat baik dan siap untuk terus melakukannya dengan baik karena mereka memiliki neraca keuangan yang kokoh dan sangat menguntungkan. Mereka memakai dua tahun terakhir setelah COVID-19 untuk menjadi lebih efisien, tetapi mereka juga memiliki peluang besar ke depan terkait kecerdasan buatan,” ujar Jonathan Curtis.

Namun, ia menuturkan, investor perlu sedikit penasaran dan lebih berhati-hati terhadap perusahaan teknologi besar. Ia mengatakan, perusahaan teknologi juga punya potensi pertumbuhan yang luar biasa.

 


Bursa Saham Asia Pasifik pada 3 November 2023

Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik menguat pada akhir pekan ini seiring investor mengakses data baru untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kesehatan aktivitas bisnis di wilayah tersebut.

Dikutip dari CNBC, sektor jasa China berkembang sedikit lebih cepat pada Oktober dengan indeks manajer pembelian jasa Caixin pada 50,4, tepat di atas posisi September di kisaran 50,2.

Aktivitas sektor swasta Hong Kong alami kontraksi pada Oktober seiring dengan menurunnya bisnis baru, termasuk bisnis dari China, menurut survei yang dilakukan oleh S&P Global.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 2,5 persen pada penutupan perdagangan Jumat pekan ini. Sementara itu, indeks CSI 300 naik 0,84 persen ke posisi 3.584,14, dan hentikan penurunan dalam tiga hari berturut-turut.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,08 persen ke posisi 2.368,34. Indeks Kosdaq bertambah 1,19 persen ke posisi 782,05. Di Australia, indeks ASX 200 melonjak 1,14 persen ke posisi 6.978,20. Sedangkan bursa saham Jepang libur.

 


Penutupan Wall Street pada 3 November 2023

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada penutupan perdagangan saham Jumat, 3 November 2023. Wall street melesat setelah laporan pekerjaan AS yang lemah sehingga mendorong imbal hasil obligasi AS tergelincir.

Seiring kenaikan wall street itu membawa rata-rata indeks acuan mencatat kinerja mingguan terbaik pada 2023. Demikian dikutip dari laman CNBC, Sabtu (4/11/2023).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melesat 222,24 poin atau 0,66 persen menjadi 34.061,32. Indeks S&P 500 bertambah 0,94 persen menjadi 4.358,34. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan lima hari sejak Juni 2023. Indeks Nasdaq melesat 1,38 persen menjadi 13.478,28.

Wall street mencatat kenaikan mingguan cukup besar seiring investor semakin berharap kebijakan moneter bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga telah berakhir.

Selama sepekan, indeks Dow Jones melesat 5,07 persen, dan mencatat kinerja terbaik sejak Oktober 2022. Indeks S&P 500 menguat 5,85 persen dan indeks Nasdaq melesat 6,61 persen. Indeks tersebut mencatat kenaikan terbaik dalam sepekan sejak November 2022.

Indeks S&P 500 menguat pada Jumat pekan ini tanpa partisipasi dari anggota terbesarnya. Saham Apple turun 0,5 persen setelah produsen iPhone mengeluarkan prospek pendapatan lebih lemah pada kuartal yang berakhir Desember.

Reli pekan ini terjadi ketika S&P 500 menutup kinerja saham dengan kerugian selama tiga bulan berturut-turut.

Sedangkan selama sepekan, reli dipicu keputusan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga untuk kedua kalinya berturut-turut, serta rencana pinjaman Departemen Keuangan yang tidak terlalu memberatkan dibandingkan yang dikhawatirkan.

 


Data Ekonomi AS

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Laporan ketenagakerjaan pada Oktober 2023 lebih lemah dari harapan sehingga menunjukkan upaya the Fed untuk mendinginkan perekonomian dan menekan inflasi mungkin berhasil.

Perekonomian AS pada bulan lalu menambahkan 150.000 pekerjaan di bawah perkiraan konsensus. Peningkatan gaji sebelumnya diprediksi 170.000. Data tenaga kerja AS itu juga lebih rendah dari September 2023 sebesar 297.000.

Tingkat pengangguran naik menjadi 3,9 persen dibandingkan dengan ekspektasi yang akan tetap stabil di posisi 3,8 persen. Penghasilan rata-rata per juga meleset dari perkiraan secara bulanan naik 0,2 persen pada Oktober, di bawah perkiraan dengan kenaikan 0,3 persen.

“Dari perspektif pasar saham, angka ini mengurangi tekanan terhadap inflasi dan kekhawatiran tehradap suku bunga, namun tetap mencerminkan pasar tenaga kerja yang kuat dan menambah lapangan kerja lebih cepat dibandingkan tingkat netral sekitar 100 ribu,” ujar Portfolio Strategist  Global X, Michelle Cluver.

Imbal hasil obligasi yang telah membebani pasar saham dalam tiga bulan terakhir anjlok pada perdagangan Jumat pekan ini akibat gaji yang lebih lemah dari perkiraan dan kenaikan pendapatan rata-rata per jam yang lebih rendah.

Imbal hasil treasury bertenor 10 tahun turun lebih dari 9 basis poin menjadi 4,57 persen turun dari level tertinggi 5 persen yang dicapai bulan lalu. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun turun 13 basis poin menjadi 4,8 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya